Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Usaha Tumbuh, Smelter Huadi Nickel-Alloy Indonesia Dapat Tambahan Listrik PLN

Perusahaan smelter PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI) mendapat tambahan daya listrik sebesar 90 Mega Volt Ampere dari PLN.

28 Agustus 2021 | 17.37 WIB

ilustrasi listrik (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi listrik (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNI), perusahaan smelter nikel di Bantaeng, Sulawesi Selatan, mendapat tambahan daya listrik sebesar 90 Mega Volt Ampere (MVA) dari PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN. Tambahan daya diberikan seiring dengan bertumbuhnya usaha smelter HNI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Semua ini bisa tercapai berkat dukungan dan supplai listrik dari PLN,” kata Direktur PT Huady Nickel Alloy Indonesia, Jos Stefan Hidecky dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 28 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Semulanya, HNI telah mendapat pasokan 40 MVA dari PLN sejak 2018. Sehingga kini, PLN pun bisa memenuhi kebutuhan listrik di pabrik mencapai 120 MVA. Tak hanya HNI, Jos pun berharap PLN akan terus mengakomodir kebutuhan listrik bagi para investor di Sulawesi Selatan.

Smelter nikel adalah salah satu bisnis yang kini terus berkembang dan bermunculan. Sebab, pemerintah Indonesia sudah resmi melarang ekspor bijih nikel per 1 Januari 2020.

PLN telah memberikan jaminan untuk pemenuhan kebutuhan listrik ini. Tak hanya di Sulawesi Selatan, tapi juga di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Per Juni 2021, kapasitas listrik terpasang di Pulau Sulawwesi mencapai 5,6 Giga Watt (GW).

“PLN sangat siap untuk melayani kebutuhan listrik bagi investor di 3 provinsi, khususnya bagi industri smelter,” ujar Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, Syamsul Huda.

Di Bantaeng, PLN telah membangun Gardu Induk (GI) 150 kV Bantaeng Smelter pada Maret 2020. GI dengan nilai investasi Rp 20,1 miliar tersebut merupakan pembangunan melanjutkan dari gardu yang telah ada sebelumnya.

Menurut Huda, kehadiran GI 150 kV Bantaeng ini pun bisa merealisasikan Tingkat Komponen Dalam Negeri atau TKDN mencapai 62,88 persen,” ujar Huda. Upaya ini sejalan dengan dukungan pada peningkatan produksi komponen dalam negeri.

Terakhir, jaminan pasokan ini juga didukung sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) dengan total daya mampu mencapai 2.365 MW. Sistem ini memiliki beban puncak sebesar 1.763 MW, sehingga memiliki reserve margin atau cadangan daya sebesar 602 MW.

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus