Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Wisata Taman Obat Keluarga di Tibu Kuning Sekotong Lombok Barat

Selain pantai dan gili, Sekotong juga memiliki Bukit Tibu Kuning yang dikembangkan menjadi taman obat keluarga.

27 Desember 2023 | 21.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tanaman obat-obatan di Taman Obat Keluarga Sedin Gunung, Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa, 26 Desember 2023. (TEMPO/Supriyantho Khafid)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Mataram - Sekotong di Lombok, Nusa Tenggara Barat, memiliki potensi pariwisata alam. Kawasan ini dikenal dengan keberadaan Gili Nanggu, Gili Gede, Pantai Mekaki, dan beberapa pantai lain yang berseberangan dengan Nusa Penida Bali. Tapi selain itu, Sekotong juga memiliki Bukit Tibu Kuning yang dikembangkan menjadi wisata taman obat keluarga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bukit Tibu Kuning berada di kawasan Tukad (Sungai) Gesing, Jalan Tibu Kuning Dusun Tibu Baru, Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat. Batu Putih merupakan desa terakhir di Lombok Barat bagian selatan, berbatasan langsung dengan Selat Lombok dan Nusa Penida di bagian barat serta Samudera Hindia di selatan. Jaraknya sekitar 63 kilometer dari Kota Mataram. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lokasi ini juga dipilih sebagai tempat untuk penanaman pohon yang dilakukan oleh Pj Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Gita Ariadi pada Selasa, 26 Desember 2023. Terdapat 1.700 batang bibit pohon nangka dan mangga yang ditanam di lokasi ini. 

Taman Obat Keluarga Sedin Gunung

Sebelumnya, di Batu Putih telah hadir Taman Obat Keluarga (TOK) Sedin Gunung yang berada di pinggir (sedin) gunung. Penggagasnya adalah Munajah, 58, yang sehari-hari bekerja sebagai petani. Tapi dia juga pernah mendampingi program Bank Dunia dan  World Food Programme (WFP) serta program mandiri lainnya.

Budi daya madu trigona di Taman Obat Keluarga Sedin Gunung, Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Selasa, 26 Desember 2023. (TEMPO/Supriyantho Khafid)

Waktu itu ramai dikembangkan tanaman obat tradisional seperti sirih dan pohon jarak, juga buah dan sayuran. Setelah itu, ia ditawari Puskesmas Pelangan mengembangkan tanaman obat-obatan. ‘’Waktu itu ada 350 jenis tanaman. Mulai dari tanaman rempah-rempah dan bunga di pekarangaan 20 are, sampai ada madu trigona,’’ katanya.  

Munajah menyebut,  TOK Sedin Gunung meraih juara pertama lomba pada peringatan Hari Kesehatan Nasional Provinsi NTB 2018. Setelah itu, taman ini ramai dikunjungi orang yang mencari obat-obatan. TOK Sedin Gunung juga dikunjungi mahasiswa untuk praktik kerja lapangan atau KKN.

Namun, pengembangan TOK ini sempat terhalang gempa bumi 2018 dan pandemi Covid-19. Sewaktu pandemi, mereka memproduksi madu trigona dan tanaman obat lainnya, termasuk bunga telang yang kandungannya diklaim dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Pengunjung pun kembali ramai. Selain mencari obat-obatan, banyak yang melakukan studi banding ke taman obat di Sekotong ini. 

SUPRIYANTHO KHAFID

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus