Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami cuaca panas ekstrem dalam beberapa hari terakhir. Suhu ekstrem yang panas ini juga melanda negara-negara Asia lainnya dalam satu minggu terakhir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Indonesia tidak mengalami gelombang panas, tetapi suhu maksimum udara permukaan tergolong panas," tutur Plt Deputi Bidang Klimatologi, Dodo Gunawan pada 24 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip antaranews, BMKG pun mencatat wilayah Ciputat, Tangerang Selatan menjadi daerah di Indonesia dengan suhu maksimum harian tertinggi pada 17 April 2023 sebesar 37,2 derajat Celcius. Sementara itu, di wilayah Asia, Kumarkhali, sebuah kota di distrik Kusthia, Bangladesh menjadi daerah terpanas dengan suhu maksimum harian sebesar 51 derajat Celcius pada 17 April 2023.
Antisipasi Cuaca Panas Ekstrem
Tidak perlu khawatir akan fenomena suhu panas ekstrem ini. Terdapat beberapa cara atau kegiatan yang dapat dilakukan seseorang saat cuaca panas melanda, yaitu:
1. Menghindari aktivitas berat dan meminimalkan terpapar matahari
Seseorang dapat mengurangi, menghilangkan, atau menjadwalkan ulang kegiatan berat, seperti berolahraga saat waktu yang tidak cocok. Jika memang harus melakukan aktivitas berat, lakukan pada cuaca terdingin hari itu yang biasanya jatuh pukul 04.00 dan 07.00. Selain itu, seseorang juga bisa menunda permainan dan aktivitas di luar ruangan dengan terik matahari. Sebab, panas ekstrem dapat mengancam kesehatan atlet, staf, dan penonton pertandingan.
2. Menggunakan tabir surya
Sunburn dari sinar matahari dapat memperlambat kemampuan kulit untuk mendinginkan diri. Bahkan, terpapar matahari langsung pun dapat memperparah sunburn. Akibatnya, penting agar seseorang menggunakan tabir surya (sunscreen) dengan SPF yang tinggi. Bahkan, BMKG juga sempat mengimbau agar masyarakat dapat menggunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih setiap 2 jam sekali.
3. Menghindari perubahan suhu tubuh yang ekstrem
Biasanya, seseorang setelah melakukan aktivitas di luar ruangan dengan suhu ekstrem akan langsung mandi menggunakan air dingin setibanya di rumah. Namun, tindakan ini perlu dihindari. Sebab, mandi air dingin segera setelah dari suhu panas dapat menyebabkan hipotermia, terutama bagi orang lanjut usia dan orang yang masih sangat muda, sebagaimana tertulis dalam brownsvilletx.gov.
4. Menghemat listrik
Selain menghemat biaya pemakaian, menghemat listrik juga diperlukan untuk membuat seseorang tetap dingin berada di dalam ruangan. Menghemat listrik yang tidak digunakan dapat membuat seseorang tetap sejuk sehingga daya listrik tetap tersedia dan mengurangi kemungkinan pemadaman listrik secara bersamaan.
5. Mengenakan pakaian yang tepat
Seseorang dapat menggunakan pakaian yang longgar, ringan, dan berwarna terang yang memantulkan panas dari sinar matahari sehingga menjaga suhu tubuh normal. Seseorang juga harus melindungi wajah dan kepala dengan mengenakan topi bertepi lebar. Topi jenis ini dapat menjauhkan sinar matahari langsung dari kepala dan wajah.
6. Meminum banyak cairan
Minum banyak cairan dapat membuat tubuh menjadi lebih ringan. Selain itu, seseorang dapat terhindar dari cedera dan kematian akibat dehidrasi. Tubuh juga membutuhkan banyak cairan agar suhu tetap normal. Bahkan, jika seseorang tidak merasakan haus, tetap harus meminum air putih secara rutin.
7. Menghindari minuman alkohol atau kafein
Kandungan alkohol dan kafein dapat membuat efek panas pada tubuh menjadi lebih buruk dan semakin meningkatkan dehidrasi.
8. Makan dalam porsi kecil dan lebih sering
Makanan besar dan berat lebih sulit dicerna dan menyebabkan tubuh meningkatkan panas internal untuk membantu pencernaan sehingga memperburuk kondisi saat suhu ekstrem. Seseorang juga harus menghindari makanan yang tinggi protein, seperti daging dan kacang-kacangan karena dapat meningkatkan panas metabolisme.
Pilihan Editor: Apa Penyebab Cuaca Panas yang Terjadi Belakangan di Indonesia?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.