Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

"Allahhu Akbar" Winarsih

Dr. Suwidji Wanamarta dari Rs.dr. Soetomo pada tanggal 15 mei 1978, berhasil melaksanakan operasi pemisahan kembar siam tak sempurna. 10 hari kemudian Winarsih sudah dapat berjalan-jalan & nyanyi. (ksh)

10 Juni 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEADAAN Winarsih -- kembar siam yang dioperasi tanggal 15 Mei lalu -- ternyata serba menggembirakan. Sepuluh hari setelah operasi ia sudah meninggalkan ruang ICU. Berarti makan-minumnya tidak perlu lagi lewat selang infus. Kembali dirawat di ruang ilmu bedah RS dr Soetomo, Surabaya, Winarsih sudah bisa makan nasi tim. Bahkan ia tidak dilarang makan sambil (lauk kesenangannya) di samping sayur dan abon. Berat badannya tanggal 30 Mei lalu 7 kg. Jadi bertambah 1 kg. Ketika monsternya baru saja dipotong, berat badannya tinggal 6 kg -- separuh dari keadaan normal bocah berumur 23 bulan. Untuk mengejar ketinggalan itu dr Suwidji Wanamarta, ketua tim dokter yang mengoperasi Winarsih, wanti-wanti kepada Paisah, ibunda Winarsih, agar memperhatikan makanan anaknya. Periang Di samping mendapatkan tubuhnya dalam keadaan normal, Winarsih juga tidak mengalami hambatan jiwa lagi. Kalau dulu sangat pendiam dan takut kepada orang yang belum dikenalnya, kini ia kelihatan jadi periang. Menurut Ny. Alit, seorang perawat yang sangat dekat dengan Winarsih, bocah itu kini tidak jarang mendendangkan lagu belek adus kali, lagu anak-anak Jawa. Ia juga senang menirukan apa yang dilihatnya. Misalnya, ketika pasien di sebelahnya bersembahyang, ia coba menirukan. "Allahu akbal" katanya, cedal, sambil menggerakkan tangannya sebagaimana orang sembahyang. Dr Suwidji sendiri tidak menduga kalau keadaan Winarsih bisa pulih secepat itu. "Kini sudah ngajak bapaknya jalan-jalan," ujar Suwidji bangga. Dulu, tapi lantaran badannya dibebani monster anak itu sering terjatuh. Karena keadaan Winarsih sudah menggembirakan, tim dokter bisa segera dibubarkan tanggal 3 Juni lalu dengan tidak lupa mengadakan selamatan. Selesai selamatan pembubaran tim dokter, Winarsih sebenarnya sudah boleh meninggalkan rumahsakit, meski pun belum bisa meninggalkan kota Surabaya. "Masih harus diperiksa dua kali seminggu," ujar Suwidji. Baru tanggal 10 Juni ini Winarsih boleh dibawa ke luar Surabaya. Supaya Nama Itu Abadi Sebagaimana direncanakan semula 11 Juni kedua orangtuanya, Marino dan Paisah akan membawa Winarsih ke daerah asalnya di Purworejo. Neneknya yang masih tinggal di daerah Jawa Tengah itu sudah siap mengadakan selamatan sebagai rasa syukur atas keselamatan cucunya. Dengan selamatan 11 Juni itu pula nama Winarsih ditambah dengan Widjiastuti hingga lengkapnya menjadi Winarsih Widjiastuti. Bagus juga. "Supaya nama dr Suwidji tetap abadi pada keluarga kami," ujar Marino. Menurut rencana, Winasih tidak akan lama di Purworejo. Hanya dua minggu. Setelah itu ia kembali ke kampung transmigrasi Tajau Pecah (Kal-Sel) yang dihuni orangtuanya sejak hampir tiga tahun lalu. Hanya saja ia harus mampir dulu ke dr. Soetomo untuk pemeriksaan terakhir. Lalu bagaimana keadaan jantungnya yang tempo hari diberitakan harus mendapatkan perawatan? "Masih belum ditentukan," jawab Suwidji. Hanya saja sejak dipotongnya monster itu keadaan jantungnya justru membaik. Mungkin lantaran beban yang semula harus melayani dua tubuh kini jadi berkurang. Kalau toh jantung Winarsih nantinya perlu dioperasi, menurut Suwidji tidak sesulit operasi monster yang baru pertama kali dilakukan di dr Soetomo. Apalagi dalam waktu dekat ini, rumahsakit itu kabarnya sudah dilengkapi dengan seperangkat peralatan baru sehingga ruang operasi di situ, menjadi lebih sempurna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus