Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin merasa bingung karena tiba-tiba saja berat badan turun tanpa alasan jelas, tak tahan panas, dan menstruasi tak teratur. Bisa jadi Anda mengalami hipertiroidisme atau kelebihan produksi tiroid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala hipertiroidisme bisa muncul di bagian tubuh yang berbeda, menurut Institut Nasional Diabetes dan Pencernaan dan Penyakit Ginjal Amerika Serikat. Penyebabnya tubuh memproduksi lebih banyak hormon tiroid dari yang seharusnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena gejala bisa menyerupai masalah kesehatan lain, diperlukan diagnosis dari tenaga kesehatan. Berikut yang perlu diketahui soal hipertiroidisme, dilansir dari USA Today.
Dampak hipertiroidisme
Hormon tiroid dibutuhkan untuk proses metabolisme penting, membantu tubuh mengubah makanan menjadi tenaga, dan memastikan fungsi organ agar maksimal, papar Asosiasi Tiroid Amerika. Produksi hormon yang berlebihan bisa merangsang organ, kata Dr. Jawairia Shakil, endokrinolog di Houston Methodist Hospital.
Berat badan turun tanpa sebab jelas, gemetar dan tremor, detak jantung tak beraturan, dan intoleransi panas termasuk gejalanya, ujar says Dr. Erik Alexander, kepala seksi tiroid di Brigham and Women's Hospital serta pengajar di Sekolah Kedokteran Harvard.
Hipertiroidisme juga dikaitkan dengan pembesaran kelenjar tiroid, siklus haid tidak teratur, tekanan darah tinggi, dan rambut rapuh, jelas John Hopkins Medicine. Kondisi ini juga bisa mempengaruhi suasana hati, konsentrasi, dan kualitas tidur, kata Shakil.
Jika mengalami gejala di atas, periksakan ke dokter. Hipertiroidisme bisa dideteksi lewat tes laboratorium yang mengukur kadar hormon tiroid (T3 dan T4) serta stimulasi hormon tiroid (TSH).
Penyebab utama hipertiroidisme
Penyakit Graves adalah penyebab paling umum hipertiroidisme, menurut Dr. Amy S. Chang, kepala bagian Diabetes dan Endokrinologi di Scripps Clinic di San Diego. Ini adalah kondisi autoimun yang akibat sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid dan menyebabkan produksi hormon tiroid berlebihan, menurut Mayo Clinic.
Ada berbagai penyebab penyakit Graves, seperti keturunan, usia, jenis kelamin, dan merokok. Perempuan, penderita gangguan autoimun lain (seperti diabetes tipe 1), dan berusia 30-60 tahun berisiko lebih tinggi mengalami penyakit Graves, sebut Mayo Clinic.
Chang menyebut kemungkinan penyebab hipertiroidisme lain adalah tiroiditis atau radang tiroid, nodul tiroid (yang menyebabkan produksi hormon tiroid lebih banyak, dan terlalu banyak asupan yodium. Minum levotiroksin atau obat untuk tiroidisme berpotensi memicu hipertiroidisme pada tahap awal pengobatan.