Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Banyak Anak yang Cuci Darah, Pakar di RSHS Sebut Bukan Akibat Minuman Manis

Pasien anak yang saat ini menjalani cuci darah telah memiliki riwayat penyakit gagal ginjal yang sudah lama, jadi bukan karena minuman manis.

31 Juli 2024 | 21.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cuci darah. TEMPO/ Santirta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan Nefrologi Anak di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Profesor Dany Hilmanto, menjelaskan pasien anak yang sedang menjalani cuci darah atau hemodialisis di rumah sakit tersebut bukan karena minuman manis. Ia menyatakan pasien anak yang saat ini menjalani cuci darah telah memiliki riwayat penyakit gagal ginjal yang sudah lama atau memiliki kelainan bawaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Karena memang penyebabnya cuci darah pada anak kebanyakan ada dua sebab, yaitu kelainan struktur dan adanya penyakit glomerulus pada ginjal,” katanya di Bandung, Rabu, 31 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia merespons terkait banyak pasien anak-anak yang melakukan cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang saat ini viral di media sosial. Dia menegaskan umumnya pada gagal ginjal karena faktor sering mengonsumsi makanan yang tidak sehat tidak langsung menimbulkan gejala pada penyakit tersebut.

“Bahwa dari tahun ke tahun penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh makanan tidak sehat itu melalui tahap yang panjang, dia harus melalui hipertensi, diabetes melitus dulu, obesitas, yang di mana semua itu merupakan risiko pada gagal ginjal,” paparnya.

Jumlah masih normal
Dany menjelaskan gangguan ginjal pada anak berbeda dari pada dewasa. Adapun kasus yang sering ditemukan adalah kelainan bawaan.

“Karena pada saat ini usia sudah di atas 5 tahun memang yang paling banyak karena penyakit glomerulus. Jadi yang paling sering di antaranya penyakit glomerulus itu adalah bocor ginjal,” jelas Dany.

Staf Divisi Nefrologi RSHS Bandung, Ahmedz Widiasta, mengatakan saat ini terdapat sekitar 20 anak menjalani cuci darah secara rutin setiap bulan di Poliklinik Hemodialisis RSHS. Dia menyebut hingga saat ini jumlah pasien anak yang menjalani cuci darah akibat gagal ginjal masih relatif normal.

“Kalau jumlah kasus tidak ada peningkatan ataupun penurunan untuk kasus anak dengan penyakit ginjal kronis, yang mendapatkan cuci darah rutin itu sekitar 10 sampai 20 anak per bulan,” jelasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus