Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BOCAH 13 tahun itu ogah diam ketika berbaring di ranjang ruang perawatan Bio Balance Clinic, Jakarta. Zikri—nama remaja tanggung tersebut—tak henti-hentinya bergerak, menyentuh barang, ataupun mengoceh dengan kalimat-kalimat tak jelas. Hanya karena ada kabel yang melilit di perutnyalah dia tertahan tak bisa pergi meninggalkan ruangan. "Zikri punya masalah mental," kata ibundanya, Destiawati, menjelaskan perilaku anaknya, Rabu pekan lalu.
Ikhtiar untuk mengobati sudah dijalani Desti dan keluarga sejak umur Zikri masih dua tahun. Kala itu keluarga curiga karena Zikri tak merespons ketikadipanggil. Dokter anak yang memeriksanya menduga Zikri mengidap autisme, masalah mental yang menyebabkan anak tenggelam dalam dunianya sendiri, sehingga tak ada perhatian ketika diajak berkomunikasi.
Tiga tahun Zikri menjalani terapi dokter, keluarga tak melihat ada perkembangan berarti. Zikri tetap tak bisa melakukan kontak mata dengan orang lain. Desti akhirnya memindahkan Zikri ke sekolah khusus anak autisme. Di sini Zikri mulai menatap mata lawan bicaranya, tapi setelah empat tahun perkembangannya tetap saja lambat. "Dia tak bisa membedakan mana ayah, kakak, dan saudara," kata Desti, yang sehari-hari bekerja sebagai guru di Padang. "Semuanya dia panggil ibu."
Setelah berganti-ganti dokter dan mencoba alternatif perawatan lain, tiga tahun lalu Desti menjajal terapi keseimbangan biokimia. Dari sini diagnosisnya berbeda. Menurut dokter Novi Afriani Faisal yang menanganinya,Zikri mengalami attention deficit hyperactivity disorder, yakni masalah mental yang menyebabkan anak jadi hiperaktif sehingga tak bisa memperhatikan ketika diajak berkomunikasi.
Dari pemeriksaan gelombang elektromagnetik, baru ketahuan biangnya. Di dalam tubuh Zikri terlalu banyak kandungan merkuri yang menstimulus otaknya, sehingga membuatnya terlalu aktif dan susah berkomunikasi. Darahnya juga mengidap infeksi jamur, virus, dan bakteri.
Setelah Zikri beberapa kali diberi terapi dengan gelombang elektromagnetik, Desti melihat banyak perubahan pada anaknya. Tak cuma bisa membedakan saudara, ayah, ataupun kakak, dia juga bisa mengutarakan keinginannya meski belum bisa bercerita panjang. Hari itu Zikri kembali diperiksakan ke Bio Clinic setelah jeda terapi cukup lama. Pasalnya, keadaan hormonnya tak stabil setelah disunat beberapa waktu lalu.
Menurut dokter Novi, banyaknya kandungan logam berat dalam tubuh bisa menimbulkan masalah bagi otak dan badan. Dari pengalamannya selama menjalankan praktek sebagaipraktisi kedokteran fungsional dan neurosains terapan, orang yang bermasalah dengan kesehatan mental pasti memiliki ketidakseimbangan zat dalam badan. "Ada zat tertentu yang menumpuk di tubuh," ujarnya.
Otak, menurut Novi, adalah bagian yang paling sensitif merespons semua yang masuk ke tubuh. Jika ada nutrien yang menumpuk di dalam tubuh,akan ada reaksi kimia yang berlebihan dalam otak sehingga mengganggu mental si pemilik badan. Akibatnya, bisa timbul gangguan perilaku.
Ada banyak zat yang bisa menyebabkan masalah ketidakseimbangan otak, antara lain kelebihan logam berat, yang bisa menyebabkan skizofrenia; kekurangan vitamin B6 akut akan membuat orang jadi gampang marah, mudah tersinggung, mengalami depresi, dan psikosis; serta kekurangan zinc dapat membuat depresi, gangguan perilaku, autisme, danskizofrenia. Semua masalah ini muncul kalau sudah parah.
Dalam kondisi yang masih dianggap wajar, kekurangan atau kelebihan nutrisi tertentu juga bisa mempengaruhi perilaku dan gerakan tubuh. Misalnya suka menggoyang-goyangkan pulpen yang dipegangnya, ada yang suka mengkonsumsi makanan manis, dan ada pula yang alergi terhadap makanan tertentu. "Itu semua dipengaruhi oleh reaksi biokimia dalam otak," katanya.
Novi mengadopsi ilmu ini dari gurunya, William J. Walsh, ilmuwan yang mengembangkan ilmu keseimbangan biokimia untuk pengobatan lebih dari 30 tahun. Walsh meyakini bahwa apa yang dimakan oleh manusia akan mempengaruhi perilakunya. Kesimpulan ini didapatnya setelah meneliti lebih dari 30 ribu pasien dengan gangguan mental. Dari penelitiannya, dia mendapati bahwa setiap orang memiliki faktor biokimia berbeda-beda yang mempengaruhi kepribadian, perilaku, kesehatan mental, fungsi kekebalan tubuh, masalah alergi, dan lain-lain.
Kecuali kembar identik, kata Walsh seperti dikutip dari situswalshinstitute.org, tiap orang memiliki biokimia yang unik sehingga kebutuhan gizinya tidak sama. Walsh pun sepakat dengan ungkapan Shakespeare bahwa daging bagi satu orang bisa jadi racun buat yang lain. Maka tak aneh bila ada orang yang cocok menjalani diet berbasis sayuran, sedangkan orang lain tidak cocok. Ini lantaran faktor genetik mereka tak sama sehingga reaksi biokimianya juga berlainan.
Nah, untuk mengetahui reaksi biokimia tersebut, Novi dibantu alat bernamabioresonance. Alat tersebut terdiri atas tiga jenis perangkat: quantum resonance, tensor, dan mesinbioresonance. Quantum resonanceadalah alat berbentuk stik logam, sedangkan tensor berbentuk menyerupai parabola mini dengan gagang logam yang panjang. Fungsi dua alat ini hampir sama, yakni mendeteksi masalah dalam tubuh. Cara kerjanya dengan menangkap gelombang elektromagnetik yang berasal dari sel, jaringan, ataupun organ.
Aktivitas elektromagnetik tersebut kemudian dibaca oleh komputer yang sudah diprogram sesuai dengan kondisi tubuh. Dari sinilah akan terlihat sumber yang menyebabkan tubuh dan perilaku bermasalah, seperti dalam kasus Zikri adalah adanya merkuri, infeksi jamur, virus, dan bakteri.
Masalah-masalah itu kemudian diobati juga dengan gelombang elektromagnetik. Komputer akan diprogram sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan. Dalam kasus Zikri, gelombang tersebut akan merontokkan merkuri serta mengatasi virus, bakteri, dan jamur di tubuhnya. Gelombang juga akan diprogram untuk mengembalikan fungsi-fungsi tubuhnya sehingga berjalan normal.
Gelombang elektromagnetik itu akan disalurkan lewat kabel yang ujungnya diberi logam berselimut plastik. Satu logam ditaruh di ranjang sehingga tempatnya persis di bawah punggung pasien, yang lain diletakkan di tempat yang bermasalah, seperti di perut. Logam pertama akan menyalurkan gelombang elektromagnetik yang sudah disetel oleh komputer. Logam yang lain mengevaluasi gelombang tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien. "Sehingga ketahuan level yang tepat," kata Novi.
Agar sel sampai organ bisa seimbang, butuh beberapa kali terapi, tergantung kondisi. Ujungnya tak cuma mengendalikan penyakit, tapi juga mengembalikan fungsi tubuh normal kembali. "Jadi, misalnya alergi udang, jika makan udang lagi tak ada masalah."
Pada Zikri terapi ini cukup berarti. Dia kini sudah bisa mengikuti pelajaran sekolah seperti anak lain. "Sekarang dia sudah kelas III SD," kata Desti, lalu tersenyum.
Nur Alfiyah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo