Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu belakangan, kasus cacar monyet di sejumlah negara Eropa terus bermunculan. Meskipun jarang terjadi, namun kemunculan kasus cacar monyet perlu diwaspadai. Hal itu karena cacar ini termasuk penyakit zoonosis. Artinya, cacar monyet tidak hanya ditularkan sesame hewan, melainkan juga hewan kepada manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah selama hidup Anda pernah merasakan penyakit cacar? Cacar adalah salah satu gangguan pada kulit yang bisa ditularkan melalui infeksi virus varicella. Penderita cacar umumnya akan mengalami ruam pada kulit yang ditandai dengan gatal dan sakit. Gejala yang dialami bisa terjadi hingga beberapa minggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ciri khas penyakit cacar yang paling umum yaitu muncul bentol-bentol pada kulit. Pada bagian kulit yang bentol tersebut berisi cairan. Namun, dalam beberapa waktu, bentol yang berisi air akan pecah dan mengering.
Tahukah Anda jika cacar tidak hanya ada satu jenis, melainkan ada tiga jenis. Di antaranya yaitu cacar air, cacar ular, dan cacar api atau cacar monyet.
1. Cacar air
Cacar air disebabkan oleh virus Varicella zoster atau Chicken pox. Umumnya, cacar air menyerang usia anak-anak. Namun, tidak menutup kemungkinan jika seseorang mengalaminya di usia berapa pun. Melansir dari nhs.uk, cacar air tergolong sebagai jenis cacar yang paling mudah dan wajar. Penderita cacar air akan sembuh dalam kurun waktu satu hingga dua minggu dengan gejala demam.
2. Cacar ular
Ada dua kemungkinan seseorang terkena cacar ular. Kemungkinan pertama yaitu jika seseorang baru saja sembuh dari cacar air, namun virus dari cacar air tersebut belum sepenuhnya hilang. Sementara kemungkinan kedua adalah adanya serangan virus herpes zoster.
Melansir dari Healthline, inveksi dari adanya virus ini ditandai dengan adanya ruam yang menyebabkan kulit terasa sakit dan terbakar. Cacar ular biasanya muncul sebagai garis lepuh pada sisi tubuh, biasanya di leher maupun wajah.
Sebagian besar kasus cacar ular sembuh dalam waktu 3-5 minggu. Cacar ular bisa terjadi pada siapa saja yang pernah menderita cacar air. Namun, menurut NIATrusted Source, terdapat beberapa faktor risiko tertentu berikut ini:
- Berusia 60 tahun atau lebih.
- Memiliki kondisi yang melemahkan sistem kekebalan, seperti HIV atau kanker.
- Pernah menjalani pengobatan kemoterapi atau radiasi.
- Mengonsumsi obat yang melemahkan sistem. kekebalan, seperti steroid atau obat yang diberikan setelah transplantasi organ.
- Memiliki herpes zoster sebelumnya.
3. Cacar api atau cacar monyet
Beberapa waktu belakangan, cacar monyet sempat ramai di Singapura. Cacar monyet adalah penyakit cacar yang disebabkan oleh virus monkey pox. Jenis cacar ini paling sering ditemui di Afrika Tengah dan Afrika Tengah.
Melansir dari cdc.gov, cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958. Penamaan cacar monyet berawal ketika wabah penyakit mirip cacar ini terjadi pertama kali di koloni monyet yang diawetkan untuk penelitian.
Kasus cacar monyet pertama pada manusia tercatat pada 1970 di Republik Demokratik Kongo (DRC). Sejak itu, cacar monyet telah dilaporkan menular di beberapa warga negara Afrika tengah dan barat lainnya seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone.
Gejala cacar monyet menyerupai gejala cacar lainnya, yaitu demam tinggi, rasa lemas pada tubuh, dan adanya gangguan pernapasan. Sementara penularannya bisa melalui kontak darah dan selaput lendir yang ditularkan oleh hewan penular.
RISMA DAMAYANTI