Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Cegah Anak Kecanduan Gula dengan Mendorongnya Beraktivitas Fisik

Sejumlah hal dapat dilakukan orang tua agar anak tak kecanduan gula, misalnya dengan membatasi camilan manis di rumah dan mendorong pola hidup sehat.

26 November 2024 | 18.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak Siska Mayasari Lubis meminta orang tua mencontohkan pola makan dan perilaku hidup sehat demi mencegah anak mengonsumsi gula berlebih yang dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan jangka pendek dan panjang. Ia menyebut sejumlah hal yang dapat dilakukan orang tua agar anak tidak kecanduan gula, misalnya dengan membatasi camilan manis di rumah, mendorong makan bersama untuk mengontrol asupan nutrisi, memberi contoh dengan tidak mengonsumsi gula berlebihan, serta menekankan pola hidup sehat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pola hidup sehat tidak cukup hanya untuk mengurangi gula atau membatasi kalori. Tapi yang perlu ditekankan lagi adalah edukasi untuk aktivitas fisik. Berdasarkan rekomendasi dari CDC, untuk usia 3-5 tahun, anak diharapkan harus aktif secara fisik sepanjang hari. Yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan," katanya, Selasa, 26 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia berharap orang tua dapat mendorong anak aktif saat bermain, misalnya dengan melompat atau mengendarai sepeda roda tiga. Lalu masuk usia 6-17 tahun, aktivitas fisik yang diharapkan adalah dengan intensitas sedang hingga berat selama 60 menit atau lebih setiap hari, termasuk aktivitas aerobik.

Dampak jangka pendek dan panjang
Dia pun menyarankan untuk membatasi asupan gula, maksimal di bawah 10 persen dari total asupan energi. Siska juga menyebutkan sejumlah bahaya jangka pendek dan panjang akibat konsumsi gula berlebih pada anak, mulai dari lonjakan energi, gangguan psikologis, hingga diabetes.

Konsumsi gula berlebih dapat mengakibatkan diabetes pada anak dan dewasa karena menyebabkan penurunan resistensi insulin. Menurutnya, hal itu dapat menjadi awal sejumlah penyakit kronis lain, seperti sindrom metabolik, hipertensi, serta penyakit kardiovaskular, liver, dan ginjal.

"Kemudian penyakit gastrointestinal, kemudian ada gangguan neurologis, ini dihubungkan dengan masalah psikologis dan masalah pada tulangnya atau orthopedic problem," ucapnya.

Dalam jangka pendek, masalah yang muncul seperti lonjakan energi, penurunan fokus, serta kerusakan gigi. Dalam jangka panjang, konsumsi gula berlebih dapat mengganggu kemampuan otak anak serta memicu perubahan neurokimia. Jalur untuk otak menjadi kurang sensitif sehingga menimbulkan perilaku adiktif.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus