Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Stres respons alami dari tubuh. Laporan Effect of Chronic Stress on Obesity menjelaskan, salah satu dampak buruk stres mengubah keinginan makan, karena adanya hubungan sistem saraf simpatik (sistem yang bekerja di luar kesadaran tubuh). Walaupun tak selalu stres berakibat buruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip dari buku Stress in Health and Disease, tuntutan positif atau negatif yang diberikan tubuh memicu terjadinya stres.Tidak semua stres berdampak buruk terhadap tubuh, ada juga yang baik. Eustress misalnya, jenis stres mendorong seseorang menjadi produktif. Eustress berdampak positif bagi manusia supaya tidak kehilangan motivasi ketika mengerjakan sesuatu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Namun jika stres cenderung berisiko buruk sebaiknya memahami cara mengelola atau mengendalikan supaya tidak berakibat depresi.
Mengendalikan stres
Merujuk Centers for Disease Control and Prevention, merasa emosional, gugup, atau mengalami kesulitan tidur dan makan salah satu reaksi normal terhadap stres. Berikut adalah beberapa kiat mengatasi stres.
1. Jeda dari media sosial
Istirahat dari media sosial. Meskipun penting untuk tetap terhubung informasi terus, tapi tetap mempertimbangkan untuk membatasi aksesnya. Berhenti sejenak dari penggunaan ponsel, televisi, dan komputer. Meluangkan waktu untuk bersantai melakukan kegiatan lain yang Anda nikmati dan bisa meredakan stres.
2. Pola makan
Menjaga pola makan yang sehat berolahraga secara teratur sambil mencukupi kebutuhan tidur. Tubuh perlu waktu istirahat jika merasa terlalu stres. Saat stres penting menjaga asupan makanan sehat dan seimbang.
3. Tidak mengonsumsi zat adiktif
Mencukupi kebutuhan tidur juga mengurangi atau tidak mengonsumsi alkohol dan tembakau (rokok). Jika kebiasaan itu berlanjut atau berlebihan karena tekanan stres akan berisiko mengganggu kesehatan tubuh.
4. Mengobrol
Bicara dengan orang lain yang tepercaya untuk bercerita tentang kekhawatiran dan isi perasaan. Jika memang memungkinkan menggunakan jasa profesional konselor atau psikolog. Tujuan mengobrol untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan juga dukungan sosial.
5. Memahami kebutuhan
Saat tekanan stres penting untuk memahami kebutuhan diri, supaya tidak terpendam terus menerus yang berakibat depresi mendalam. Jika gejala sudah berlanjut sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog atau konselor profesional untuk mendapat bantuan yang dibutuhkan.
Pilihan Editor: Mimpi Aneh Saat Demam, Apa Itu Fever Dream?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.