Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Ancaman Usia 40

Sebuah simposium di bandung membahas masalah kesehatan jiwa pada usia pertengahan (40-60 thn). dianggap sebagai muara berbagai gangguan jiwa yang yang disebabkan oleh faktor holistik. (ksh)

10 Agustus 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BILA Anda berumur 40 tahun, hendaknya berhati-hati: Anda memasuki masa yang merupakan muara berbagai gangguan jiwa. Mengapa? Nizar Zainal Abidin, psikiater dan direktur RS. Jiwa Bandung, berpendapat pada usia itu tiga faktor kejiwaan mengancam sisa gangguan Jiwa masa muda, gangguan Jiwa usia pertengahan, dan awal gangguan jiwa masa tua. Zainal Abidin adalah salah seorang pembicara dalam simposium sehari "Simposium Kesehatan Jiwa Pada Usia Pertengahan" yang diselenggarakan Sabtu pekan lalu di Hotel Pakunegara, Bandung. Pertemuan para ahli ilmu jiwa dan sejumlah orang awam itu diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Ahli Jiwa Indonesia (IDAJI). Dihadiri sekitar 250 peserta, simposium menampilkan sejumlah ahli jiwa terkenal, antara lain Prof. Dr. R. Koesoemanto Setyonegoro, sebagai pembicara. Menurut dr. Ike Siregar, salah seorang peserta, usia menengah (antara 40-60 tahun) sebagai usia kritis, sudah umum dikenal. Masa ini terhitung masa yang ditakuti - dan penuh keanehan. Pada usia ini misalnya, seorang pria akan cemas karena menurunnya daya seksnya. Kecemasan ini seringkali dimanifestasikan dengan jalan "mencoba" gadis muda, hanya untuk mengetes kemampuannya. Pada wanita, pangkal kecemasan adalah berakhirnya masa reproduksi. Wanita tak merasa lagi sebagai wanita karena tak mampu menurunkan keturunan. Di samping itu, usia pertengahan merupakan pula "masa puncak". Dengan kata lain, seseorang mulai memasuki puncak karirnya atau gagal sama sekali. Keadaan ini bisa menimbulkan ketegangan yang luar biasa. Pada puncak karir, seseorang akan diserbu kesibukan tinggi bila dibandingkan masa sebelumnya, juga dituntut punya tanggung jawab lebih besar. Sementara pada kelompok yang gagal ketegangan lebih besar lagi, yaitu frustrasi karena kesempatan untuk mendaki seolah-olah sudah habis, karir tak bisa lagi dibina. Hal yang menarik, masih menurut Ike, kelompok usia ini justru kelompok yang memerintah. Di lingkungan keluarga, ia mulai menanggung orangtuanya yang pensiun, dan juga menghadapi anak-anaknya yang mulai besar. Di lingkungan pemerintahan pun, kelompok usia ini mulai memegang komando. Juga memegang kendali di lingkungan usaha swasta. Adakah masalah yang istimewa pada kelompok usia menengah di Indonesia? Ternyata ada. Menurut Nizar Zainal Abidin, nampak jelas adanya peningkatan gangguan jiwa pada usia ini di Indonesia. Ia menunjuk data yang ada pada rumah sakit yang dipimpinnya. Tempat tidur di rumah sakitnya yang berjumlah 40 mulai penuh sepanjang tahun sejak tiga tahun lalu. Itupun terdapat 30 penderita yang harus berobat jalan, karena tak dapat ditampung di rumah sakit setiap bulannya. Ketika jumlah tempat tidur ditambah menjadi 60, tempat perawatan itu masih juga tak bersisa. Dan masih saja ada sekitar 30 penderita tak kebagian tempat setiap bulan. Menurut Zainal Abidin, semua rumah sakit jiwa di Indonesia punya kcadaan yang sama. Semuanya penuh, umumnya oleh penderita usia menengah. Daya tampung rata-rata rumah sakit jiwa di Indonesia, adalah 100 tempat tidur. "Negara kita sedang bergeser dari low tension culture ke high tension culture, dari bentuk agraris yang santai ke bentuk industri yang kompleks dan tegang," ujar Zainal Abidin kepada Syafiq Basri dari TEMPO. Namun alasan ini, menurut ahli jiwa itu, hanya argumentasi dalam bentuk yang sangat umum perihal ketegangan mental. Dalam hal gangguan psikiatris, ketegangan mental itu, menurut Zainal Abidin ditentukan oleh faktor spesifik (khas) dan faktor holistik (menyeluruh). Faktor spesifik, sulit dibicarakan secara umum karena masalah yang khas individual bisa macam-macam. Seseorang misalnya frustrasi karena masalah rumah tangga, sementara orang yang lain frustrasi karena tak bisa meniti karir. Penyebab yang berlainan, mengakibatkan pula akibat yang berlainan - yang satu nerosis, yang lain psikosis. Faktor holistik lebih relevan untuk dimasalahkan dalam memperkirakan gangguan jiwa pada usia menengah. Dari sisi ini, menurut Zainal Abidin dalam makalahnya, terdapat tiga faktor pengukur, yaitu faktor jasmani (biologis), faktor kejiwaan (psikologis), dan faktor lingkungan (sosio-kultural). Yang disebutkan faktor jasmani pada gangguan jiwa usia menengah adalah kerusakan otak organik. Ini diakibatkan cedera otak di masa muda - akibat benturan misalnya - atau kelainan fungsional otak akibat penyakit-penyakit infeksi, seperti typhus abdominalis dan malaria. Bisa juga berupa reaksi somatopsikis. Kelainan-kelainan yang diakibatkan oleh stres. Faktor psikologis - atau faktor kejiwaan - berada di sekitar masalah kepribadian dan masalah-masalah psikologis. Seseorang yang punya kepribadian kompulsif, agresif, dan kaku umumnya cepat menderita dementia (pikun) pada usia menengah - yang tentunya terlihat mempengaruhi kecerdasan. Sementara itu, mereka yang supel dan bijaksana terhitung kecil gangguan intelektualitasnya - kecerdasannya relatif tetap, juga umumnya karena kelompok ini tetap mengisi otaknya. Terganggunya kecerdasan - yang nampak seolah-olah turun - selanjutnya menimbulkan masalah psikologis pada usia menengah. Masalah itu, usaha-usaha defensif (mekanisme pertahanan jiwa) yang umumnya membuahkan emosi negatif. Rasa kecewa akan berkembang ke putus asa, rasa kecewa menjadi rasa jengkel. Manifestasi gejala-gejala ini adalah stres yang tentunya mempengaruhi kesehatan jiwa. Faktor lingkungan adalah faktor yang sudah umum dikenal. Pangkalnya adalah mampukah seseorang melakukan konfirmasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bila tidak, usia 40 memang ancaman. Jim Supangkat Laporan Biro Bandung

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus