Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Junk food sebutan untuk makanan cepat saji yang tinggi kalori dan rendah nutrisi. Junk food juga diartikan sebagai makanan tidak sehat. Adapun makanan maupun minuman umum dikemas dalam kotak atau kaleng cenderung banyak mengandung lemak, gula, garam, dan perisa buatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apabila dikonsumsi dalam waktu lama, junk food sebagai makanan tidak sehat rentan menganggu tubuh.Itu mempengaruhi penambahan berat badan, masalah jantung, dan risiko diabetes.
Apa saja jenis makanan junk food?
1. Minuman manis kemasan
Mengutip Healthline, minuman manis kemasan dikategorikan junk food, karena biasanya mengandung gula, tinggi kalori, dan rendah nutrisi. Meski bukan satu-satunya faktor risiko masalah kesehatan, konsumsi minuman manis dalam jangka panjang bisa menyebabkan penambahan berat badan dan mempengaruhi dengan kerusakan gigi, diabetes, penyakit jantung, dan kanker.
2. Pizza cepat saji
Ilustrasi pizza. Sumber: Unsplash/asiaone.com
Tak jarang pizza cepat saji mengandung asupan daging olahan, seperti pepperoni dan sebagian besar jenis bacon yang digunakan sebagai taburan atau topping. Padahal, daging olahan berpotensi menyebabkan kanker bila dikonsumsi secara terus-menerus. Sebagian besar pizza juga kerap diproduksi menggunakan tepung yang sangat halus yang rendah nutrisi jika dibandingkan biji-bijian.
3. Roti putih kemasan
Roti putih kemasan biasanya terbuat dari gandum olahan yang telah dihilangkan serat dan beberapa nutrisi penting lainnya. Roti putih berpotensi menyebabkan kenaikan kadar gula darah.
4. Gorengan
ilustrasi gorengan (Freepik.com)
Mengutip Health Direct Australia, mengonsumsi makanan yang digoreng, setidaknya empat kali atau lebih setiap pekan berisiko diabetes tipe 2, gagal jantung, berat badan bertambah, dan hipertensi. Sebab, memasak menggunakan metode suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang langsung di atas api terbuka, menghasilkan bahan kimia amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH).
Dalam studi berbasis laboratorium, HCA dan PAH bersifat genotoksik, artinya menyebabkan kerusakan genetik (DNA) yang meningkatkan risiko kanker.
5. Daging olahan
Daging olahan jenis makanan yang mengalami pengolahan untuk meningkatkan rasa, menjaga kualitas, atau memperpanjang umur simpan. Contohnya, sosis, ham, dan daging kalengan.
Berbagai penelitian menunjukkan, adanya hubungan kuat antara daging olahan dan kanker, terutama kanker usus besar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengklasifikasikan daging olahan sebagai kelompok karsinogen.
Baca: 4 Risiko Sering Mengonsumsi Junk Food
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini