Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PAGI itu, Andi, 2 tahun, tampak segar dengan kimono pink bermotif bunga. Ia berlari-lari santai ditemani Soras—juga 2 tahun—yang tampil dengan jaket kotak-kotak cokelat. Sesekali keduanya berhenti di rerumputan dan mengendus-endus kembang, lalu berlari lagi.
Mengendus kembang di rerumputan? Oh, ya, Andi dan Soras adalah anjing Chihuahua asal Thailand milik Chendawa Pandi. Pria 36 tahun itu saban hari membawa peliharaannya berkeliling kompleks. Seperti mengajak anak berjalan-jalan, Chendawa pun mendandani kedua hewan itu sebelum ke luar rumah. Mereka tak pernah protes. Andi terlihat tenang dan bahkan bersedia mengangkat kaki saat dipakaikan kimono.
Hobi Chendawa mendandani anjingnya tak pernah mengalami masalah. Dia bisa mencari baju paling modis untuk Andi dan Soras. Sejak Juli lalu, Doggydolly Pet’s Lifestyle hadir di Indonesia. Berlokasi di lantai empat FX Mall, Senayan, Jakarta, inilah butik pakaian anjing pertama di Tanah Air.
Banyak pengunjung tergoda melongok gerai berukuran sekitar 5 x 5 meter ini. Namun kebanyakan mereka terkecoh: mengira ini toko perlengkapan bayi. Maklumlah, penampilannya memang persis seperti baju bayi. Tak cuma model dan warnanya yang beragam, kostum mungil itu juga dipisahkan berdasarkan jenis kelamin: lelaki dan perempuan, eh, jantan dan betina.
Dress code-nya juga ada. Untuk acara resmi, ada jas dan tempelan dasi bagi si jantan serta baju merah dan biru berenda buat si betina. Untuk santai, ada kaus putih bertulisan ”Navy” dan celana jins. Bahkan baju untuk wisuda pun ada, meski belum terdengar ada anjing yang ikut kuliah. Juga jaket antihujan berbahan kedap air supaya si bleki tak kebasahan dan demam.
Selain itu, butik ini menjual berbagai aksesori anjing: topi, jepitan, pita, kalung, dan sepatu. Tak ketinggalan pernak-pernik, seperti perangkat makan dan tempat tidur, lengkap dengan bantal-gulingnya. Wow… semuanya imut dan menggemaskan. Lagi pula banyak pilihannya. Barang yang dijual di sini mencapai 1.043 item!
Persiapkan isi dompet yang tebal sebelum berbelanja di sini. Maklumlah, busana dan perlengkapan yang tersedia tidaklah murah. Pakaian dibanderol Rp 108-659 ribu. Kalung dijual Rp 159-259 ribu. Yang termahal: tempat tidur—Rp 659 ribu sampai Rp 1,2 juta! Ingat, itu buat anjing.
Rupanya harga bukan hambatan bagi ”sahabat” guguk ini. Buktinya, selama dua setengah bulan beroperasi, butik asal Thailand ini menangguk keuntungan lumayan banyak. Pada akhir pekan, kata Ila—penjaga butik—omzetnya bisa mencapai Rp 3 juta.
Salah satu pelanggan yang bertandang ke Doggydolly adalah Ruth Sahanaya. Penyanyi asal Ambon itu, kata Ila, memborong lima pakaian anjing cowok dan lima cewek. Sambil memilih-milih, Uthe—panggilan akrab sang diva—beberapa kali menelepon ke rumah menanyakan ukuran yang pas untuk anjingnya.
Memang tak semua jenis anjing cocok mengenakan kostum. Biasanya hanya yang bertubuh mungil dan berbulu pendek, misalnya Chihuahua, Puddle, Minipincer, Suitsu, dan Maltis. Adapun jenis Pomeranian dan Yorkshire justru dinikmati dari keindahan bulunya yang panjang dan tebal. ”Kalau dikasih baju, enggak kelihatan dong bulunya,” kata Chen, yang juga pengelola situs indodogs.com.
Andi dan Soras—dua Chihuahua kesayangan Chen—hanya dipakaikan baju jika ke luar rumah. Keduanya memiliki delapan potong pakaian yang bisa dipakai bergantian. Sementara itu, di rumah, mereka biasanya ”telanjang”. Seperti kata pemiliknya, ”Mereka merasa kepanasan juga.” Meski mabuk kepayang pada anjing, Chen tak pernah menyamakan baju yang dia pakai dengan hewan-hewan itu. ”Ya, saya enggak sampai ke situlah,” katanya tergelak.
Nah, yang sampai ingin tampil kompak dengan anjing peliharaan juga ada. Bahkan pasangan anjing dan tuannya itu dengan bangga memamerkannya di depan umum. Lihatlah All Breed Dog Show di Springhill Golf Residence, Kemayoran, akhir Agustus lalu. Acara kerja sama Klub Boxer Indonesia dan Perkumpulan Kinologi Indonesia cabang Jakarta ini diikuti 600-an ekor anjing dari 30 ras—termasuk Doberman, Shar-pei, Old English Sheepdog, Fox Terrier, Golden Retriever, Pomeranian, dan Kintamani yang asli Bali. Salah satu acara yang paling menyedot perhatian adalah peragaan busana anjing.
Dalam peragaan busana ini, yang tampil bukan hanya si anjing, tapi juga pemiliknya. Hebatnya, mereka berdandan kembar dengan peliharaan mereka. Seekor Siberian Husky berkuping tegak memakai blus putih mengkilat dan rok biru menggembung, lengkap dengan pita besar di dada dan gelang berwarna senada di kaki. Gadis pemiliknya berdandan ”bak pinang dibelah dua”, sama-sama berkuncir dua—yang bentuknya disamakan dengan telinga anjing—dan memakai kostum serta aksesori persis binatang berkaki empat itu. Dua-duanya tampak lucu dan menggemaskan.
Peserta lain—seorang bocah belasan tahun—juga tampil kembar tapi lebih sederhana. Ia dan Chihuahua-nya kompak mengenakan kaus merah marun dan celana hitam. Ada pula wanita muda mengenakan topi merah, tank top kuning emas, dan rok berumbai—serupa benar dengan anjingnya. Si gadis bahkan rela mengenakan kacamata berbingkai hitam menyerupai mata Siberian Husky-nya yang memiliki lingkaran hitam.
Ini memang lomba terbesar dengan peserta terbanyak yang pernah dibikin di Tanah Air. Tak mengherankan jika kontes ini meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia sebagai acara dengan anjing terbanyak. Museum Rekor juga memberikan penghargaan kepada anjing ras Kintamani yang asli Indonesia. Selama ini, anjing-anjing di dalam negeri umumnya adalah ras impor.
Memberi baju lucu dan modis kepada anjing peliharaan wujud rasa cinta si pemilik terhadap anjingnya. Bila sudah sampai tahap memberi baju, tuannya bleki ini pasti sudah akrab dengan perawatan tubuh dan rambut—tentu saja—untuk anjing mereka. Nah, tempat-tempat jasa perawatan lebih mudah ditemui dibanding butik anjing.
Salah satu tempat yang menyediakan pelayanan ini adalah Salon Anjing Galaksi di Pluit, Jakarta Utara. Saat Tempo datang dua pekan lalu, Noel—seekor Pomeranian berambut gondrong keemasan—sedang dimandikan. Perlu waktu sampai satu setengah jam untuk menuntaskan seluruh proses tersebut, mulai menyiram, menyabuni, hingga menyisirnya. Setelah didiamkan selama 30 menit, barulah bulu-bulunya dikeringkan dengan mesin pengering.
Pemiliknya, Budi Suryanto, memang pelanggan setia salon itu. Selain itu, ia masih memiliki sekitar seratus ekor anjing lainnya. Si Pomeranian itu dua minggu sekali dibawa ke Galaksi. Tak aneh jika ia terlihat santai, dengan tatapan mata datar, saat ”prosesi” berlangsung. Ia tak bertingkah—dan bahkan tampak menikmati—ketika diangkut ke dalam bak, disiram dengan air dingin, dan diembus hairdryer. Selain memanjakan tubuh anjing, salon Galaksi menyediakan kostum khusus si guguk. Cuma, tak seperti DoggyDolly yang sangat komplet, tempat ini hanya menyediakan yang berbahan dasar kaus dengan sedikit pilihan.
Berbahagialah wahai para anjing yang punya tuan orang berada dan jadi kesayangan. Hidup mereka makin bergengsi dan mungkin juga mulia. Ada butik, tersedia salon kecantikan buat mereka. Bahkan baju-baju lucu dan trendi juga dipasarkan melalui Internet, dan tentu saja yang mengakses Internet itu pemiliknya. Salah satunya di indodogs.com yang memajang aneka pilihan busana bagi hewan berkaki empat ini, termasuk baju batik yang sedang tren dan kaus bola. Semua dibanderol rata-rata Rp 55 ribu. Luar biasa, guk… guk!
Andari Karina Anom, Iqbal Muhtarom
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo