Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hampir sebagian besar orang pernah merasakan kesepian dari waktu ke waktu. Kesepian bisa dirasakan di tengah keramaian atau terutama ketika mengalami stres yang berat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seseorang yang mengalami kesepian tidak selalu mengetahui perasaan yang sebenarnya dirasakan. Kesepian juga tidak bisa dianggap ringan karena memiliki dampak buruk, terutama bagi kesehatan mental seseorang, seperti kecemasan, depresi, atau bahkan perilaku ingin bunuh diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah studi pada 2021 yang dikutip dalam publikasi ilmiah Lancet Psychiatry menemukan bahwa kesepian dan gejala depresi sangat berhubungan erat. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kesepian dan depresi dapat saling mengisi dan mengabadikan satu sama lain.
Jika kesepian dibiarkan terus-menerus dampak yang dihasilkan akan semakin buruk setiap waktunya. Lantas, bagaimana seseorang dapat mengatasi kesepian?
Berikut cara-cara untuk seseorang mengatasi kesepian yang sedang dialami:
1. Belajar terbuka dengan seseorang
Belajar terbuka dengan orang lain dapat memakan waktu, terutama bagi orang-orang yang memiliki tingkat kecemasan cukup tinggi. Karena itu, pilihlah satu orang yang akan mendukung dan berbagi beberapa kekhawatiran, kekurangan, atau kerentanan.
2. Bergabunglah dengan suatu klub minat atau mengikuti kegiatan sukarelawan (volunteer)
Bergabunglah dalam kelas minat yang memiliki satu minat sama. Ini akan memberikan diri seseorang sebuah rasa saling memiliki yang datang dengan menjadi bagian dari suatu kelompok sehingga seseorang tidak kesepian lagi.
Selain bergabung dalam kelas minat, seseorang juga dapat mengikuti sukarelawan untuk tujuan yang dapat memberikan manfaat yang sama. Selain mengurangi kesepian, hal ini dapat membawa kebahagiaan dan kepuasan hidup yang lebih besar.
3. Jagalah pola makan
Melansir Very Well Mind, seseorang yang kesepian akan selalu merasa cemas untuk berinteraksi dengan orang baru. Untuk dapat menenangkan pusat kecemasan otak di anterior cingulate gyrus (ACG), seseorang dapat menjaga pola makan dengan menghindari kafein, alkohol, dan permen manis. Selain itu, seseorang perlu meningkatkan serotonin dengan mengonsumsi karbohidrat sehat (ubi jalar), salmon, kalkun, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, kunyit, magnesium, dan vitamin B6.
4. Temukan dukungan secara online
Meskipun ketika seseorang lebih menyukai interaksi online dapat meningkatkan kesepian, tetapi di sisi lain media online ini dapat membuat seseorang menjadi tetap terhubung dengan yang lainnya. Jadikanlah orang di sekitar prioritas, seperti keluarga, kekasih, atau teman sekolah.
Buatlah perkumpulan atau interaksi dengan mereka, meskipun hanya sekadar menanyakan kabar. Seseorang bisa menemuinya secara online, seperti melalui Zoom, WhatsApp, Instagram, dan lain sebagainya.
Dengan begitu, seseorang akan mempertahankan hubungannya dan tidak lagi merasa kesepian. Selain itu, interaksi online tidak lagi membuat seseorang menjadi merasa sepi ,tetapi sebaliknya.
5. Berinteraksi secara langsung
Meskipun berinteraksi secara online dapat dimungkinkan (terutama ketika pandemi Covid-19), tetapi tetap saja seseorang perlu adanya ikatan yang lebih pribadi dan secara fisik berinteraksi. Ini menjadi suatu hal yang lebih penting untuk mengatasi kesepian.
Berinteraksi secara langsung dapat dimulai dengan menemukan koneksi dalam kehidupan sehari-hari, seperti berinteraksi secara kecil-kecilan dengan kenalan atau orang asing yang ditemui. Faktanya, penelitian dalam Pers Soc Psychol Bull, menunjukkan bahwa melakukan hal itu berkontribusi pada kesejahteraan sosial dan emosional kita.
6. Mengadopsi hewan peliharaan
Hewan peliharaan, terutama anjing dan kucing dapat menawarkan begitu banyak manfaat dan melawan seseorang dari kesepian yang dialaminya.
7. Pergi ke ahli terapis (psikolog)
Jika dengan cara-cara di atas seseorang masih belum bisa mengatasi kesepian, segera minta bantuan ke ahli terapis (psikolog). Terlebih lagi, jika kesepian yang dirasakan seseorang juga terdapat gejala depresi lainnya.
RACHEL FARAHDIBA R