Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cacar monyet telah masuk ke Indonesia. Untuk daerah Jakarta berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Jumat, 27 Oktober 2023, tercatat ada 15 orang dengan kasus positif. Secara rinci, satu kasus dinyatakan sembuh dan 14 merupakan kasus positif aktif dan masih menjalani isolasi di rumah sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberikan beberapa rekomendasi terkait pencegahan hingga penanganan cacar monyet. Rekomendasi pertama terkait pencegahan dimulai dengan menghindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox agar tidak terjadi penularan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lebih dari 90 persen penularan melalui kontak erat, terutama kontak seksual. Hindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox, tidak menggunakan barang bersama, misalnya handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur, alat mandi, dan perlengkapan tidur seperti sprei, bantal, dan lainnya," kata Ketua Satuan Tugas MPox IDI, dr.Hanny Nilasari, Sp.DVE di Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023.
Selanjutnya, ia menyarankan untuk populasi yang masuk kategori risiko tinggi, misalnya memiliki banyak pasangan dan dalam kondisi immunocompromised macam autoimun dan penyakit kronis lain, sedapat mungkin hindari perilaku yang berisiko. Ia menegaskan kepada kelompok berisiko tinggi itu agar dapat melakukan hubungan seksual yang aman dan sehat dengan menggunakan kondom serta melakukan vaksinasi.
Segera periksakan
Selanjutnya untuk masyarakat umum, apabila mengalami gejala berupa lesi kulit yang tidak khas dan didahului demam dianjurkan dapat segera mengunjungi dan berkonsultasi dengan dokter. Hanny juga menyampaikan beberapa rekomendasi yang perlu dilakukan tenaga medis dalam hal pencegahan hingga penanganan penyakit itu.
Ia menyebutkan apabila ditemukan kasus terduga cacar monyet, tenaga medis perlu melakukan pemeriksaan awal berupa wawancara tentang perkembangan penyakit (anamnesis). Setelah itu, tenaga medis harus melakukan pemeriksaan lesi kulit dan organ-organ secara detail dan lengkap (PF) serta pemeriksaan swab, yakni pemeriksaan lab khusus dengan mengambil cairan dari lenting/keropeng/kelainan kulit.
Hanny juga menyarankan terkait antivirus dan vaksin sebaiknya dilakukan secara desentralisasi di dinas kesehatan kabupaten atau kota yang ditunjuk dengan alur permintaan sesuai yang ditetapkan Kementerian Kesehatan dan diberikan atas indikasi serta skala prioritas. Terakhir, tentunya peningkatan edukasi kepada masyarakat terkait cacar monyet semakin disebarluaskan agar penyakit ini bisa dicegah penyebarannya.
Bagi yang mencari informasi umum mengenai cacar monyet bisa mengunjungi situs web Kementerian Kesehatan https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/FAQ_Monkeypox.pdf. Kemenkes juga telah menyediakan vaksin MPox yang telah diberikan pada 251 orang dari target 495 orang.
Pilihan Editor: Kelompok yang Perlu Vaksinasi Cacar Monyet Menurut Dokter