AHLI mikrobiologi menyembuhkan diri mereka sendiri. Motto tua inilah yang kemudian memberi semangat kepada ilmuwan Nancy dan Tse Wen Chang dalam bidang farmasi. Mereka menemukan cara pengobatan penyakit alergi paling akhir. Suami-istri ini mungkin merupakan tim terbaik yang mampu mengatasi penyakit alergi. Penelitiannya dilakukan karena mereka sendiri pernah menderita alergi. "Mereka menderita alergi sangat berat. Sebelumnya saya tidak pernah melihat orang yang menderita alergi seperti mereka itu," tutur David Andersn, wakil presiden perusahaan penelitian Tanox. Ketekunan pasangan ini mendapat pujian dari dosen pembimbing dan rekan-rekan mereka. Permasalahan yang mereka hadapi juga menurun kepada kedua putrinya. "Jika digigit semut api, anak saya yang termuda kakinya membengkak dua kali ukuran semula," kata Tse Wen. Profesor Fred Goldberg dari Harvard Medical School menjuluki Tse Wen Chang sebagai salah satu dari mahasiswa berbakat yang pernah menimba ilmu di Harvard. Akhir 1970 Tse Wen Chang dan Nancy meraih gelar sarjananya di National Tsing Hua University, Taipei. Di universitas itu pasangan ini bertemu, dan menikah. "Mereka sangat ahli dalam ilmu pengetahuan dasar dengan kemampuan istimewa untuk berbuat sesuatu yang berguna dalam pengobatan," kata Goldberg. Dan mereka, satu dengan lainnya, hampir identik. Keduanya asli kelahiran Taiwan. Gelar doktor mereka raih di Harvard. Nancy mengambil bidang keahlian kimia biologi, sedangkan Tse Wen Chang mempelajari biologi sel dan pertumbuhannya. Keduanya sama-sama bekerja untuk dua perusahaan raksasa di bidang farmasi. Tse Wen Chang bekerja pada Ortho Pharmaceutical Corp. dan pada Hofmann-La Roche Inc. Dari 1981 hingga 1986 suami-istri ini melakukan penelitian di Centocor Inc., Malvern, Pennsylvania, AS. Sebuah perusahaan bioteknologi yang menjadi perintis dalam penelitian antibodi monoklonal. Salah seorang pemilik modal dalam penelitian Chang, yakni Moshe Alafi, mengatakan bahwa pasangan ini mempunyai dedikasi yang tinggi dalam bidangnya. "Praktis mereka lebih banyak tidur di laboratorium daripada di rumahnya," Alafi menjelaskan. Selain itu, mereka adalah penulis makalah yang baik dan jadi perintis di bidangnya. Dalam beberapa hal mereka memiliki persamaan. Namun, dalam pekerjaan ada perbedaannya. Nancy, misalnya, memegang langsung perusahaan mereka, Tano Biosystem, dan menyerahkan segala urusan penelitian kepada suaminya. "Diharapkan kami mengisi satu dengan lainnya," ujar Nancy. "Kami juga memberi kebebasan kepada setiap peneliti untuk melakukan yang terbaik menurut mereka." Kata Chang lagi, mereka didorong mendirikan perusahaan sendiri setelah beberapa tahun bekerja pada perusahaan farmasi. "Kami termasuk orang yang berani mengambil resiko," ucap Nancy. Ternyata, mereka termasuk orang yang suka melihat ke masa depan serta memiliki sifat optimistis. Jadi, ketika kesempatan untuk mendirikan perusahaan sendiri muncul, langsung kami kerjakan. Sebagai orang pertama yang mengembangkan obat antialergi, saya memang optimistis," tambah Nancy bersemangat. RN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini