Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Waspadai Perang Dagang AS - Cina, Luhut: Bisa Betul-betul Perang

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia sangat mewaspadai dampak perang dagang AS-Cina.

14 Agustus 2019 | 06.42 WIB

Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Youtube.com
Perbesar
Ilustrasi perang dagang Amerika Serikat dan Cina. Youtube.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah Indonesia mewaspadai dampak dari perang dagang Amerika Serikat dan Cina beberapa waktu terakhir. Sebab, bukannya mereda, ketegangan di antara kedua negara kini justru semakin menghangat.

Tensi semakin meninggi ketika pada 1 Agustus 2019, Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif 10 persen pada barang asal Cina, yang jika diakumulasikan senilai US$ 300 miliar. Kebijakan itu langsung dibalas oleh Negeri Tirai Bambu dengan menghentikan pembelian produk pertanian dari AS.

"Kami melihat Amerika itu terpukul, sekarang mereka malah cenderung mau menaikkan lagi tarif menjadi 25 persen untuk impor senilai US$ 300 miliar. Kalau itu terjadi, bisa betul-betul perang," ujar Luhut di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2019.

Luhut mengaku sempat menanyakan kondisi tersebut kepada para pelaku industri di Cina. "Ketika dari Cina kemari,n kami bertanya ke pabrik-pabrik bagaimana dampak trade war ini. Katanya very painful. Ini perlu kami waspadai," kata Luhut. Ia pun mengatakan akan melihat perkembangan kebijakan dua negara, salah satunya hingga Pemilihan Umum Amerika Serikat akhir tahun depan.

Kini, perang dagang Amerika Serikat-Cina juga telah berkembang kepada nilai tukar mata uang Cina. Depresiasi yuan anjok hingga ke angka 7 Yuan per dolar AS. Pelemahan Yuan ini ternyata juga berimbas kepada anjloknya nilai tukar rupiah hingga kisaran Rp 14.200. "Ini yang kami waspadai," kata Luhut.

Walau demikian, Luhut optimistis di antara negara-negara berkembang lain, Indonesia berada di posisi terbaik. Contohnya, Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi 5 persen di tengah gejolak perekonomian global. Ia pun mengatakan pemerintah telah memberi kemudahan investasi sehingga para pemodal asing mau menanamkan duitnya ke Indonesia.

Karena itu, selain mewaspadai dampak negatif dari perang dagang, Luhut mengatakan pemerintah berharap juga bisa menangkap peluang ekonomi dari fenomena ini. "Perubahan rantai pasok menjadi penting, jangan nanti ada relokasi itu berubah dari Cina perginya ke Thailand dan Vietnam," ujar dia. "Kita harus sesuaikan dengan aturan negara lain jadi lebih kompetitif, kita punya potensi mengisi impor Amerika dari Cina."

CAESAR AKBAR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus