Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Arti Kata Gabut yang Ramai di Media Sosial

Gabut adalah singkatan dari gaji buta yang menggambarkan kondisi di mana seseorang menerima gaji atau imbalan tanpa melakukan pekerjaan

19 Desember 2024 | 21.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JAKARTA - Gabut adalah salah satu kata slang alias bahasa gaul yang sering digunakan anak muda. Kata ini pun ramai dipakai baik dalam kehidupan sehari-hari hingga platform media sosial seperti WhatsApp, Instagram atau Facebook.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai salah satu istilah yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, "gabut" memiliki arti yang cukup sederhana. Lantas, apa arti kata gabut? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini, ya.

Arti Kata Gabut

Kata gabut adalah kependekan dari "gaji buta," yang awalnya digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang menerima gaji atau imbalan tanpa melakukan pekerjaan atau tanggung jawab yang seharusnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, seiring perkembangan zaman dan perubahan budaya, terutama di kalangan milenial dan generasi Z, makna kata gabut kini telah mengalami perubahan.

Istilah ini kini lebih sering digunakan untuk menggambarkan keadaan bingung atau bosan, di mana seseorang tidak tahu apa yang harus dilakukan karena tidak ada kewajiban yang perlu diselesaikan.

Bagi banyak anak muda, terutama di kalangan generasi milenial dan generasi Z, kata gabut sering digunakan untuk menggambarkan aktivitas yang tidak produktif, atau bahkan perasaan malas di saat mereka tidak memiliki tugas atau kewajiban yang harus diselesaikan. 

Misalnya, seseorang yang sedang gabut mungkin akan menghabiskan waktu dengan scrolling media sosial atau melakukan hal-hal yang tidak produktif karena mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan.

Fenomena gabut ini sering terjadi ketika seseorang merasa tidak ada aktivitas yang bisa diisi untuk menghabiskan waktu, seperti saat liburan panjang atau ketika sedang tidak bekerja.

Orang yang sering merasa gabut atau membiarkan dirinya gabut dapat dipandang oleh orang lain sebagai seseorang yang tidak berguna atau bahkan merepotkan karena tidak memiliki kegiatan yang bermanfaat.

Contoh Penggunaan Kata Gabut

Berikut adalah beberapa contoh kalimat yang menunjukkan bagaimana kata gabut digunakan dalam berbagai situasi sehari-hari:

  1. Gabut karena tidak ada kerjaan
  • "Hari ini aku gabut banget, nggak ada tugas yang harus dikerjakan."
  • "Lagi gabut nih, jadi cuma nonton Netflix seharian."
  1. Gabut saat ;iburan atau waktu luang
  • "Akhir pekan ini aku gabut, nggak tahu mau ngapain."
  • "Gabut banget deh di rumah sendirian, cuma tidur aja."
  1. Gabut di tempat kerja atau kuliah
  • "Tugas sudah selesai, sekarang aku gabut di kantor."
  • "Gabut banget di kampus, kelasnya dibatalkan."
  1. Gabut karena tidak ada ide untuk beraktivitas
  • "Aku lagi gabut nih, ada yang bisa kasih ide seru buat di rumah?"
  • "Gabut banget, aku bingung mau ngapain di akhir pekan ini."
  1. Gabut Sebagai alasan malas atau tidak produktif
  • "Lagi gabut aja, jadi nggak ada mood buat kerja."
  • "Aku gabut banget, nggak ada energi untuk ngapa-ngapain."

Dampak Negatif Gabut

Merasa bosan atau jenuh adalah hal yang wajar, namun jika berlangsung terus-menerus, dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Berikut beberapa dampak negatif dari gabut jangka panjang:

  1. Kesepian. Tidak adanya interaksi sosial bisa menyebabkan rasa kesepian, yang memperburuk perasaan bosan.
  2. Kemalasan. Terus-menerus gabut dapat membuat seseorang merasa malas dan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas atau tanggung jawab.
  3. Rendah diri. Seseorang yang sering gabut bisa merasa tidak berguna, yang berujung pada penurunan self-esteem.
  4. Stres. Kekosongan aktivitas dapat memicu kecemasan dan stres berlebih karena merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan.
  5. Depresi. Jika stres dibiarkan berlarut-larut, kondisi ini bisa berkembang menjadi depresi, di mana seseorang merasa tidak berguna bagi dirinya sendiri atau orang lain.

AULIA ULVA, berkontribusi dalam artikel ini.

Andika Dwi

Andika Dwi

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus