Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dari marissa untuk anissa

Marissa eve dilahirkan untuk menolong anissa aya- la, kakaknya yg menderita leukemia atau kanker da- rah. transplantasi sumsum tulang sudah dilakukan. etis tidaknya tindakan tersebut dipertanyakan.

15 Juni 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski etisnya masih dipertanyakan, operasi cangkok sumsum bayi Marissa untuk kakak kandungnya selesai dilakukan pekan lalu. MARISSA EVE dilahirkan untuk kepentingan Anissa Ayala. Lewat transplantasi sumsum tulangnya, Marissa berusaha memperpanjang usia kakak kandungnya, Anissa, 19 tahun. Operasi yang mulus itu berlangsung Selasa pekan silam di City of Hope Medical Center, Duarte, California. Lahirnya Marissa 14 bulan lalu disambut gembira lebih dari selayaknya kedatangan anggota keluarga baru. Bayi montok yang beratnya 3,5 kilogram dan bermata jernih ini menyibak selimut duka yang menggantungi keluarga pasangan Abe Ayala dan Mary yang menetap di Walnut, California, AS. Bayi perempuan yang lahir di Queen of the Valley Hospital, Los Angeles, itu kemudian bagaikan dewi penolong bagi Anissa. Dari adik baru ini, Anissa, yang terkena leukemia, berharap memperoleh sumsum penyembuhnya. Guna menyediakan donor baginya, kemudian, ayahnya, Abe Ayala, melepaskan vasektominya yang sudah 16 tahun dipasangnya (TEMPO, 21 April 1990). Leukemia adalah penyakit kanker darah yang merusak sel darah putih. Biasanya leukemia diatasi dengan membunuh sel-sel kanker pembunuh itu dengan kemoterapi atau radiasi. Kemudian sumsum dari donor yang cocok- biasanya dari saudara kandung- dicangkokkan sehingga bisa menghentikan proses penghancurannya. Itu sekaligus juga memproduksi sel darah yang sehat. Sebelum kelahiran bayi yang terakhir ini, pasangan Abe Ayala dan Mary sudah lebih dari dua tahun menanti usaha Lembaga Nasional untuk Program Bantuan Sumsum Tulang dalam mencarikan donor bagi Anissa. Namun, usaha tersebut tak menemukan hasil. Menurut dokter, kemungkinannya tipis mendapatkan donor yang cocok: bisa diperoleh hanya satu di antara 20.000 orang. "Jadi, ini artinya kami hanya bisa berpangku tangan tanpa mampu melakukan sesuatu sampai ajal merenggut Anissa," ujar Mary, waktu itu. Dalam suasana yang putus asa itulah akhirnya keluarga Ayala mengambil keputusan dilematis: Mary, yang berusia 42 tahun, mesti melahirkan lagi. Harapan dari bayi itu adalah memperoleh donor sumsum tulang yang cocok untuk Anissa. Ini keputusan berani, dan baru pertama kalinya diumumkan secara terbuka. Meskipun upaya itu memberikan kemungkinan 50% berhasil, Abe, ayah dari dua anak- Anissa dan abangnya Airon, 20 tahun- terpaksa membuka KB-nya. Hambatannya, dalam usia setua itu Mary kemungkinan bisa mengandung 73%. Sedangkan bayi donor yang akan dilahirkan nanti mungkin cocok hanya 25%. Ternyata, Tuhan memang punya kekuasaan tidak terbatas. Setelah Mary hamil, dokter kandungan memastikan janin dalam perutnya itu cocok untuk donor. Makanya, harapan menyelamatkan Anissa bertambah. Ketika ia diketahui mengidap leukemia empat tahun lalu, dokter mengatakan hidup Anissa maksimal sampai lima tahun kemudian. Berarti, waktunya kian mendesak sudah. Toh tantangan di tengah keluarga Ayala belum habis. Menurut Patricia Konrad, dokter yang akan melakukan transplantasi itu, walau leukemia Anissa dalam keadaan stabil, kemungkinan sukses pencangkokannya 70-80%. Untuk itu, mereka harus menunggu si bayi cukup besar supaya mendapatkan sumsum yang cukup. Dari donor dewasa dibutuhkan sumsum 24 ons, tapi Dr. Konrad mengisyaratkan kalau donornya didapat dari si bayi, cukup separuh dari jumlab tadi. Kini transplantasi sudah dilakukan dalam operasi yang berlangsung empat jam. Tetapi dokter mengatakan, dari pasien yang menerima pencangkokan itu, hanya 20% sampai 25% yang bisa melewati masa krisis. Meski tanpa izin Marissa- karena ia masih bayi- kini orang terus menunggu agar pengorbanannya tidak sia-sia. Namun, yang kembali bergema adalah kontroversi, seperti ketika Marissa lahir tempo hari. Banyak yang mempertanyakan, etiskah tindakan seorang ibu yang melahirkan bayi dengan tujuan utama untuk menolong nyawa orang lain. Tidakkah tiap anak yang lahir ke dunia dihargai sebagai dirinya sendiri, bukan karena motif lain? Pendukung pencarian donor lewat kelahiran menganggap tak adil menuding orangtua yang memutuskan memiliki anak untuk menolong orang lain. Sebab, kehadiran bayi dibutuhkan sebagai donor organ. Dan anak itu pasti sangat dicintai keluarganya. "Ini bukanlah soal besar," kata Dr. Steven Forman, seperti dikutip International Herald Tribune, pekan lalu. Meskipun tak diumumkan, menurut anggota tim pencangkokan di Rumah Sakit City Hope itu, yang dilakukan Ayala juga pernah dilakukan orang lain walau untuk tujuan yang berbeda-beda. Betulkah kasus Anissa itu bukan "soal besar"? Ada fakta yang dikumpulkan dr. Arthur Caplan dan dr. Warren Kearney dari Pusat Bioetik Universitas Minnesota. Dari wawancara dengan dokter dan perawat di 15 pusat transplantasi sumsum, mereka temukan paling tidak sudah 40 anak yang dilahirkan untuk menjadi donor. Ada lagi penemuan mereka yang mengerikan. Suatu ketika sepasang suami istri mendatangi salah satu pusat pencangkokan tadi. Suami mengutarakan niat istrinya untuk hamil guna mencari donor sumsum. Belakangan terjadi: janin yang dikandung istrinya bukanlah donor yang cocok. Lalu kandungan itu diminta digugurkan. "Kami tak mengizinkannya, tapi saya tidak tahu ke mana mereka setelah ditolak," ujar dokter yang menangani mereka itu. Dari fakta yang terkumpul tadi, lalu Caplan dan Kearney meminta agar ini dapat disadari untuk direnungkan. Namun, dalam kasus seperti Marissa-Anissa, salahkah yang hidup itu menolong yang hidup? Rustam F. Mandayun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus