Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kasus dugaan hubungan antara Kim Soo Hyun dan mendiang Kim Sae Ron menyoroti isu serius child grooming, yakni proses di mana seorang dewasa membangun hubungan emosional dengan anak atau remaja untuk tujuan eksploitasi seksual. Melalui manipulasi psikologis, pelaku membuat korban merasa nyaman dan terikat secara emosional, sehingga lebih mudah dikendalikan dan dieksploitasi.
Aktor Korea Selatan Kim Soo Hyun baru-baru ini dituduh menjalin hubungan dengan mendiang aktris Kim Sae Ron selama enam tahun, dimulai saat Kim Sae Ron berusia 15 tahun. Meskipun agensi Kim Soo Hyun telah membantah klaim tersebut, pihak yang mengaku sebagai keluarga Kim Sae Ron berencana mengeluarkan bukti terkait tuduhan ini.
Pada 18 Maret 2025, kanal YouTube HoverLab Inc. menayangkan wawancara telepon dengan seseorang yang mengaku sebagai bibi Kim Sae Ron. Dalam percakapan tersebut, terungkap bahwa Kim Sae Ron dan Kim Soo Hyun mulai berkencan pada 2015, saat Kim Sae Ron berusia 15 tahun dan Kim Soo Hyun 27 tahun. Hubungan tersebut dikabarkan berlangsung selama enam tahun.
Modus Child Grooming
Pelaku child grooming sering kali menggunakan ancaman atau manipulasi agar korban tetap diam dan patuh. Modus operandi ini semakin berbahaya dengan berkembangnya teknologi digital yang memungkinkan pelaku menjangkau korban lebih luas melalui media sosial, aplikasi perpesanan, dan game online.
Dilansir dari Jurnal Pemahaman Anak terhadap Isu Child Grooming, data dari National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC) menunjukkan bahwa pada tahun 2020 terdapat lebih dari 4,2 juta kasus eksploitasi anak, termasuk child grooming, yang dilaporkan secara global. Sementara itu, di Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mencatat 11.952 kasus kekerasan terhadap anak akibat grooming dalam periode 2021–2023.
Dampak Child Grooming terhadap Anak
Dampak child grooming sangat kompleks dan tidak hanya bersifat fisik tetapi juga psikologis. Anak-anak korban grooming sering mengalami:
- Trauma dan gangguan mental seperti depresi, kecemasan, hingga PTSD.
- Isolasi sosial karena rasa malu dan takut untuk menceritakan kejadian yang mereka alami.
- Ketidakpercayaan terhadap orang dewasa, termasuk keluarga dan tenaga pendidik.
- Kesulitan bersosialisasi dan membangun hubungan yang sehat di masa depan.
Faktor-faktor yang Memperburuk Dampak
Beberapa faktor dapat memperburuk dampak child grooming, di antaranya:
- Kurangnya edukasi seks: Minimnya edukasi seks di kalangan anak-anak dan orang tua membuat mereka rentan terhadap manipulasi pelaku.
- Penggunaan media sosial yang tidak diawasi: Anak-anak yang aktif di media sosial tanpa pengawasan orang tua lebih berisiko menjadi korban grooming online.
- Kurangnya pemahaman masyarakat: Banyak orang tua dan masyarakat yang belum memahami modus operandi pelaku child grooming, sehingga sulit mendeteksi dan mencegahnya.
Pencegahan dan Perlindungan Anak dari Child Grooming
Dilansir dari jurnal Perlindungan Anak dari Ancaman Child Grooming di Indonesia, menunjukkan bahwa peran pendidikan dan lingkungan keluarga sangat penting dalam mencegah child grooming. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Pendidikan Seksual Sejak Dini: Anak-anak perlu diberikan pemahaman mengenai batasan tubuh dan bagaimana cara menghadapi situasi yang tidak nyaman.
- Peran Guru dan Institusi Pendidikan: Pentingnya edukasi di sekolah untuk meningkatkan kesadaran anak terhadap kekerasan seksual.
- Pengawasan Orang Tua: Pemahaman orang tua dan guru terhadap kebutuhan anak dapat membantu mencegah perilaku berisiko.
- Regulasi dan Penegakan Hukum: Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak telah mengakui child grooming sebagai tindak pidana. Namun, masih diperlukan penguatan regulasi agar pelaku dapat dihukum dengan lebih tegas.
Pilihan Editor: Kim Soo Hyun Terancam Denda Rp 22 Miliar Buntut Skandal Asmara dengan Kim Sae Ron
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini