Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktor Bruce Willis telah pensiun dari dunia akting Maret 2022 karena mengidap demensia frontotemporal atau FTD yang membuat aktivitasnya terbatas. Sebelum menerima diagnosis itu, Willis diketahui telah menunjukkan gejala mengalami kebingungan dan kesulitan mengingat dialog saat berada di lokasi syuting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Maret 2022, Emma Heming mengumumkan suaminya mengidap penyakit afasia yang membuatnya harus meninggalkan kariernya di dunia hiburan. "Kondisi kesehatan Bruce meningkat (dibandingkan sebelumnya) dan saat ini kami memiliki diagnosa spesifik terkait penyakitnya, yaitu demensia frontotemporal (FTD)," tulis keluarga lewat Instagram Emma Heming.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut, keluarga Bruce Willis menyatakan bahwa penyakit ini menyebabkan adanya gangguan komunikasi. "Sayangnya, kesulitan berkomunikasi hanya menjadi salah satu gejala dari penyakit yang diderita oleh Bruce. Memang menyakitkan, tapi kami lega karena akhirnya sudah mendapatkan diagnosa yang jelas," tutur pihak keluarga Bruce, dikutip dari People.
Apa itu Dimensia?
Demensia adalah gangguan yang menyebabkan hilangnya fungsi kognitif, seperti kemampuan berpikir, mengingat, dan bernalar, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang.
Dilansir dari Mayoclinic, istilah ini merujuk pada kumpulan gejala yang mempengaruhi daya ingat, pemikiran, dan interaksi sosial. Gejala-gejala tersebut bukan bagian normal dari penuaan dan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, bukan satu penyakit tunggal. Biasanya, demensia dimulai dengan kehilangan daya ingat, yang sering menjadi tanda awal. Namun, kehilangan ingatan saja tidak selalu menandakan demensia, karena dapat dipicu oleh kondisi lain.
Pada kasus Willis, ia mengidap salah satu jenis dimensia yaitu, demensia frontotemporal atau FTD. Dikutip dari New York Post, FTD merupakan gangguan pada sistem otak yang menyebabkan kemunduran progresif neuron otak. Penyakit ini sering didapatkan pada individu berumur 45 hingga 64 tahun.
Penyebab Demensia
Perlu diketahui, demensia bukanlah bagian alami dari proses penuaan, melainkan terjadi ketika penyakit merusak sel-sel saraf di otak. Sel-sel saraf ini bertugas menyampaikan pesan antara berbagai area otak dan ke bagian tubuh lainnya. Ketika kerusakan sel saraf semakin banyak, kemampuan otak untuk berfungsi secara optimal pun berkurang.
Gejala Demensia
Gejala dan tanda demensia muncul ketika neuron (sel saraf) yang awalnya sehat di otak mulai berhenti berfungsi, kehilangan koneksi dengan sel otak lain, dan akhirnya mati. Walaupun setiap orang mengalami kehilangan sejumlah neuron seiring bertambahnya usia, penderita demensia mengalami penurunan yang jauh lebih signifikan. Dikutip dari National Institute on Aging tanda dan gejala demensia dapat berbeda-beda tergantung pada jenisnya, antara lain meliputi:
- Mengalami kehilangan ingatan, penilaian buruk, dan kebingungan
- Kesulitan berbicara, memahami dan mengungkapkan pikiran, atau membaca dan menulis
- Berkeliaran dan tersesat di lingkungan yang familiar
- Kesulitan menangani uang secara bertanggung jawab dan membayar tagihan
- Pertanyaan berulang
- Menggunakan kata-kata yang tidak biasa untuk merujuk pada objek yang familiar
- Membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas normal sehari-hari
- Kehilangan minat pada aktivitas atau acara normal sehari-hari
- Berhalusinasi atau mengalami delusi atau paranoia
- Bertindak impulsif
- Tidak peduli dengan perasaan orang lain
- Kehilangan keseimbangan dan masalah pergerakan
Pengobatan Demensia
Dilansir dari Alzheimers.org.uk, saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan demensia. Namun, berbagai perawatan, termasuk penggunaan obat-obatan, dapat membantu mengelola gejala yang dialami oleh penderita. Selain itu, beberapa orang mungkin merasakan manfaat dari perawatan non-obat. Terapi alternatif juga dapat memberikan dampak positif bagi penderita demensia, dengan fokus pada penanganan kondisi terkait, seperti masalah tidur atau gejala agitasi.
Pencegahan Demensia
National Health Service melaporkan, hingga kini belum ada cara pasti untuk mencegah semua jenis demensia, karena para ahli masih terus meneliti bagaimana kondisi ini berkembang. Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa menerapkan gaya hidup sehat dapat mengurangi risiko terkena demensia di usia lanjut.
Pola hidup sehat juga efektif dalam mencegah penyakit kardiovaskular, seperti stroke dan serangan jantung, yang merupakan faktor risiko utama untuk Alzheimer dan demensia vaskular yang merupakan dua jenis demensia yang paling umum dijumpai.
Sebagai informasi, Willis pernah menjadi pengisi suara, salah satunya di The Lego Movie 2: The Second Part (2019). Ia juga membintangi trilogi aksi-thriller Detective Knight. Selain itu, Willis pernah dinobatkan sebagai Man of the Year oleh Hasty Pudding Theatricals Universitas Harvard, Officer of the Order of Arts and Letters. Ia juga dianugerahi bintang di Hollywood Walk of Fame dan Commander of the Order of Arts and Letters.
NI KADEK TRISNA CINTYA DEWI I YOLANDA AGNE | GABRIELLA AMANDA | PEOPLE | NEW YORK POST | USA TODAY | NHS