Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan atau Kemenkes mencatat, jumlah orang dengan penyakit sifilis meningkat hampir 70 persen sejak 2016 hingga 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril menjelaskan, penyebab peningkatan kasus dipengaruhi perilaku seks berisiko yang dilakukan orang tua, misalnya melalui oral atau anal. "Perilaku seks yang berisiko ini sangat mungkin untuk mencederai hak anak dan mengancam kelangsungan hidupnya, karena bisa menimbulkan kecacatan," katanya dalam Konferensi Pers: Melindungi Anak dari Penularan Penyakit Seksual yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin, 8 Mei 2023, dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sifilis menyebar melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan luka tersebut. Sifilis infeksi bakteri yang biasanya menular melalui kontak seksual. Merujuk Mayo Clinic, penyakit itu dimulai sebagai luka yang tak nyeri di alat kelamin, rektum atau mulut.
Mencegah penyebaran sifilis
1. Menghindari kontak langsung dengan luka
Sifilis menyebar melalui kontak langsung dengan luka terbuka atau melalui transfusi darah. Kontak dengan darah yang terkontaminasi inti penularan.
2. Tes berkala
Mengikuti tes sifilis rutin membantu mendeteksi penyakit secara dini dan mencegah penyebaran ke pasangan seksual. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Penting memastikan membuang jarum suntik secara aman supaya tidak melukai orang lain.
3. Tidak berganti pasangan
Penularan sifilis melalui hubungan seksual. Berganti pasangan seksual, memperbesar risiko terpapar sifilis. Sebelum berhubungan seksual penting untuk selalu berkomunikasi terbuka dan memastikn dengan pasangan mengenai kondisi kesehatan masing-masing.
Menurut Center for Disease Control and Prevention, orang dinyatakan sembuh dari sifilis berkemungkinan memiliki risiko terinfeksi lagi jika pasangan seksual masih terinfeksi.
4. Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi atau alat pengaman saat melakukan hubungan seksual membantu mencegah penyebaran sifilis dan penyakit menular seksual lainnya. Merujuk Center for Disease Control and Prevention, sifilis atau infeksi menular seksual penyakit tersebab bakteri Treponema pallidum.
5. Jaga kesehatan secara umum
Mengonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga kebersihan diri meningkatkan sistem kekebalan tubuh mengurangi risiko infeksi penyakit menular seksual.
Pilihan Editor: 5 Tahun Sifilis Melonjak 70 Persen di Indonesia, Apa Penyebab dan Gejala Infeksi Bakteri Itu?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.