Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua makanan aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Apa saja makanan yang sebaiknya dihindari saat sedang hamil?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat Anda sedang hamil, penting untuk mengonsumsi berbagai makanan sehat baik untuk Anda dan bayi Anda. Namun, ada beberapa makanan yang tidak boleh Anda makan saat hamil karena dapat membuat Anda sakit atau membahayakan bayi Anda. Ada juga beberapa makanan yang aman dikonsumsi, namun Anda perlu berhati-hati agar tidak mengonsumsinya terlalu banyak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil, di antaranya:
1. Ikan dengan Merkuri Tinggi
Dikutip dari marchofdimes.org, merkuri merupakan logam yang dapat membahayakan bayi Anda. Ikan mendapatkan merkuri dari air tempat ikan berenang dan dari memakan ikan lain yang mengandung merkuri. Dengan mengonsumsi ikan yang mengandung merkuri, Anda dapat menularkan logam tersebut kepada bayi Anda selama kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak dan mempengaruhi pendengaran dan penglihatan bayi Anda.
Selama kehamilan, makanlah 8 hingga 12 ons ikan dalam seminggu yang tidak mengandung banyak merkuri, termasuk udang, salmon, lele, dan tuna kalengan. Anda juga boleh makan 6 ons tuna albacore (putih) dalam seminggu.
Jika Anda makan ikan, masaklah hingga suhu bagian dalamnya 145 derajat dan lihat apakah ikannya terpisah menjadi serpihan. Udang, lobster, dan kerang harus berwarna putih susu. Kerang, remis, dan tiram harus dimasak hingga cangkangnya terbuka.
2. Ikan Setengah Matang atau Mentah
Ikan mentah, khususnya kerang, berisiko tinggi mengandung bakteri atau parasit seperti norovirus, Vibrio, Salmonella, dan Listeria. Ikan mentah dapat terinfeksi selama penanganan, penyimpanan, dan pengolahan, termasuk pengasapan atau pengeringan.
Jenis infeksi ini dapat menyebabkan dehidrasi dan kelemahan pada orang tua, dan beberapa dapat menular melalui plasenta ke bayi Anda, meskipun Anda tidak menunjukkan gejala apa pun. Menurut CDC, hal ini dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, keguguran, lahir mati, dan masalah kesehatan serius lainnya.
3. Daging Setengah Matang atau Mentah
Dikutip dari Healthline, mengonsumsi daging kurang matang atau mentah juga dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri atau parasit, termasuk Toxoplasma, E. coli, Listeria, dan Salmonella. Bakteri dapat mengancam kesehatan Anda sendiri dan kesehatan serta keselamatan si kecil.
Sebagian besar bakteri terdapat di permukaan potongan daging utuh, namun bakteri lain mungkin tertinggal di dalam serat otot. Beberapa potongan daging utuh seperti tenderloin, sirloin, atau ribeye dari daging sapi, domba, dan sapi muda mungkin aman dikonsumsi jika tidak dimasak sepenuhnya. Namun, ini hanya berlaku jika potongan daging masih utuh atau belum dipotong, dan bagian luarnya sudah matang sempurna. Selama kehamilan, sebaiknya hindari daging yang kurang matang.
4. Telur Mentah
Telur mentah bisa mengandung bakteri Salmonella. Gejala infeksi salmonella antara lain demam, mual, muntah, kram perut, dan diare. Hal ini juga dapat menyebabkan kram pada rahim, yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati. Pastikan untuk selalu memasak telur hingga matang atau menggunakan telur yang sudah dipasteurisasi.
5. Alkohol
Dikutip dari Mayo Clinic, tidak ada jumlah alkohol yang terbukti aman selama kehamilan. Untuk amannya, jangan minum alkohol apa pun. Anda harus mempertimbangkan risikonya. Minum alkohol selama kehamilan menyebabkan risiko keguguran dan lahir mati yang lebih tinggi. Minum alkohol juga dapat menyebabkan sindrom alkohol pada janin. Sindrom tersebut dapat menyebabkan bentuk wajah aneh dan menyebabkan rendahnya kecerdasan.
6. Buah dan Sayuran yang Tidak Dicuci
Permukaan buah dan sayuran yang tidak dicuci atau dikupas bisa saja terkontaminasi bakteri dan parasit seperti Toksoplasma, E.coli, Salmonella, dan Listeria.
Untuk menghilangkan bakteri berbahaya tersebut, cuci semua buah dan sayuran mentah dengan baik. Jangan makan kecambah mentah apa pun, termasuk alfalfa, semanggi, lobak, dan kacang hijau. Pastikan untuk memasak kecambah dengan benar.
7. Produk Susu yang Tidak Dipasteurisasi
Susu mentah dan produk susu lainnya yang tidak dipasteurisasi dapat mengandung bakteri berbahaya, termasuk Listeria, Salmonella, E. coli, dan Campylobacter. Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai infeksi yang biasa disebut keracunan makanan.
Semua infeksi ini dapat menimbulkan konsekuensi yang mengancam jiwa bayi yang belum lahir. Bakteri tersebut dapat muncul secara alami atau akibat kontaminasi selama pengumpulan atau penyimpanan. Pasteurisasi dapat membunuh bakteri berbahaya tanpa mengubah nilai gizi produk. Untuk mengurangi risiko infeksi, makanlah hanya produk susu yang dipasteurisasi.
Pilihan Editor: Selain Asam Folat, Ini 4 Nutrisi yang Dibutuhkan Ibu Hamil