Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Roy Himawan mengajak lebih banyak peneliti dan industri untuk memperbanyak penelitian tentang temulawak. "Kami dorong para peneliti untuk explore lebih banyak tentang temulawak," katanya pada conference dan workshop pertama Asosiasi HPTLC Chapter Indonesia, di Jakarta akhir Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kita arahkan semua peneliti dan komerisial untuk meneliti soal temulawak. "Agar semakin banyak informasi dan bukti tentang manfaat temulawak," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Roy, saat ini Indonesia memiliki 17 tanaman obat. Temulawak salah satu tanaman obat yang masuk prioritas untuk dicari tahu lebih dalam manfaat dan kegunaannya. Roy mengatakan pemerintah ingin agar temulawak dikenal sebagai obat alami khas Indonesia. "Misalnya orang langsung tahu kalau ginseng kan dari Korea, kami ingin kalau orang sebut temulawak ingatnya ya Indonesia," katanya.
Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Roy Himawan (kiri)/Tempo-Mitra Tarigan
Roy menilai secara budaya Indonesia cukup dekat dengan temulawak. Saat ini pun, sudah semakin banyak perusahaan swasta yang membuat produk berbahan dasar temulawak. "Budaya sudah tercatat sejak dulu, nenek moyang kita banyak gunakan temulawak untuk pengobatan," katanya yang merasa sangat mungkin temulawak bisa menjadi ikon obat herbal khas Indonesia.
Dari segi manfaat, Roy mengatakan, salah satu yang manfaat yang cukup dikenal dari temulawak adalah untuk melindungi organ hati. Namun perlu lebih banyak lagi penelitian dan pengujian dari para ahli, agar memastikan berbagai manfaat temulawak itu.
President of Indonesia Chapter of High Performance Thin Layer Chromatography (HPTLC) Association Udayana University, I Made Agus Gelgel Wirasuta mengatakan sebenarnya sudah banyak penelitian tentang temulawak. Pihaknya bahkan sudah mengkaji dengan beberapa pakar dan dalam proses meminta pemerintah agar mendorong pengesahan temulawak supaya menjadi prioritas di bidang ini. “Kita sudah melihat dari aspek budaya, sudah tercatat sejak zaman nenek moyang kita, dengan kitab kuno, tradisi jawa, leluhur udah banyak,” katanya.
Ia pun setuju agar temulawak menjadi obat herbal khas dari Indonesia. Menurutnya dari sisi keberlanjutan, petani Indonesia sudah tidak asing menanam temulawak. Dari sisi ekonomi, industri pun sudah banyak komersialisasi produk ini. "Jadi ini menunjukkan kalau kita blow up semuanya, akan lebih mudah mencapai status sebagaimana ginseng di Korea,” katanya.
President of Indonesia Chapter of High Performance Thin Layer Chromatography (HPTLC) Association Udayana University, I Made Agus Gelgel Wirasuta/Tempo-Mitra Tarigan
Gelgel bahkan mengatakan sebenarnya temulawak Indonesia sudah cukup terkenal. Menurut Gelgel, di Korea, jenis temulawak paling mahal ternyata berasal dari Semarang Jawa Tengah. "Temulawak di Korea paling mahal asalnya dari Semarang, karena dia tahu di situ kualitas terbaik, diteliti, sehingga kita percaya dengan kualitas yang dijaminkan oleh Korea,” ungkapnya.
Yang jadi masalah, kata Gelgel, Indonesia, belum percaya dengan kualitas bangsa kita sendiri. "Ayok negara hadir untuk membangun kualitas, jadi nggak salah dari kementerian (menyebut) temulawak bisa sehebat ginseng, nggak salah. Tapi kalau kualitasnya bener, nggak nipu-nipu kita percaya pada produk kita,” kata Gelgel
Ia berharap akan lebih banyak kolaborasi antara pemerintah dan swasta dalam mengeksplorasi soal temulawak sehingga bisa memiliki nilai jual yang baik sekaligus meningkatkan ekonomi Indonesia. “Kita kolaborasi untuk bangun menuju Indonesia emas, kita punya kopetensi luas, yang bisa jadi kekuatan ekonomi kita sendiri, nggak terbangun oleh orang luar,” kata Gelgel.
Pilihan Editor: Temulawak Berkhasiat Menyehatkan Hati dan Pencernaan
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika