Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Terapi reperfusi prosedur pengobatan untuk memulihkan aliran darah yang tersumbat. Terapi ini biasanya diterapkan untuk pengobatan penyakit jantung.
Metode terapi reperfusi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Reperfusi dengan alat
Terapi reperfusi yang dilakukan dengan alat biasanya meliputi prosedur bedah invasif minimal, seperti dengan percutaneous coronary intervention atau PCI jantung. Terkadang, prosedur PCI jantung ini juga diikuti dengan angioplasti atau membuka pembuluh darah, dikutip dari Mayo Clinic.
Angioplasti sering dikombinasikan dengan penempatan tabung wire mesh kecil yang disebut stent. Stent membantu menopang arteri terbuka, guna mengurangi kemungkinan penyempitan lagi. Angioplasti memperbaiki gejala arteri yang tersumbat, seperti nyeri dada dan sesak napas. Angioplasti juga sering digunakan mengurangi jumlah kerusakan jantung.
2. Reperfusi dengan obat-obatan
Mengutip American Heart Association, obat fibrinolitik berfungsi untuk menghancurkan penggumpalan darah yang menyumbat pembuluh arteri. Proses pemecahan sumbatan darah ini disebut dengan fibrinolisis atau trombolisis.
Pemberian obat fibrinolitik dalam terapi reperfusi hanya membantu mengembalikan aliran darah yang tersumbat. Kerusakan akibat serangan jantung tak bisa diatasi hanya dengan terapi fibrinolitik. Diperlukan penanganan lebih lanjut dengan angioplasti dan stent jantung. Ada beberapa faktor yang menentukan pasien perlu menerima pengobatan fibrinolitik, pertimbangan usia, jenis kelamin, riwayat penyakit.
Pertimbangan faktor itu sangat penting, karena terapi fibrinolitik juga rentan risiko pendarahan dan embolisasi, ketika potongan kecil bekuan darah pecah dan mengalir lebih dalam ke organ yang terkena.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.