Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

4 Dampak Buruk Bullying bagi Korban

Konsekuensi kesehatan fisik dari bullying bersifat menimbulkan efek jangka panjang

3 Oktober 2023 | 11.23 WIB

Ilustrasi cyber bullying. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi cyber bullying. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI meminta agar kasus dugaan bullying di tempat persewaan PlayStation di Kebon Jeruk, Jakarta Barat diselesaikan melalui jalur diversi atau damai. Komisioner KPAI Kawiyan saat konferensi pers di Polres Metro Jakarta Barat meminta agar korban dan pelaku berdamai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kasus dugaan bullying atau perundungan ini terjadi terhadap anak usia 8 tahun inisial MR yang dilakukan oleh RM anak usia 10 tahun. "Tadi kami juga mengusulkan agar keduanya berdamai, baik korban maupun pelaku berdamai dengan menempuh jalur apa yang dikenal dengan diversi," kata Kawiyan, Senin, 2 Oktober 2023, dikutip dari Antara.

Dampak Buruk Bullying

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Merasa Tidak Aman

Merujuk buku Preventing Bullying, perundungan bisa terjadi secara langsung maupun tidak. Saat seseorang ditindas, ia selalu merasa tidak aman dan waspada. Kondisi itu mempengaruhi dampak mental dan emosional yang besar. Ia cenderung merasa tidak diterima, terpencil, menjauhkan diri dari hubungan sosial

2. Gangguan Kesehatan

Konsekuensi kesehatan fisik dari bullying bersifat menimbulkan efek jangka panjang,seperti sakit kepala, gangguan tidur, dan gejala somatis. Adapun gejala somatis kondisi medis yang muncul akibat dari masalah psikologis. Dikutip dari Preventing Bullying Through Science, Policy, and Practice dalam situs web National Center for Biotechnology Information.

Efek emosional dari perundungan diekspresikan melalui gangguan somatis. Gejala umum yang berhubungan dengan stres atau kecemasan akibat bullying antara lain susah tidur, gangguan pencernaan, sakit kepala, jantung berdebar, dan nyeri.

3. Masalah Sosial

Otak memproses rasa sakit sosial. Rasa sakit sosial menggambarkan perasaan sakit yang mengikuti pengalaman penolakan teman sebaya, pengucilan, atau kehilangan. Rasa sakit sosial konsisten dengan cara orang menggambarkan perasaan saat ditindas.

Orang yang menjadi korban bullying rentan merosot harga dirinya dan selalu merasa tertekan. Trauma masa kanak-kanak sering dikaitkan dengan penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol dan obat-obatan semasa bertumbuh dewasa.

4. Kinerja Akademik Merosot

Korban bullying rentan mengalami penurunan prestasi akademik saat diukur dengan nilai. Anak-anak korban bullying mempunyai peningkatan risiko prestasi akademik yang buruk.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus