Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Yang kecil dari periklanan

Sesudah ada p3i, lahir lagi hppi (himpunan praktisi periklanan indonesia), yang didukung oleh kaum praktisi periklanan kecil. p3i diakui sebagai satu-satunya organisasi yang mewakili masyarakat periklanan.(md)

26 Februari 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MULANYA hanya omong-omong santai di lobby Hotel Hilton di Senayan, Jakarta. "Bagaimana ya kalau kita himpun para praktisi periklanan dalam satu organisasi," ucap Erie Suhartono, Direktur PT Meridian Advertising. Dua rekannya, Fachry Muhamad dari PT Poliyama Advertising dan Henry Saputra dari PT Metro Advertising, spontan mengangguk. "Okay, mengapa tidak?" ujar keduanya serempak. Para pengusaha dan praktisi periklanan yang kebetulan sedang mengadakan pertemuan di hotel itu pun menerima biikan gagasan itu. Pertemuan 23 Desmber itu menelurkan tim perumus (11 orang) yang akan mempersiapkan pembentukan organisasi baru. Maka 5 Februari berdirilah HPPI Himpunan Praktisi Periklanan Indonesia). Selama ini sudah ada P3I (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia). Apakah HPPI akan bersaing dengan P3I? Menurut Erie Suhartono, Ketua Umum HPPI, kedua organisasi itu bisa sejalan. Kalau P3I menangani segi politisnya, atau segala urusan yang berkaitan dengan pemerintah alias ke luar, katanya, HPPI berkonsultasi ke dalam. Tapi orang teringat pada satu seminar November lalu, yang menyinggung masalah masuknya periklanan ke bawah wewenang Departemen Penerangan (Dewan Pers). Tatkala disebut kemungkinan P3I yang mewakili periklanan di sana, banyak reaksi berkeberatan muncul. Lebih dari 200 perusahaan periklanan adalah non-P3I. Sedang P3I baru mampu merangkul sekitar 60-an (TEMPO, 1 Januari). Maka orang mencurigai HPPI suatu buntut ketidaksetuuan itu. "Gagasan himpunan itu sebenarnya sudah ada juga dalam pikiran saya sejak 2 uhun lalu," tukas Fachry Muhamad. Perusahaannya kebetulan belum jadi anggota P3I karena, katanya, "masih lihat-lihat, cocok apa tidak. Tapi seminar periklanan itu mempercepat pembentukan HPPI." Menurut Fachry, banyak perusahaan periklanan kecil yang memerlukan wadah lain selain P3I. Kebanyakan enggan selama ini jadi anggota karena P3I mengutip uang pendaftaran setinggi Rp 100.000 dan iuran bulanan Rp 30 000. Tapi kini kabarnya jumlah itu diturunkan jadi Rp 50.000 dan Rp 10.000 khusus untuk menarik anggota baru. Sedang bagi anggota lama iuran bulanan tetap seperti dulu. Lebih dari 50 praktisi periklanan menyambut dan kemudian bergabung dengan HPPI, yang memungut uang pendaftaran Rp 12.500 dan iuran bulanan Rp 2.500. "Munculnya HPPI disebabkan kurang berfungsinya P3I selama ini," komentar Ahmad S. Adnanputera, Penasihat Grup Studi Periklanan. Berkata pula Drs. Mohammad Hatta C.H, anggota direksi PT Gobel Dharma Cipta Yasa, yang menangani periklanan Grup Gobel: "HPPI bisa menampung semua praktisi periklanan, tak hanya pemilik perusahaan periklanan saja." Sedang Drs. B.S. Tedjasendjaja, Direktur PT Benison Advertising menyambut HPPI bila tak bertujuan mencari fasilitas. "Kalau organisasi ini bisa meningkatkan jiwa wiraswasta anggotanya, baru jempolan," katanya. Baik Hatta maupun Tedjasendjaja juga menganggap organisasi baru itu bukan tandingan P3I. Tapi siapa nanti mewakili masyarakat periklanan di Dewan Pers? HPPI atau P3I? "Terserah pemerintah," kata Drs. Indra Abidin, Ketua Umum P3I. Lalu bagaimana reaksi Soekarno, SH, Dirjen PPG (Pembinaan Pers dan Grafika), Deppen? "Dalam suatu putusan Dewan Pers, P3I diakui sebagai satu-satunya organisasi yang mewakili masyarakat periklanan," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus