Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bersalin tanpa Sakit

Melahirkan dengan teknik terapi hipnosis makin digemari. Si bayi lahir normal tanpa operasi, ibu tak kesakitan, biaya murah.

24 Maret 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika pertama kali ditawari melahirkan dengan metode hipnosis, Meidy Katrin menolak mentah-mentah. Perempuan 20 tahun itu masih bergidik membayangkan pengalaman buruknya lima tahun lalu. Ada orang datang menawarkan jam Rolex, tapi malah menghipnotisnya dan menguras seluruh hartanya.

Semua persepsi buruk itu pupus setelah Meidy bertemu Lanny Kuswandi, 52 tahun, ahli hipnoterapi klinis. Dia lalu mulai berlatih di klinik Lanny di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Perubahan pun langsung terasa. Mual dan muntah menurun drastis. Tubuhnya rileks. Hingga pada April 2006 ia melahirkan bayi ketiganya dengan lancar. ”Tanpa sakit ketika mengejan, bayi saya nongol dengan sendirinya,” katanya.

Persalinan normal zonder rasa sakit ini menjadi pembicaraan hangat dalam diskusi ”Melahirkan tanpa Rasa Sakit dengan Metode Hypnobirthing”. Topik ini pun laris manis ketika digelar di lima kota, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Denpasar, sepanjang Maret.

Jelas saja, topik ini menarik. Sebab, perempuan yang pernah melalui proses persalinan normal pasti tahu benar rasa sakitnya. Nah, kalau bisa melahirkan seperti Meidy, alangkah nyamannya.

Menurut definisi medis, hypnobirthing adalah metode relaksasi dengan menanamkan niat untuk menghadapi persalinan dengan tenang dan sadar. Kedengarannya memang tidak terlalu berbau medis dan ilmiah, namun metode ini sudah digunakan di kalangan penganut kedokteran modern. Marie F. Mongan, ahli hipnoterapi dan hipnoanestesiologi dari New Hampshire, Amerika Serikat, telah mematenkan istilah hypnobirthing pada 1989. Hingga kini sudah lebih dari 20 negara mempraktekkan metode Mongan.

Di sini, yang masih banyak terdapat praktek dukun dan ilmu mistik, wajar bila melahirkan dengan metode hipnosis dianggap takhayul. Lanny berkisah, ketika hamil anak pertamanya 26 tahun silam, ibunya memberikan peniti. Benda itu harus disematkan pada baju setiap hari sambil mengucapkan niat agar sang bayi lahir selamat. Soal menancapkan peniti memang takhayul. Tapi soal niat bayi lahir selamat bukan takhayul. ”Ini sesuai dengan konsep hypnobirthing di masa kini, yaitu menanamkan sugesti positif pada diri sendiri,” ujarnya.

Lanny adalah pelopor hypnobirthing di Indonesia. Alumni Sekolah Kebidanan St. Carolus Jakarta ini mengambil studi hipnoterapi klinis di Australia. Sejak 2003 dia menerapkannya di Pro V Klinik, Cempaka Putih, dan RS Bunda, Menteng, Jakarta Pusat. Hingga kini ia sudah menangani sekitar 600 ibu hamil. Jika dihitung dengan peserta program-program khusus di luar klinik, kliennya sudah ribuan orang. Lanny juga melatih bidan di Yogyakarta sehingga mereka mendapat sertifikat hipnoterapi klinis dari RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Hypnobirthing sebenarnya bagian dari terapi hipnosis, yang sudah lama berkembang dalam kedokteran jiwa. Menurut Tubagus Erwin Kusuma, ahli kesehatan jiwa, kepribadian seseorang terbentuk sejak masih dalam kandungan. Stres yang dialami orang dewasa sebetulnya merupakan rekaman getaran kehidupan mereka sejak dalam kandungan.

Begitu pula saat hamil, faktor kecemasan sang ibu bisa membuat persalinan yang seharusnya lancar jadi terhambat. Dengan metode hypnobirthing ini, ibu hamil dilatih rutin melakukan relaksasi agar mereka tenang dan selalu berpikiran positif selama hamil dan ketika melahirkan.

Seperti pengalaman Evariny Andriana, 31 tahun. Dia selalu dihantui pikiran negatif. Hingga usia kehamilan enam bulan, Evariny tetap mual, muntah, dan ketakutan akan proses melahirkan. Untunglah, Evariny akhirnya berkenalan dengan metode hypnobirthing. Maka dia mulai melatih relaksasi fisik dan batin.

Bersantai secara fisik mudah dilakukan, misalnya berendam di air hangat, mendengarkan musik, atau melakukan kegiatan yang disukai. Tapi, bagaimana relaksasi batin?

Inilah inti hypnobirthing itu. Pikiran terdiri dari 18 persen pikiran sadar (conscious mind) dan 82 persen bawah sadar (unconscious mind). Dengan hipnosis, alam bawah sadar dapat dijangkau pikiran-pikiran positif, seperti persalinan akan lancar dan nyaman, bayi lahir sehat.

Kontraksi rahim adalah hal alami. Hypnobirthing akan menuntun ibu rileks dan sama sekali tak memikirkan serta merasakan rasa nyeri akibat kontraksi itu. Tubuh akan memproduksi zat endorfin, anestesi alami. Tak terasa, si jabang bayi pun muncul.

Relaksasi batin seperti itu tentu tak bisa diperoleh secara instan. Pikiran ibu harus diprogram sejak awal kehamilan. Evariny, yang menulis pengalaman pribadinya dalam buku Melahirkan tanpa Rasa Sakit dengan Metode Relaksasi Hypnobirthing, memberikan tip latihan relaksasi ibu hamil yang bisa dilakukan kapan saja. Intinya, pikirkan persalinan sebagai sesuatu yang alami dan indah, bukan menyakitkan. Masukkan terus sugesti itu ke dalam pikiran, maka otot-otot pun dijamin akan ikut santai.

Untuk mempermudah konsentrasi di awal latihan, gunakan bantuan pendulum sebagai pancingan. Pegang pendulum, berkonsentrasilah, lalu biarkan pendulum bergerak sesuai keinginan pikiran bawah sadar. Setelah terampil, tinggalkan pendulum. Berlatihlah menggerakkan lengan dan bagian tubuh tertentu dengan niat dan konsentrasi kuat. Bisa juga dengan bervisualisasi atau membayangkan apa saja yang menyenangkan dan menenangkan. Semakin sering dilakukan, semakin mudah ibu hamil mempraktekkannya saat bersalin.

Relaksasi ini juga menjadi sarana berkomunikasi dengan orok selama dalam kandungan. Ini bisa dibuktikan dengan USG 4 dimensi. Meidy menceritakan pengalamannya berbicara dengan bayi dalam kandungan. ”Saya bilang angkat tangan, janin angkat tangan. Saya bilang senyum, dia tersenyum.”

Selain memperlancar persalinan, hypnobirthing juga dapat menenangkan janin, mencegah depresi pascapersalinan atau baby blues, dan meningkatkan produksi air susu ibu. Namun, dalam hypnobirthing ini, dokter atau terapis hanya berperan sebagai pelatih. Yang menentukan berhasil-tidaknya adalah si ibu sendiri.

Menurut Boy Abidin, ahli kandungan dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, proses persalinan pasien dengan metode hypnobirthing umumnya memang lancar, cepat, dan tanpa keluhan nyeri. Bayi yang dilahirkan juga lebih sehat. ”Perkembangan otak bayi lebih baik karena tidak mengalami kekurangan oksigen (asfiksia) selama persalinan,” katanya.

Jadi, jangan remehkan si bayi ketika masih di perut. Rasa damai dan nyaman jabang bayi selama dalam kandungan bisa mempengaruhi kesehatan jiwa ketika tumbuh dewasa. Menurut Lanny, anak yang ketika besar tidak menghargai orang tua kemungkinan karena ia tidak dihargai ketika masih di dalam kandungan. Kata Lanny, ”Jika ingin mengubah dunia menjadi lebih baik, mulailah dari wanita hamil.”

Andari Karina Anom, Ig. Widi Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus