Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Asosiasi Peternak Sapi Jawa Barat, Zabidi, mengatakan mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Peternak pun disebut merugi menjelang Idul Adha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kondisi peternak sangat menyedihkan. Padahal sapi dekat Idul Adha ini lagi mahal. Sampai saat ini belum ada peran pemerintah sama sekali," kata Zabidi saat dihubungi pada Ahad, 12 Juni 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Penyakit PMK menyebabkan sapi milik peternak sakit hingga mati. Para peternak, kata Zabidi, masih secara mandiri menangani wabah tersebut.
Menurut dia, belum ada sosialisasi maupun penanganan khusus dari pemerintah yang menyebabkan sapi di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah terjangkit penyakit tersebut. Zabidi mengungkapkan asosiasi peternak pun akhirnya saling berkomunikasi untuk berbagi informasi mengenai penanganan virus tanpa mengandalkan pemerintah.
Peternak yang sudah beternak sapi sejak 10 tahun lalu ini mengungkapkan Indonesia sebetulnya telah bebas dari PMK sejak 32 tahun lalu. Dia pun mempertanyakan penyebab virus tersebut kembali mewabah di banyak peternakan sapi di Pulau Jawa.
"Mungkin karena impor daging sapi ya. Virus ini seperti Corona, tapi kenanya ke sapi," kata Zabidi.
Pengusaha yang memiliki usaha peternakan sapi di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Rully Handarto, turut mengeluhkan virus PMK yang dianggap telah mengacaukan usahanya. Menjelang momentum Idul Adha 2022, dia harus mengubah strategi penjualan.
"Untuk tahun ini kami merubah strategi penjualan. Normalnya kami menyiapkan sapi dari jauh hari, namun untuk tahun ini kita menampung pesanan terlebih dahulu lalu seminggu sebelum hari H," kata Rully.
Cara ini dilakukan untuk menekan kerugian akibat virus PMK. Rully berharap pemerintah agar lebih serius menangani virus yang telah merebak cukup luas di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Kami berharap pemerintah peduli dengan virus ini. Para pemilik sapi jadi tidak bisa panen pada Idul Adha tahun ini karena sudah banyak sapi yang mati, apalagi di Kabupaten Malang," katanya.
Baca Juga: Tangani Penyakit Mulut dan Kuku, Pemerintah Gunakan Anggaran PEN