Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mioklonus merupakan istilah medis untuk menyebut sentakan atau kejang otot yang di luar kendali tubuh. Kondisi itu menandakan adanya masalah kesehatan lain. Mioklonus dipengaruhi sistem saraf seperti epilepsi, metabolisme, atau reaksi terhadap obat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Cleveland Clinic, orang yang mengalami mioklonus ototnya tiba-tiba menegang atau berkontraksi atau mengendur. Kejang otot terjadi di satu tangan, lengan, kaki, hingga wajah. Terkadang, mioklonus melibatkan banyak otot pada saat yang bersamaan.
Apa itu mioklonus?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setiap orang pasti pernah mengalami sentakan otot yang tidak disengaja. Mioklonus ditandai seperti cegukan, melompat karena terkejut, atau merasa tubuh tersentak saat tertidur.
Mengutip WebMD, mioklonus terjadi karena sistem saraf tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sesuatu membuat sel saraf terhambat dan mengirimkan isyarat tak tepat ke otot. Beberapa bagian otak mungkin memiliki keterkaitan, tapi para ahli belum menyimpulkan sepenuhnya penyebab masalah sistem saraf itu.
Terkadang, penyebabnya kondisi medis, antara lain:
- Cedera kepala atau sumsum tulang belakang
- Infeksi
- Gagal ginjal atau hati
- Reaksi opioid
- Stroke atau serangan jantung yang membuat otak kurang mendapatkan oksigen
- Gangguan metabolisme seperti gula darah tinggi, rendah atau kadar kalsium atau kurang natrium.
Mengutip WebMD, para ahli telah mengklasifikasikan mioklonus dalam beberapa jenis:
1. Aksi
Kondisi ini dipicu gerakan yang mempengaruhi lengan, kaki, wajah, dan suara.
2. Fisiologis
Jenis ini dialami orang tanpa masalah kesehatan yang mendasarinya. Kondisi ini menyebabkan cegukan, kedutan saat terkejut, dan kejang saat baru saja tertidur atau bangun. Kedutan atau sentakan adalah satu-satunya tanda. Ini mungkin menjadi lebih parah dari waktu ke waktu.
4. Simtomatik (sekunder)
Kondisi kesehatan lain, seperti infeksi, stroke, tumor otak, kekurangan oksigen, atau kontak dengan bahan kimia.
5. Stimulus-sensitif
Kondisi ini dipicu hal-hal di sekitar seperti cahaya, kebisingan, atau gerakan.
6. Batang otak
Suara yang terdengar atau sesuatu yang dilihat secara tiba-tiba menyebabkan meringis.
7. Refleks kortikal
Para ahli berpikir kondisi ini semacam epilepsi. Orang yang mengalainya rentan terhadap gerak tiba-tiba seperti tersentak di tungkai atas dan wajah.
8. Palatal
Kondisi tremor di langit-langit lunak mulut. Kondisi kemungkinan mempengaruhi wajah, lidah, diafragma, dan tenggorokan. Rentetan gerak itu juga mungkin muncul saat tidur.
9. Refleks retikuler
Kedutan atau sentakan di seluruh tubuh terjadi dengan jenis mioklonus ini. Pemicu termasuk gerak atau sesuatu dilihat atau didengar.
10. Tidur
Otot kejang saat tidur, terutama mempengaruhi bibir, mata, jari tangan, dan kaki.
11. Epilepsi
Kondisi ini dialami orang yang gangguan kejang atau epilepsi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.