BANYAK orang cantik. Rasanya, tak sulit menebak apakah si cantik itu operasi plastik atau tidak. Tapi, tatkala soal begini menjadi pembicaraan ramai, karena kasus Klinik Asih Trisna itu, si cantik operasi plastik pada tutup mulut. Nyonya Dewi Soekarno, misalnya, "Setengah hari saya berpikir keras, menimbang-nimbang apakah saya menerima wawancara TEMPO atau tidak." Syukurlah, Dewi akhirnya bersedia menerima wartawan TEMPO Mohamad Cholid, Senin malam lalu. Ketika usia 10 tahun, Dewi, yang saat itu bernama Naoko Nemoto, terjatuh di taman belakang rumahnya di Distrik Minatoku, Tokyo. Mukanya terantuk sebatang bambu. "Untung, tidak mengenai mata saya," cerita Dewi. Tapi yang tak beruntung, pangkal hidung sebelah kanannya benjol dan membekaskan parut. Ketika Dewi disunting Bung Karno, benjolan itu tentu masih ada. Toh Dewi tetap yakin, ada sesuatu yang mengganjal kecantikannya. Maka, di tahun 1970-an -- Dewi tak ingat persisnya -- ia ketemu dokter ahli bedah plastik Trouque di Paris Dokter ini pernah menangani kecantikan Elizabeth Taylor dan Sophia Loren. "Setelah saya berkonsultasi dengan Dokter Trouque, saya merasa yakin operasi itu akan menghilangkan benjolan di muka saya. Dokter Trouque bisa menjelaskan secara detail semua yang akan dilakukannya," cerita Dewi. Sebelum itu, tak kurang dari 10 dokter bedah di Paris, London, dan Jepang dimintai nasihatnya oleh Dewi, tetapi ia tak kunjung yakin. Operasi dilakukan di luar Paris, hanya berlangsung 40 menit. "Selesai operasi, rasanya, saya terbang, lepas dari beban yang saya alami bertahun-tahun," kata Dewi. Lalu, apa yang didapat dari bedah estetik (Dewi tak mau memakai istilah bedah plastik atau kosmetik) itu cantik saja? "Bedah estetik telah memberi sumbangan penting kepada kemanusiaan. Bedah ini telah menolong banyak orang dari rasa rendah diri dan memberikan dampak psikologis yang positif. Bedah ini menjadikan orang lebih ceria dan terbuka," kata Dewi bersemangat. "Jadi, nilainya lebih besar dari sekadar menambah kecantikan seseorang." Karena itu, Dewi akan melakukan bedah estetik lainnya, nanti. Soal keriput, tentu, perkara usia lanjut. Penyanyi Titiek Puspa, sudah setengah abad lebih usianya, tetapi tampak jauh lebih muda. Apa Mbak Titiek operasi plastik? "Wow, silakan lihat kepala saya. Periksa kalau ada jahitannya," ujar Titiek, bergurau. Ia tak marah, lho. "Sampai hari ini, saya belum memerlukan bedah itu." Lalu, bagaimana Titiek Puspa memelihara tubuhnya, sampai nenek-nenek tetap saja cantik? "Saya merawat tubuh dengan latihan pernapasan, mengatur waktu tidur, posisi tidur, dan senam," katanya lagi. Senam pagi, waitankung, atau senam ala Jane Fonda? "Begini, lho, caranya. Tarik napas dalam-dalam sampai dada terangkat dan perut mengencang. Lalu, semburkan napas dengan mulut dimoncongkan dan pipi digembungkan, sehingga keluar bunyi dan mulut: brut ... brut ... brut ... ," Titiek Puspa berbicara sambil memperagakan senamnya di depan wartawan TEMPO Putut Tri Husodo. Ada resep lain lagi? "Jauhi alkohol. Hentikan merokok. Jangan mikir yang nggak-nggak. Kalau berat badan bertambah, puasa. Ini 'kan juga membantu ketahanan batin," begitu fatwa Titiek. Penyanyi ini mengakui, banyak orang tak percaya kalau dia itu belum pernah berkenalan dengan operasi plastik. "Ketika saya mau dijadikan model promosi jamu, perusahaan itu memeriksa tubuh saya. Mereka akhirnya yakin, saya tak pernah operasi plastik. Saya pun dijadikan model," ujar Titiek lagi. Titiek Puspa yang cantik. Dewi Soekarno juga cantik. Anda meniru siapa? Silakan, operasi plastik atau brut-brut-brut. P.S.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini