Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah riset oleh GWI menunjukkan secara global sekitar 30 persen orang usia 16-24 tahun, 29 persen berumur 25-34 tahun, dan 22 persen berusia 35-44 tahun menghabiskan lebih dari enam jam sehari untuk memantau media sosial. Sayangnya, hampir separuh anak berusia 12-15 tahun (48 persen) diklaim menggunakan TikTok setiap hari, dan persentase itu naik dari 37 persen pada 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski juga punya dampak positif, media sosial juga bisa memicu masalah serius pada berbagai area kesehatan anak. Bahkan dampaknya pada kognitif sampai dijuluki "otak TikTok". Gejala pada anak termasuk gampang marah dan postur buruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Perubahan suasana hati, kecemasan, dan menarik diri juga termasuk gejala umum terlalu banyak menghabiskan waktu online. Jika anak-anak mengubah hobi sebelumnya menjadi berlama-lama bermain gawai. itulah tanda kehidupan virtual telah merampas kehidupan nyatanya," kata konselor dan psikoterapis Claire Law kepada The Sun.
Law mengatakan media sosial memang dibuat untuk menjadi candu. Menurutnya, anak-anak yang mengaku kepadanya mengatakan TikTok sangat menghibur dan selalu ada sesuatu yang baru. Jika Anda khawatir anak sudah kecanduan media sosial, coba perhatikan tanda-tanda berikut.
Susah tidur
Anak berusia dia atas 6 tahun perlu tidur sekitar 12 jam tapi bermain media sosial yang berlebihan bisa mengganggu waktu tidur ini, dan hal ini juga terjadi pada orang dewasa.
Postur buruk
Terlalu lama duduk di depan komputer membuat postur tubuh tak tegak dan hal sama juga terjadi pada anak yang terlalu lama bermain ponsel. "Posisi leher yang menekuk selama berjam-jam bermain ponsel akan menyebabkan masalah fisik, jika tak dalam waktu dekat, mungkin di masa datang," sebut hipnoterapis Chris Meaden.
Sementara Law menyebut bahu yang turun dan tangan yang kaku dan membengkok seperti cakar akibat terlalu banyak menyentuh layar ponsel.
Lebih emosional
Jika anak terlihat lebih gampang cemas dan marah, itu adalah akibat terlalu lama menghabiskan waktu online, selain depresi dan kecenderungan melukai diri sendiri. "Kebiasaan itu mempengaruhi perkembangan anak, keterampilan sosial, perhatian, dan kesehatan mental secara umum, dengan aktivitas di dunia nyata digantikan aktivitas virtual," papar Meaden.
Senang menyendiri
Anda mungkin memperhatikan anak lebih senang menghabiskan waktu sendiri di kamarnya. Ini mungkin menjadi tanda mereka menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain ponsel.
Mudah marah
Selain masalah emosional, anak mungkin lebih gampang marah, frustasi akibat hal-hal sepele, tidak sabar, dan semakin sering marah dan mengamuk. "Waktu layar yang berlebihan bisa mengganggu otak anak, membuatnya lebih sulit fokus dan mengelola emosi," ujar Law.
Tak mau menyebutkan kata kunci
Anak memang butuh privasi untuk membuatnya mandiri. Namun orang tau perlu khawatir jika mereka menolak membagi kata kunci media sosialnya, kata Law. Waspadalah anak terpapar konten tak pantas untuk usianya.