ANAK sudah berderet-deret. Tapi si ibu masih ingin hamil.
Meskipun si ibu setuju KB, anak laki-laki yang ditunggu-tunggu
belum kunjung datang.
Kepercayaan atau adat-istiadat yang menyangkut perlu hadirnya
anak laki-laki di tengah keluarga, terutama kuat sekali di
daerah Batak. Juga pada keluarga keturunan Cina.
Tapi sekarang jalan pintas untuk memperoleh anak laki-laki sudah
terbuka. "Kalau memang ada yang berminat, kami bisa
melayaninya," kata Rosila Herman, ahli biologi dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Teknik untuk mendapatkan anak laki-laki kelihatannya tidak
terlalu rumit dan dapat dilaksanakan di setiap laboratorium
biologi-reproduksi. Jenis seks seseorang ditentukan oleh adanya
kromosom X dan Y. Di dalam air mani seorang laki-laki yang
subur, terdapat dua jenis sperma: sperma X yang mengandung
kromosom X dan yang satu lagi sperma Y yang mengandung kromosom
Y. Sebaliknya pada ovum (telur) wanita yang subur hanya ada satu
jenis kromosom yaitu X.
Apabila terjadi pembuahan antara sperma X dengan ovum, maka
embrio yang lahir akan berjenis kelamin perempuan dengan
kromosom seks XX. Sedangkan pembuahan antara sperma Y dengan
ovum akan menghasilkan embrio laki-laki dengan kromosom seks XY.
Jadi untuk mendapatkan anak laki-laki, sperma Y sang suami harus
dipisahkan lebih dulu. Lantas diinseminasikan ke rahim istri
untuk merangkul telur yang memang sudah menanti di sana.
Disaring
Teknik pemisahan kedua jenis sperma itu dijelaskan Rosila Herman
dan dr. Arjatmo Tjokronegoro dalam majalah kedokteran dan
farmasi Medika (Februari 1982). Air mani laki-laki diperoleh
dengan masturbasi dan ditampung dalam botol bersih bermulut
lebar. Kemudian jutaan spermatozoa itu disaring melalui teknik
yang disebut Human Serum Albumin Gradient. Ini termasuk memutar
sperma itu dalam sebuah bejana dengan laju putaran 3600 kali per
menit selama 15 menit.
Sperma yang mengendap lantas disedot keluar. Disaring lagi
dengan menggunakan putaran 2000 kali permenit selama 15 menit
pula.
Dengan menggunakan metode ini, dari penyelidikan terhadap 11
contoh air mani laki-laki yang subur, Rosila Herman dan Arjatmo
Tjokronegoro menemukan persentase 72,18% sperma Y.
Cara pemisahan sperma seperti itu sebenarnya sudah ditemukan
sejak 1973. Tapi Rosila llerman, 34 tahun, asal Sumatera Barat
itu menguasamya seJak tahun 1980. Dia pernah dilatih di Jepang
selama setengah tahun.
Selain sistem penyanngan seperti itu dunia kedokteran juga
mengenal teknik Column Chromatography. Tetapi,ini nampaknya
bukan yang diidam-idamkan para ahli kita, karena yang tersaring
justru sperma X.
Menurut Rosila teknik Human Serum Albumin Gradient (HSA-G) lebih
menguntungkan. Karena selain menghasilkan sperma Y dalam jumlah
banyak, daya pembuahannya juga lebih tinggi. Dmowski, seorang
sarjana yang tertarik dalam masalah reproduksi manusia pernah
menginseminasikan sperma yang sudah disaring dengan teknik HSA.
Dari percobaan itu dia memperoleh 7 kehamilan normal. Dan
setelah melahirkan, ternyata 5 adalah anak laki-laki. Sedangkan
yang dua bayi perempuan.
"Sampai sekarang belum ada teknik untuk mendapatkan sperma Y
seluruhnya. Tapi menurut literatur kalau penyaringan air mani
dilakukan lebih dari sekali, maka persentase sperma Y akan
bertambah banyak. Bisa mencapai 85%," kata Rosila Herman kepada
TEMPO.
Itu berarti lahirnya anak perempuan menjadi jauh lebih tipis
kemungkinannya. Namun dia berharap mereka yang berhasrat datang
ke Bagian Biologi Ul jangan membayangkan dapat anak lakilaki
dengan sistem ini seperti berbelanja barang di supermarket.
"Diperlukan disiplin, karena inseminasi itu dilakukan sampai
berkali-kali baru berhasil."
Bagian Biologi UI yang terletak di alan Salemba itu sudah sejak
1970 terlibat dalam usaha membuat kehamilan dengan inseminasi.
Tapi menurut seorang dokter di situ, hasilnya tidak tercatat
dengan baik. Karena banyak peserta yang tidak muncul lagi. Dan
tak jelas apakah mereka hamil atau tidak.
"Kaburnya" para ibu-ibu yang mendambakan anak itu bisa
dimaklumi, karena, seperti anggapan banyak dokter, "inseminasi
ini adalah masalah yang masih terlalu peka buat masyarakat
terutama bagi kalangan agama."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini