Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sabu atau methamphetamine (metamfetamin) adalah stimulan kuat dan sangat adiktif yang dapat memengaruhi sistem saraf pusat. Bahkan, sabu juga dapat mengancam nyawa seseorang. Sabu dapat digunakan dengan beberapa cara, yaitu dihisap, dihirup, disuntikkan, atau dikonsumsi secara oral dan sering dicampurkan dengan zat lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seseorang yang menggunakan sabu mungkin mengalami perasaan euforia, kewaspadaan, dan energi yang meningkat untuk sementara. Sebab, sabu dapat meningkatkan jumlah dopamin dan bahan kimia alami di otak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nantinya, dopamin ini akan terlibat dalam gerakan tubuh, motivasi, dan penguatan perilaku yang bermanfaat. Kemampuan obat untuk melepaskan dopamin tingkat tinggi dengan cepat di area otak sangat memperkuat perilaku penggunaan obat sehingga membuat pengguna ingin mengulangi pengalaman tersebut, sebagaimana tertulis dalam nida.nih.gov.
Sabu tidak hanya mengubah cara kerja otak, tetapi juga mempercepat sistem tubuh ke tingkat yang berbahaya dan terkadang mematikan. Itulah akibatnya sabu dilarang dikonsumsi oleh sebagian besar negara, termasuk Indonesia.
Bahaya Penggunaan Sabu
Adapun, bahaya mengonsumsi sabu digolongkan menjadi dua kategori, yaitu bahaya jangka pendek dan jangka panjang.
1. Jangka Pendek
Meskipun seseorang hanya mengonsumsi sabu dalam jumlah kecil, tetapi dapat pula menyebabkan efek kesehatan yang berbahaya dalam jangka pendek. Bahaya kesehatan mengonsumsi sabu dalam jangka pendek adalah sebagai berikut:
- Peningkatan tekanan darah dan suhu tubuh
- Pernapasan lebih cepat
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Kehilangan nafsu makan, gangguan pola tidur, atau mual
- Perilaku tidak menentu, agresif, mudah tersinggung, atau kasar.
2. Jangka Panjang
Merangkum samhsa.gov, penggunaan sabu kronis dapat menyebabkan banyak bahaya kesehatan dalam jangka panjang yang merusak organ, meskipun seseorang tersebut telah berhenti menggunakan sabu. Berikut adalah bahaya kesehatan jangka panjang mengonsumsi sabu, yaitu:
- Kerusakan permanen pada jantung dan otak
- Tekanan darah tinggi sehingga menyebabkan serangan jantung, stroke, dan kematian
- Kerusakan hati, ginjal, dan paru-paru
- Kecemasan, kebingungan, dan insomnia
- Paranoia, halusinasi, gangguan suasana hati, delusi, atau perilaku kekerasan (gejala psikotik terkadang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah mengonsumsi sabu)
- Rasa gatal yang tak tertahankan sehingga menyebabkan luka kulit akibat garukan
- Osteoporosis prematur
- Masalah gigi yang parah.
Selain itu, penggunaan sabu secara terus-menerus juga menyebabkan perubahan dalam sistem dopamin otak yang berhubungan dengan berkurangnya koordinasi dan gangguan pembelajaran verbal. Pada sebuah penelitian terhadap pemakai sabu dalam jangka panjang, perubahan parah juga memengaruhi area otak yang berkaitan dengan emosi dan memori.
Kondisi ini menjelaskan ada banyaknya masalah emosional dan kognitif yang terlihat pada seseorang ketika menggunakan sabu. Meskipun beberapa dari perubahan otak ini dapat pulih setelah berhenti menggunakan narkoba jenis sabu selama satu tahun atau lebih, tetapi perubahan lain mungkin tidak pulih bahkan setelah jangka waktu lebih lama.
Pilihan Editor: Bukan Hanya Ammar Zoni Selebritas Terjerat Narkoba Lebih dari Satu Kami, Siapa Lagi?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.