Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Mabuk perjalanan jauh biasanya dialami oleh orang dewasa maupun remaja. Demikian pula anak-anak yang berusia 6 sampai 12 tahun juga paling sering mengalami mabuk perjalanan. Bahkan, penelitian seorang dokter anak Alexander Leung tahun 2019 menunjukkan bahwa fenomena mabuk perjalanan dimungkinkan juga dialami oleh bayi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Cleveland Clinic, mabuk perjalanan terjadi ketika kinerja otak gagal memahami informasi yang dikirim dari mata, telinga, otot, serta anggota tubuh lain yang bisa merasakan gerakan. Tatkala bagian-bagian ini mengirim informasi bertentangan, otak tidak tahu apakah diam atau bergerak. Reaksi bingung otak inilah yang membuat seseorang mual, pusing, sakit perut, hingga muntah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kadang-kadang, dengan gerakan yang terlalu banyak atau berkepanjangan, beberapa individu dapat merasa sensitif terhadap sinyal yang bertentangan dan merasakan apa yang kita gambarkan sebagai mabuk perjalanan," jelas Amna Husain, dokter anak dari Pure Direct Pediatrics yang berbasis di New Jersey.
Perempuan dan Anak-anak Paling Berisiko
Diperkirakan, satu dari tiga orang pernah mengalami mabuk perjalanan. Perempuan dan anak-anak usia dua hingga 12 tahun diketahui paling berisiko. Meski belum sepenuhnya jelas mengapa beberapa bayi mengalami mabuk perjalanan, namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya secara khusus. Leung menjelaskannya dalam penelitiannya berjudul “Motion Sickness: An Overview” (2019).
Menurut Leung, bayi atau anak-anak yang duduk di kursi belakang menyulitkannya untuk melihat ke luar jendela depan. Padahal, arah depan mobil mampu memberikan representasi visual paling akurat dari pergerakan mobil. “Menatap pada satu titik diam, lurus ke depan, sering kali dapat membantu otak memproses sinyal yang diterimanya dengan lebih baik,” tulis Leung.
Baca juga : 5 Solusi Atasi Mabuk Perjalanan
Di sisi lain, sebuah survei yang dilakukan oleh Schmid EA dkk., menemukan bahwa mabuk perjalanan oleh juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Jadi, jika sejak muda seseorang sudah mengalami mabuk perjalanan kemungkinan besar orang tuanya juga bakal mengalaminya. Lantas, bagaimana cara mencegah bayi mengalami mabuk perjalanan?
Dilansir dari Very Well Family, cara mencegah atau mengatasi mabuk perjalanan pada bayi bisa dilakukan dengan mengurangi frekuensi perjalanan. Pun disarankan agar orang tua tidak melakukan perjalanan darat jarak jauh apabila bayi atau anak sebelumnya memiliki riwayat mabuk perjalanan. Sementara tempat duduk terbaik adalah kursi tengah di baris kedua, sebab pandangan anak untuk fokus ke depan tidak terhalang.
HARIS SETYAWAN
Baca juga : 5 Cara Mencegah Mabuk Perjalanan, Mulai dengan Hindari Makanan Berat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.