Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bila Sandera-Penyandera Bercinta

Penyanderaan mengakibatkan gangguan mental menurut dr.l.j. west, ahli penyakit jiwa as, para sandera di teheran akan menderita cacad saraf, gugup, sulit tidur dan sering mengigau.(ksh)

15 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK memeras keterangan dari sandera di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Teheran, para mahasiswa nampaknya tak perlu melaksanakan teknik "cuci otak" yang njelimet. Seperti berbagai bentuk penyiksaan fisik, penggunaan obat-obatan, atau pun hipnotisme. Menurut Dr. L.J. West seorang ahli penyakit jiwa dari Amerika, waktu 3 minggu dalam penyekapan sudah cukup untuk memecah-belah pendirian para sandera. "Paling tidak dua-pertiga dari sandera akan menyerah pada kemauan penyandera," katanya. Dia menunjukkan 13 sandera (7 negro dan 6 wanita) begitu dibebaskan kontan memuji sikap penyandera dan menuntut Presiden Jimmy Carter untuk menyerah dan mengirimkan Syah ke Iran. Jangankan berminggu-minggu, dalam beberapa hari saja para sandera sudah bisa berkapitulasi. Sebagian besar bersikap dingin, pokoknya mana tahan hidup tanpa menggadaikan diri. Hanya beberapa orang yang keras kepala yang berani tegak dan tak mau tunduk pada kemauan penyandera. Belum bisa dijelaskan kombinasi sistem nilai, keadaan watak, bentuk tekanan dan timing yang bagaimana yang telah membuat golongan terakhir ini bisa berhasil bertahan. Tentang penyerahan diri sandera kepada si penyandera, Dr West, bekas ahli penyakit jiwa militer dan sekarang kepala bagian penyakit jiwa dan ilmu tentang tingkah-laku di University of California Los Angeles, kepada Los Angeles Times menyebutkan tiga hal yang berinteraksi yang menyebabkannya. Pertama karena kelemahan fisik yang diakibatkan oleh kurang makan dan tidur. Tambahan lagi adanya paksaan untuk berdiri terus hingga anggota tubuh membengkak atau karena pukulan-pukulan. Kedua karena ketergantungan kepada si penyandera, mulai dari ketergantungan untuk berbagai keterangan, makanan dan malahan perlindungan dari ancaman teriakan di luar gedung. Seperti teriakan "bunuh Amerika" dan pembakaran bendera. Sedangkan unsur ketiga adalah kecemasan karena tak tahu sampai kapan ditahan. Dan apakah drama itu akan herakhir dengan kematian atau luka-luka. "Ketiga unsur itu saling mengisi," urai West. "Begitu kelemahan memburuk, unsur ketergantungan pun menjadi bertambah jelek. Jika kedua unsur itu bertambah parah, kecemasan pun jadi menghebat." Kombinasi dari ketiga unsur itu selama Perang Korea (Juni 1950 Juli 1953) telah membuat 60% dari penerbang Amerika menyerah kepada tekanan orang komunis. Mereka memberikan pengakuan yang kacau. Ada yang menentang perang. Ada pula yang mengaku melancarkan perang kuman. Para sandera yang menunjukkan sikap mau bekerjasama dengan penyandera, berbuat begitu mungkin karena tekanan. Atau mereka mau mengibuli si penyandera, dengan berpura-pura saja, kata West yang pernah melakukan penelitian terhadap bekas sandera RMS di Negeri Belanda dan peristiwa penculikan Patricia Hearst, putri raja koran dari Amerika beberapa tahun yang lalu. San Diego "Bersikap koperatif terhadap penyandera bisa juga disebabkan oleh gejala yang disebukan oleh ahli sebagai the Stockholm syndrome, yaitu sikap merasa senasib dengan si penyandera," urai Dr West. Sindroma atau gejala tersebut muncul setelah perampokan sebuah bank di Stockholm tahun 1973. Karena ketidakpastian mengenai nasib mereka, seorang di antara sandera (wanita) bukan saja membenci pemerintah yang tidak mau cepat bertindak dan menyerah pada kemauan si teroris, ia malahan jadi kasihan dan jatuh cinta pada si penyandera. Setelah bebas ternyata rasa benci kepada pemerintah dari si sandera memang makin berkurang. Tapi rasa kasihannya terhadap si penyandera ternyata bertahan lama. Andai para sandera di Teheran selamat, mereka tidak lepas dari cacad saraf yang dalam dunia kedokteran dlsebut the survivor syndrome. Mereka akan gugup, sulit tidur dan sering mengigau. Ada yang mati rasa, seperti tak merasa ada apa-apa ketika tangannya dipaku. Selain gangguan itu mereka mungkin Juga akan menderita penyusutan atau penambahan berat badan yang menyolok. Seorang anak belasan tahun yang berhasil hidup dalam pembunuhan massal di kenisah rakyat di Jonestown tempo hari, badannya bertambah 40 kg dalam setahun. Di Amerika penderita gangguan mental akibat penyanderaan ini diobati di pusat penelitian penyakit saraf yang dibangun angkatan laut Amerika di San Diego untuk menampung bekas korban perang Vietnam. Data-data penyakit yang terkumpul di situ juga mencakup korban Perang Saudara yang berkecamuk antara 1861 - 1865.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus