Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Aktivitas dan Latihan Fisik yang Dianjurkan Dokter Olahraga untuk Kurangi Risiko Stroke

Aktivitas dan latihan fisik secara tidak langsung dapat mengurangi risiko stroke. Berikut jenis latihan yang dianjurkan dokter olahraga.

4 November 2024 | 21.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kedokteran olahraga Caleb Leonardo Halim mengatakan rutin melakukan aktivitas dan latihan fisik secara tidak langsung dapat mengurangi risiko stroke. Ia menyebut aktivitas fisik ringan yang dikombinasikan latihan fisik dapat membantu gula darah terkontrol dan berkembang menjadi diabetes serta menjaga tekanan darah yang sehat. Semua itu dapat berujung sebagai upaya menurunkan risiko stroke di kemudian hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Penyakit stroke itu gangguannya di pembuluh darah. Gangguan pembuluh darah biasanya kebanyakan akibat penyakit-penyakit lain karena gaya hidup yang kurang baik, salah satunya kurangnya aktivitas fisik,” kata Caleb dalam diskusi daring Kementerian Kesehatan, Senin, 4 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menjelaskan aktivitas dan latihan fisik memiliki perbedaan makna. Aktivitas fisik pada prinsipnya merupakan upaya sederhana untuk menggerakkan tubuh dengan berjalan kaki hingga naik turun tangga. Sedangkan latihan fisik bukan hanya ditandai dengan keluarnya keringat tapi juga dilakukan dalam program yang terukur dan diulangi secara berkala.

“Misalnya naik turun tangga. Kalau cuma sesekali, berarti aktivitas fisik. Tapi kalau setiap hari membiasakan diri naik turun tangga, itu bisa menjadi latihan fisik. Jadi ada progresnya,” jelasnya.

Latihan fisik yang direkomendasikan
Caleb mengingatkan pentingnya menggerakkan tubuh sejenak jika pekerjaan sehari-hari hanya duduk dan menatap layar komputer atau laptop. Ia menyarankan untuk beristirahat dari aktivitas layar dengan cara berdiri dan berjalan setidaknya satu hingga dua jam sekali. Dengan begitu, peredaran darah lancar dan otot tidak kaku.

“Sebenarnya penelitian bilang bergerak berapa pun lamanya sudah lebih baik. Bahkan, cuma ada waktu 5-10 menit bergerak dan jalan, misalnya cari makan siang di luar, itu sudah baik. Nanti agak siang atau sore jalan lagi 5-10 menit. Kemudian pulang dari kantor jalan 5-10 menit. Total sudah 30 menit dalam satu hari,” paparnya.

Adapun latihan fisik, Caleb mengatakan terdapat rumus yang perlu diingat dan dilakukan untuk mencapai manfaat yang efektif, yaitu FITT yang merupakan kepanjangan dari frekuensi, intensitas, time atau waktu/durasi), dan tipe latihan fisik. Rumus ini berlaku baik untuk latihan kardio maupun latihan otot.

Pada latihan kardio, frekuensi yang direkomendasikan 3-5 kali per minggu. Bagi pemula, latihan kardio bisa dimulai dari satu kali per minggu dan kemudian terus meningkat. Intensitas atau tingkat kesulitan latihan fisik yang direkomendasikan untuk pemula dimulai dari rendah ke sedang. Menurut Caleb, jogging santai disertai mengobrol juga sudah cukup bagi pemula.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus