Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Cek Kesehatan Gratis Perlu Diiringi Penyuluhan Hidup Sehat pada Masyarakat

Tak cuma Cek Kesehatan Gratis, penyuluhan pada warga perlu terus menerus dilakukan agar menyadari kesehatan merupakan aset yang berharga.

10 Februari 2025 | 11.26 WIB

Suasana Puskesmas Tanah Abang pada Senin, 10 Februari 2025. Hari ini merupakan pertama kalinya kegiatan cek kesehatan gratis akan diselenggarakan. TEMPO/Vedro Imanuel.
Perbesar
Suasana Puskesmas Tanah Abang pada Senin, 10 Februari 2025. Hari ini merupakan pertama kalinya kegiatan cek kesehatan gratis akan diselenggarakan. TEMPO/Vedro Imanuel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari pemerintah resmi dilaksanakan secara nasional pada 10 Februari 2025. Pakar kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan penyuluhan kesehatan pada warga perlu terus menerus dilakukan agar menyadari kesehatan merupakan aset yang amat berharga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Kalau mobil atau motor saja dipelihara dan setiap sekian ribu kilometer dicek ke bengkel, apalagi tubuh kita sendiri," ujar Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 itu Senin, 10 Februari 2025, terkait peran penyuluh kesehatan dalam mengedukasi pola hidup sehat di masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dokter harus mampu meyakinkan masyarakat agar menerapkan pola hidup sehat. "Anjuran pola hidup sehat harus mampu diyakinkan oleh dokter sesudah selesai pemeriksaan kesehatan gratis," ujarnya.

Dia mengusulkan agar dokter menjelaskan hasil Cek Kesehatan Gratis  warga yang diperiksa karena anjuran atau rekomendasi kesehatan yang diberikan akan tergantung hasil tes kesehatan masing-masing orang dan sangat spesifik.

"Kalau anjurannya adalah periksa lebih rinci (laboratorium dan lainnya) maka perlu ada kemudahan birokrasi, bagaimana prosesnya," katanya.

Tjandra menambahkan program CKG berkala perlu menjadi satu paket yang lengkap, termasuk tindak lanjutnya, sehingga benar-benar bermanfaat bagi kesehatan warga.

Bukan pengobatan
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan telah menyiapkan 44 puskesmas yang ada di setiap kecamatan serta nantinya 292 puskesmas pembantu program CKG. Menurut Pemprov, program ini bersifat skrining, tak termasuk pengobatan dan tindakan bila nantinya ditemukan penyakit. Untuk pengobatan dan tindakan nantinya menggunakan mekanisme terpisah, baik di puskesmas maupun rumah sakit.

"Bukan pengobatan," ujar kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, Minggu, 9 Februari 2025.

Misalnya cek gigi, ketika mengakses poliklinik gigi yang dilakukan adalah pemeriksaan semua gigi. "Ada yang bolong enggak, dan lainnya. Yang bolong tidak ditambal," jelasnya.

Pada saat pemeriksaan kesehatan, pasien juga akan diberi edukasi terkait kesehatan dan penyakit yang diderita. Terapi atau pengobatan pada penyakit yang ditemukan saat pemeriksaan nantinya dilakukan terpisah. Untuk tindakan dilakukan secara terpisah. 

"Tindakan pakai mekanisme pelayanan di puskesmas maupun rumah sakit," tambahnya.

Adapun jenis pemeriksaan kesehatan yang diberikan nantinya disesuaikan usia dan beban penyakit terbanyak pada setiap kelompok sasaran. Untuk bayi baru lahir akan dilakukan skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) guna mengetahui bayi mengalami hipotiroid kongenital atau tidak serta skrining G6PD, yakni enzim yang penting dalam menjaga sel daerah merah agar tetap sehat. Bayi dengan defisiensi G6PD akan mengalami risiko pecahnya sel darah merah yang mengakibatkan anemia berat, gagal ginjal, bahkan dapat mengancam nyawa.

Balita dan anak prasekolah akan menjalani pemeriksaan pertumbuhan, perkembangan, serta deteksi dini terhadap penyakit seperti tuberkulosis, gangguan pendengaran, masalah mata, gigi, talasemia, dan gula darah. Untuk dewasa, pemeriksaan akan mencakup evaluasi terhadap faktor risiko kardiovaskular dan paru seperti tuberkulosis dan PPOK. 

Selain itu deteksi dini terhadap kanker payudara, leher rahim, kanker paru, dan kanker usus, fungsi indera, serta kesehatan jiwa, hati, dan calon pengantin. Sementara itu, pemeriksaan pada lanjut usia akan difokuskan pada deteksi masalah kesehatan umum, seperti geriatri (kesehatan usia lanjut), gangguan kardiovaskular, paru, kanker, fungsi indera, serta kesehatan jiwa dan hati.

"Untuk pemeriksaan laboratorium yang lainnya, gula darah, kolesterol, ureum, dan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal. Itu semuanya bisa dilakukan di puskesmas," kata Ani.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus