Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di masa pandemi seperti sekarang, berbagai upaya dilakukan agar bisa melawan ganasnya virus corona atau Covid-19. Selain dengan vaksinasi dan melakukan protokol kesehatan seperti 5M, upaya memperkuat daya tahan tubuh atau imunitas tubuh juga penting dijalankan, sebagai salah satu upaya pencegahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia sebagai negara yang terletak di khatulistiwa, beruntung karena dianugerahi kekayaan akan sumber daya alam berupa tanaman obat. Keanekaragaman tanaman obat tersebut merupakan sumber yang sangat kaya untuk dimanfaatkan sebagai peningkat imun dan anti inflamasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Obat tradisional sudah sejak lama dipakai masyarakat untuk mengobati penyakit, dalam bentuk berbagai ramuan, salah satunya obat untuk anti peradangan dan peningkat imun tubuh.
Namun, belakangan seiring dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup, pengenalan atas tanaman-tanaman obat ini mulai berkurang. Untuk itulah
"Masyarakat perlu dikenalkan dan diedukasi tentang tanaman obat yang berpotensi sebagai anti inflamasi atau radang" kata Kepala Pusat Kajian Biofarmasi Tropika IPB Profesor Irmanida Batubara pada webinar bertajuk Budidaya Tanaman Obat Berpotensi Sebagai Anti Radang dan Peningkatan Kekebalan Tubuh, Selasa 29 Juni 2021
Webinar ini digelar Pusar Studi Biofarmaka Tropika, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB.
Salah satu pembicara pada acara tersebut, Dosen Departemen Agronomi dan Holtikultura IPB Maya Melati menjelaskan tentang imunomodular yang berfungsi untuk memperkuat sistem imun atau menekan reaksi imun yang berlebihan.
Maya memaparkan jenis tanaman yang berkhasiat sebagai imunomodulator adalah tanaman yang memiliki bentuk rimpang, bentuk daun, bentuk batang, bentuk buah, dan bentuk biji. Ia mencontohkan antara lain jahe, kunyit, kencur, lengkuas, binahong, daun pegagan, buah jambu biji, dan jeruk nipis.
Sementara itu, tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai anti inflamasi antara lain pegagan, kencur, saga, meniran, dan binahong.
Adapun Dosen Departemen Biokimia IPB Waras Nurcholis menjelaskan bahwa tumbuhan tersebut dapat diestrak terlebih dahulu. Ekstraksi adalah proses mendapatkan senyawa bioaktif atau metabolit.
"Proses pengekstrakan harus memenuhi tiga syarat, yaitu keamanan, khasiat, dan kualitas," katanya seperti dikutip Tempo dari laman IPB University, Rabu 7 Juli 2021.
Pada kesempatan tersebut, Dosen Jurusan Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi IPB Min Rahmawati menyebutkan bahwa ada dua hal yang dapat diupayakan untuk menjaga kesehatan tubuh, yaitu sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif.
Sistem imun bawaan adalah sistem imun yang merespon secara cepat sementara sistem imun bawaan adalah sistem imun yang merespon secara lambat terhadap antigen spesifik. Imunitas atau daya tahan tubuh bisa kita peroleh, salah satunya dari tanaman obat.
MAGHVIRA ARZAQ KARIMA