Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

5 Makanan Khas Brunei Darussalam yang Pekan Lalu Gelar Royal Wedding

Meski berada di urutan ke-6 pewaris takhta Brunei Darussalam, Pangeran Abdul Mateen sangat terkenal dalam beberapa tahun terakhir.

20 Januari 2024 | 06.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo pekan lalu menghadiri resepsi pernikahan Pangeran Abdul Mateen dan Anisha Rosnah, yakni pada 14 Januari 2024. Resepsi tersebut digelar di Istana Nurul Iman, Brunei Darussalam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski berada di urutan ke-6 pewaris takhta, Pangeran Abdul Mateen sangat terkenal dalam beberapa tahun terakhir. Selain memiliki paras tampan, ia juga sering menemani sang ayah Sultan Hassanal Bolkiah dalam kegiatan diplomatik resmi Brunei Darussalam.  

Sederet makanan khas Brunei Darussalam 

1. Nasi Katok 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nasi katok merupakan nasi dengan lauk satu potong ayam goreng beserta sambal. Katok berarti ketukan, yaitu cara orang zaman dahulu memesan nasi ini dengan cara mengetuk pintu penjualnya. 

Nasi katok biasa ditemukan di warung pinggir jalan atau di pasar. Harganya cukup terjangkau di Brunei, mulai BND 1 atau sekitar Rp 10.000.  

2. Ayam Salai Madu 

Ayam salai madu dapat temui di sekitar Pasar Gadong atau pinggiran jalan. Makanan ini memiliki warna merah kecokelatan dan aroma sedap yang menggugah selera. 

Ayam salai Brunei dimarinasi dengan bumbu merah sebelum dipanggang. Ini biasanya tersedia dalam dua varian rasa, yaitu pedas dan madu. Serta hanya tersedia bagian sayap dan tungking atau pantat ayam.

Harga ayam salai Brunei lumayan murah, mulai dari sekitar Rp10.000 per tusuk. Biasanya penjual menyajikan ayam salai bersama sambal kecap atau cacah. 

3. Hati Buyah 

Hati buyah terbuat dari paru-paru sapi yang ditumis dengan kecap dan bumbu khas Brunei. Kuliner ini memiliki rasa manis gurih, kadang disajikan dengan cara ditusuk seperti sate. 

4. Belutak 

Belutak merupakan semacam sosis tradisional dari Brunei. Ini terbuat dari daging dan lemak sapi yang diolah dengan rempah khas Brunei. 

Uniknya, saat pembuatan belutak, daging sapi dimasukkan ke dalam usus kerbau yang sudah bersih, sehingga berbentuk seperti lingkaran. Selanjutnya belutak akan digantung untuk dijemur atau diasap hingga kering. 

Belutak biasa disantap bersama sambal khas Brunei atau pelengkap masakan lainnya. Umumnya belutak dijual dalam bentuk lingkaran atau setengah lingkaran.  

5. Ambuyat 

Sekilas ambuyat Brunei mirip dengan papeda dari Papua. Makanan ini terbuat dari sagu yang dicampur dan diaduk dengan air panas, sehingga menjadi bening seperti lem. Ambuyat biasa disajikan dengan saus asam pedas atau disebut cacah. 

Cara makan ambuyat cukup unik, perlu diambil dengan candas pada bagian yang terbuka. Kemudian, putar-putar candas, sehingga mendapat sedikit porsi dari makanan ini. Lalu, celupkan ke dalam cacah sebelum disantap. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus