Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dampak Penyakit Rabies pada Manusia, Bisa Serang Otak hingga Sebabkan Lumpuh

Rabies merupakan sebuah penyakit yang terjadi karena infeksi virus pada otak dan sistem saraf.

9 Februari 2023 | 17.00 WIB

Seekor monyet meminum susu saat akan mengikuti vaksin rabies gratis di Kantor Kecamatan Duren Sawit, Jakarta, Senin, 6 Juni 2022. Vaksinasi yang diberikan secara gratis itu untuk menghindari dan mengantisipasi penyebaran penyakit rabies kepada hewan peliharaan dan mewujudkan DKI Jakarta menjadi wilayah zona bebas rabies. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Seekor monyet meminum susu saat akan mengikuti vaksin rabies gratis di Kantor Kecamatan Duren Sawit, Jakarta, Senin, 6 Juni 2022. Vaksinasi yang diberikan secara gratis itu untuk menghindari dan mengantisipasi penyebaran penyakit rabies kepada hewan peliharaan dan mewujudkan DKI Jakarta menjadi wilayah zona bebas rabies. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rabies merupakan sebuah penyakit dari virus yang bisa menyerang otak dan sistem saraf manusia. Penyakit ini tergolong berbahaya karena berisiko menyebabkan kematian jika tidak cepat ditangani. Ada beberapa gejala yang dapat dikenali saat seseorang terserang penyakit rabies.

Melansir dari laman Indonesia Baik, rabies berasal dari gigitan, cakaran, air liur hewan yang terinfeksi rabies. Penyakit ini bisa berasal dari hewan terutama pada anjing, kucing, sapi, kambing, dan kuda. Bahkan hewan liar pun bisa menularkan juga, seperti kelelawar, berang-berang, anjing hutan, rubah, monyet, dan rakun.

Virus rabies membutuhkan waktu untuk mencapai otak atau sistem saraf dan mulai menginfeksi. Gejala akibat virus ini muncul sekitar 30 sampai 90 hari setelah penderita tergigit hewan yang terinfeksi rabies.

Melansir dari laman World Health Organization (WHO), gejala awal rabies meliputi tanda-tanda umum seperti demam, nyeri, dan kesemutan, tusukan, atau sensasi terbakar yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan di lokasi luka. Saat virus berpindah ke sistem saraf pusat, radang otak dan sumsum tulang belakang yang progresif dan fatal akan berkembang.

Gejala rabies lanjutan atau klinis menunjukkan ciri-ciri gangguan neurologis. Dimana virus telah lebih lanjut menginfeksi sistem saraf sehingga menyebabkan peradangan otak (ensefalitis).

Pada tahap ini, gejala lebih terlihat dan tingkat keparahannya semakin berat. Gangguan yang dialami biasanya mencakup perubahan perilaku yang ekstrem dan tidak menentu, seperti lebih hiperaktif, agresif hingga berhalusinasi.

Ada dua jenis rabies yang dapat menyerang manusia, yaitu:

1. Rabies ganas menyebabkan hiperaktif, perilaku bersemangat, halusinasi, kurangnya koordinasi, hidrofobia (takut air) dan aerofobia (takut angin atau udara segar). Kematian akibat jenis penyakit ini dapat terjadi setelah beberapa hari karena berhentinya jantung dan pernapasan.

2. Rabies paralitik menyumbang sekitar 20 persen dari jumlah total kasus manusia. Bentuk rabies ini tidak terlalu dramatis dan biasanya lebih lama daripada bentuk ganasnya. Jenis ini akan membuat otot berangsur-angsur menjadi lumpuh, mulai dari lokasi luka. Bahkan dapat menyebabkan koma dan perlahan berkembang sampai kematian.

WINDA OKTAVIA

Pilihan Editor:  Jawa Barat Sediakan 55 Ribu Vaksin Rabies Gratis  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus