Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Wabah PMK Meluas Menjelang Idul Adha, Peternak Sapi: Sangat Menyedihkan

Penyakit PMK menyebabkan sapi milik peternak sakit hingga mati. Peternak merugi menjelang Idul Adha.

12 Juni 2022 | 16.43 WIB

Petugas Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian memeriksa kondisi sapi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 10 Juni 2022. Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan hewan kurban menjelang Idul Adha tahun ini dan melakukan antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan menerapkan protokol kesehatan, termasuk penyemprotan desinfektan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Petugas Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian memeriksa kondisi sapi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat 10 Juni 2022. Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan hewan kurban menjelang Idul Adha tahun ini dan melakukan antisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan menerapkan protokol kesehatan, termasuk penyemprotan desinfektan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Asosiasi Peternak Sapi Jawa Barat, Zabidi, mengatakan mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) belum mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Peternak pun disebut merugi menjelang Idul Adha.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kondisi peternak sangat menyedihkan. Padahal sapi dekat Idul Adha ini lagi mahal. Sampai saat ini belum ada peran pemerintah sama sekali," kata Zabidi saat dihubungi pada Ahad, 12 Juni 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyakit PMK menyebabkan sapi milik peternak sakit hingga mati. Para peternak, kata Zabidi, masih secara mandiri menangani wabah tersebut.

Menurut dia, belum ada sosialisasi maupun penanganan khusus dari pemerintah yang menyebabkan sapi di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah terjangkit penyakit tersebut. Zabidi mengungkapkan asosiasi peternak pun akhirnya saling berkomunikasi untuk berbagi informasi mengenai penanganan virus tanpa mengandalkan pemerintah. 

Peternak yang sudah beternak sapi sejak 10 tahun lalu ini mengungkapkan Indonesia sebetulnya telah bebas dari PMK sejak 32 tahun lalu. Dia pun mempertanyakan penyebab virus tersebut kembali mewabah di banyak peternakan sapi di Pulau Jawa.

"Mungkin karena impor daging sapi ya. Virus ini seperti Corona, tapi kenanya ke sapi," kata Zabidi.

Pengusaha yang memiliki usaha peternakan sapi di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Rully Handarto, turut mengeluhkan virus PMK yang dianggap telah mengacaukan usahanya. Menjelang momentum Idul Adha 2022, dia harus mengubah strategi penjualan.

"Untuk tahun ini kami merubah strategi penjualan. Normalnya kami menyiapkan sapi dari jauh hari, namun untuk tahun ini kita menampung pesanan terlebih dahulu lalu seminggu sebelum hari H," kata Rully.

Cara ini dilakukan untuk menekan kerugian akibat virus PMK. Rully berharap pemerintah agar lebih serius menangani virus yang telah merebak cukup luas di Jawa Timur dan Jawa Tengah. 

"Kami berharap pemerintah peduli dengan virus ini. Para pemilik sapi jadi tidak bisa panen pada Idul Adha tahun ini karena sudah banyak sapi yang mati, apalagi di Kabupaten Malang," katanya.

Baca Juga: Tangani Penyakit Mulut dan Kuku, Pemerintah Gunakan Anggaran PEN

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

 

 

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus