Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan cinta yang tidak sehat akan berakibat pada kualitas keharmonisan pasangan dan salah satu harus mengakhiri hubungan itu. Namun, kenyataannya mengakhiri hubungan membutuhkan waktu yang lama untuk move on dari situasi itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meninggalkan hubungan yang tidak baik membuat orang harus merasakan ketakutan yang luar biasa untuk membiasakan dan melupakan banyak hal yang telah dilakukan. Banyak alasan yang dialami setiap orang yang tidak mampu melupakan kenangan bersama mantan pasangannya yang nyatanya merupakan hubungan yang kurang sehat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, mengapa hal itu bisa terjadi? Berikut beberapa alasan orang susah move on dari hubungan beracun atau toxic relationship.
Masih berharap lebih baik lagi
Alasan pertama mengapa orang masih susah move on dari hubungan yang kurang baik adalah karena masih memiliki harapan untuk berubah menjadi lebih baik. Hal ini yang membuat orang masih menunggu dan mencari kesempatan di waktu lain untuk memperbaiki hubungan cinta melalui janji.
Trauma masa lalu
Pengalaman yang kurang mengenakan di masa lalu membuat orang takut dan trauma dengan kejadian yang sama dalam hubungan yang sedang dijalani.
Merasa terisolasi
Tekanan dari luar, seperti teman atau anggota keluarga salah satu pasangan yang kurang mendukung, juga membuat orang menjadi bingung dan tidak memiliki tujuan selain bersama pasangan.
Paksaan dari pihak luar
Ketika sudah berada dalam hubungan yang tidak baik dan ingin mengakhirinya namun pihak luar tetap memberikan tekanan untuk bisa bersama menjadi salah satu hal yang membuat orang susah move on. Tekanan tersebut dilakukan untuk menghindari stigma sosial mengenai kegagalan pribadi yang tidak mampu mempertahankan hubungan dengan baik.
Mengalami kesulitan hukum
Ketika orang sudah merasa hubungan itu tidak sehat maka akan ada tindakan melaporkan ke pihak berwenang untuk mendapatkan perlindungan. Sayangnya, hal tersebut tidak selalu mudah dan butuh beberapa bukti kuat untuk menghindari tuduhan palsu.
WIBI PUTRI R. | Very Well Mind