Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kisah ujung hidung, pangkal paha ...

Bedah kosmetik sudah mulai dari abad ke-16. baru dalam 25 tahun terakhir ini berkembang dengan pesat. berbagai cara bedah kosmetik, mulai dari mendandani hidung sampai rekonstruksi tulang tengkorak.

21 Maret 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CITRA bedah kosmetik di negeri ini rusak berat. Teknologi bedah kecantikan tiba-tiba jadi menakutkan. Peristiwa tragis yang menimpa Ny. Sri Sulastri memudarkan pesona ilmu bedah yang sempat didambakan banyak orang. Memang, perkembangannya yang luar biasa pesat dalam dekade terakhir telah menguncang hati dan pikiran orang. Tak cuma di Indonesia. Berbagai kasus yang ditimbulkan bedah kosmetik senantiasa riuh-rendah dengan perbedaan pendapat. Para pemuja kecantikan membela, sedangkan pencinta kejujuran mengecamnya sebagai pangkal malapetaka. Kalau sudah begitu, di mana kodrat mengambil tempat? Bedah kosmetik bukan bedah plastik. Bedah kosmetik tampil sebagai cabang yang pesat berkembang ketika para ahli bedah mencampurkan ilmu bedah plastik dengan "ilmu kecantikan". Batasan kedua ilmu "anak-beranak" itu tidaklah tegas, karena bedah kosmetik pada hakikatnya bedah plastik juga. Namun, aspek komersialnya telah membuat dua ilmu serumpun itu jadi terpisah bagaikan bumi dan langit. Bedah plastik, dengan sejarah perkembangan yang jauh lebih panjang, dlkenal sebagai ilmu bedah yang terutama diamalkan untuk mengatasi cacat tubuh. Ahli bedah plastik Buchari Kasim mengisahkan, bedah plastik sudah dikenal sejak tujuh abad sebelum Masehi di India. Ketika itu sudah dikenal pemindahan jaringan yang -- hingga kini masih dipraktekkan -- kini sering disebut sebagai "metode India". Sejak awal perkembangannya sampai kini tujuan bedah plastik hampir tak bergeser mengatasi cacat tubuh. Tapi bedah kosmetik praktis tak lagi berurusan dengan cacat tubuh. Ilmu ini, menurut Buchari Kasim, melayani dambaan akan kecantikan sempurna, yang kata orang tak berbatas. Percobaan awal terjadi pada abad ke-16, di Masa Renaissance di Italia. Kala itu rekonstruksi hidung sudah dilakukan untuk memburu kesempurnaan paras. Sayang, keahlian ini segera dibunuh para rohaniwan karena dianggap melawan takdir. Tapi gaung kecaman dan protesnya masih bergema sampai sekarang. Sekalipun begitu, dengan lebih halus dan berhati-hati, ahli-ahli bedah plastik Jepang mencobanya kembali sesudah Perang Dunia II. Begitu samarnya hingga tak sampai menyebar ke bagian dunia lain. Baru 25 tahun terakhir ini bedah kosmetik berkembang dengan bebas. Tanpa rasa malu dan bersalah ia meninggalkan dunia kedokteran perlahan-lahan. Memang teknik-teknik dasarnya tak berbeda dengan bedah plastik. Bedanya, hampir semua perkembangan bedah plastik dimanfaatkan dan dibelokkan ke tujuan memburu kecantikan. Membentuk jahitan sehalus mungkin, menyimpannya di balik lipatan, memindahkan jaringan, dan yang paling akhir merekonstruksikan tulang, adalah beberapa teknik bedah kosmetik yang amat canggih. Namun, di balik keterampilan menerapkan teknologi itu, kepekaan mencipta telah berperan sama pentingnya. Kreativitas di bidang bedah kosmetik -- kemampuan membentuk hidung yang mancungnya artistik misalnya -- dihargai stimpal dengan kreativitas di bidang manapun. Tak heran kalau kreativitas itu diberi tarif mahal, bahkan tetap dianggap sah kalau harganya gila-gilaan. Bila perkembangan bedah plastik ditandai dengan penaklukan satu per satu cacat bawaan dan akibat berbagai penyakit, bedah kosmetik mencatat perkembangannya lewat penjelajahan semua bagian tubuh yang mengandung sex appeal. Teknik bedah plastik baru "sah" menjadi bagian bedah kosmetik apabila sudah dimodifikasikan menjadi media pencipta keindahan. Maka, bedah kosmetik mempunyai teknologi yang khas. Teknik mendandani hidung yang sudah lama dikenal, dalam bedah kosmetik punya corak khas, yang dikenal sebagai rhinoplasty. Yang sangat dikenal, khususnya di benua Asia, ialah teknik memancungkan hidung menguber "western look". Ahli bedah plastik dr. Sidik Setiamihardja menyatakan, cara yang umum ditempuh adalah mengganjal puncak hidung dengan batang silikon. Yang dilakukan mula-mula adalah membuat sayatan halus tepat pada garis hidung bagian bawah, dan sisi kiri memintas kedua lubang hidung sampai ke bagian kanan. Gumpalan hidung kemudian dikuakkan dan ke dalam bagian yang menganga dimasukkan batang Silikon yang sudah diraut sesuai dengan kemancungan yang dikehendaki. Silikon itu menggantikan fungsi tulang hidung. Setelah posisi yang tepat ditemukan, hidung yang terbelah kembali dipersatukan. Jahitan halus di sejalarkan pada bekas sayatan di lekukan pertemuan hidung dan dataran muka. Di sana jahitan halus tersembunyi dan diakali begitu rupa agar tidak tampak. Mentoplasty atau pembentukan dagu mirip dengan pembentukan hidung yaitu memerlukan batang silikon sebagai pengganjal. Dikenal dua cara untuk menyelipkan lempengan silikon yang sudah dibentuk. Cara pertama dari bawah dagu, cara kedua dengan membuka bagian dalam mulut. Seperti pada tulang hidung, lempengan silikon akan membangun bentuk dagu. Bedah kosmetik lain yang juga "laku "di Asia, khususnya di Taiwan, Jepang, Hong Kong, Singapura, dan juga Indonesia adalah blepbaroplasty. Ini teknik menguakkan mata sipit dengan jalan membangun lipatan pada kelopak mata. Menurut ahli bedah kosmetik dr. Johansyah, operasi ini termasuk ringan. Karena itu, sering merangsang dokter umum bahkan yang bukan dokter untuk melakukannya. Tanpa pengetahuan dasar, pembedahan ini sering dianggap tak mengandung rlslko. Padahal, ada. Lipatan pada kelopak mata, menurut Johansyah, berpangkal pada sejenis serat yang terdapat pada jaringan otot dan berfungsi membuka dan menutup kelopak mata. Pada mata Melayu dan Kaukasia (rumpun Eropa) serat itu pendek dan melekat pada kulit kelopak hingga senantiasa berada pada posisi tertarik. Akibatnya, ujung kelopak mata selalu terlipat dalam keadaan terbuka maupun tertutup. Pada mata Mongol (rumpun ras Cina) serat pembentuk lipatan tadi kendur dan tidak melekat pada ujung kelopak mata. Karena itu, pada kelopak matanya tidak terdapat lipatan. Blepharoplasty pada dasarnya menarik serat pembentuk lipatan dengan membuat sayatan sedalam 3-4 milimeter. Setelah serat ditemukan, dijahitkan pada kelopak mata bagian dalam. "Bagian yang sulit pada operasi ini adalah pencarian serat, karena warnanya keputih-putihan dan licin," ujar Johansyah. Bahayanya, kesalahan menjahitkan serat itu ke kelopak mata bisa mengakibatkan kerusakan permanen karena sulitnya melakukan penjahitan ulang. Operasi kosmetik di sekitar mata yang lainnya adalah membuang kantung di bawah mata yang muncul ketika usia menanjak lanjut. Penyebab terbentuknya kantung adalah mengendurnya kulit, penumpukan lemak, dan jatuhnya gumpalan otot. Pembuangan kantung yang tak diundang itu dilakukan dengan membuat lubang berbentuk segitiga di kelopak mata bagian bawah. Dari lubang itu lemak dikeluarkan, bahkan juga otot yang menggembung. Kulit kemudian ditarik, bagian yang berlebih dibuang, dan sisanya dijahit sehalus mungkin. Blepharoplasty jenis ini menuntut keterampilan membuat jahitan halus karena tak semua jahitan bisa berlindung di balik lekukan. Teknik menarik kulit yang mirip-mirip dengan pembuangan kantung mata adalah face lift. Bedah kosmetik ini sangat populer di kalangan wanita setengah baya yang cemas melihat kulit pipinya mengendur. Penarikan kulit muka ini bergantung bagian kulit mana yang akan dikencangkan. Untuk bagian kening, sayatan dibuat di pertemuan rambut dan kening. Untuk mnenghilangkan keriput leher, sayatan dan penjahitan dibuat di lekukan pertemuan dagu dan leher. Untuk meratakan kulit pipi, pembedahan dilakukan di bagian depan telinga. Penghilangan kerut-kerut wajah di masa kini dapat pula dilakukan dengan sinar laser. Jadi, pembedahan tidak perlu. Sementara itu bila pada pipi diperlukan lesung pipit, otot pipi pada posisi lesung pipit dijahitkan ke bagian dalam mulut. Memperindah buah dada adalah salah satu perhatian utama bedah kosmetik. Menurut dr. Sidik, dikenal beberapa teknik. Yang paling sederhana adalah mastoplasty yaitu usaha mengencangkanan buah dada yang sekaligus bisa menegakkan puting. Pengoperasian dilakukan di bagian sisi buah dada yang berbatasan dengan ketiak. Dari bagian ini kulit buah dada dikurangi, kemudian ditarik hingga puting sampai pada posisi tegak -- dan buah dada menjadi padat. Teknik lain yang lebih sulit adalah membuka bagian bawah buah dada pada pertemuannya dengan dada. Teknik ini disebut augmentation mamaeplasty. Dari bagian yang terbuka ini dimasukkan silikon cair yang dilapisi silikon padat -- agar bentuk dan kelunakannya alamiah. Setelah ganjalan permanen ini berada pada posisi yang baik dan mengoreksi plastisitas buah dada, sayatan kembali ditutup dengan membuat jahitan halus pada lekukan bawah buah dada. Pembentukan buah dada ternyata bermanfaat pula bagi perkembangan bedah plastik untuk mengatasi akibat operasi kanker payudara mastectomy. Pada operasi ini sebelah buah dada sering kali harus diangkat seluruhnya. Augmentation mamaeplasty berupaya memmbesarkan hati para penderita kanker payudara. Banyak di antaranya tak lagi merasa kehilangan. Suction lipectomy atau pembuangan lemak di bagian perut sering kali digabungkan dengan abdominaplasty atau perataan kulit perut. Pembuangan lemak dilakukan dengan membuat sayatan sepanjang 25 sentimeter dari lipatan paha kiri melalui bagian atas (maaf) rambut kemaluan. Dari bagian yang menganga itu lemak dihisap. Setelah lapisan itu hilang, kulit perut ditarik dan dijahit kembali. Vaginoplasty dalam bedah kosmetik termasuk unik. Kendati tekniknya sederhana, operasinya tergolong besar. Menurut Buchari Kasim, pembedahan ini harus dilakukan di ruang operasi yang lengkap -- biasanya di rumah sakit besar -- dengan pembiusan total. "Tekniknya sendiri tidak susah," ujar ahli bedah plastik yang juga pelukis itu. Bagian yang penting adalah transplantasi jaringan di sekitar lubang vagina. Jaringan yang ditransplantasikan diambil dari bagian-bagian yang tersembunyi dan tak mengganggu bila diangkat. "Tapi operasi ini bukan cuma koreksi bagian luar saja seperti penjahitan sobekan pada persalinan," ujar Buchari lagi. Pembedahan dilakukan sampai ke bagian dalam. Inilah pembedahan besar yang mengandung risiko. Pembukaan dilakukan untuk menjahit dan menipiskan dinding uterus agar salurannya tetap merapat ke bagian dalam. "Biarpun mudah, saya tak mau sembarangan melakukan operasi ini," ujar Buchari. "Ini operasi yang sangat mudah dikomersialkan." Operasi besar yang sekaligus tidak sederhana pada bedah kosmetik adalah operasi carniofacial. Ini tak lain adalah rekonstruksi tulang tengkorak. Pembentukan kembali tengkorak dilakukan untuk membangun tulang pipi yang dianggap salah satu pembangkit daya tarik utama pada wajah. Rekonstruksi tengkorak tak lain usaha "mentransplantasikan" tulang dengan memindahkan potongan tulang dari salah satu bagian tubuh ke bagian tertentu pada tengkorak. Pada pemindahan ini tulang yang dimutasikan dipotong kecil-kecil hingga bentuknya bisa plastis bila disusun. Dan serpihan tulang inilah yang ditata seperti menggubah mosaik pada tengkorak yang sebelumnya sudah dipecah-pecah pula susunannya. Menurut Sidik, inilah teknik bedah plastik yang belum sepenuhnya bisa dilakukan di Indonesia. "Hanya beberapa teknik carniofacial yang sederhana yang bisa kita lakukan," katanya, "misalnya pembedahan rahang atas-bawah." Dari segi teknik, bedah kosmetik mungkin sudah mencatat kemajuan yang lumayan di Indonesia. Tapi yang tampaknya masih perlu dikembangkan ialah teknik konsultasi dan mempersiapkan pasien. Terutama dari sisi kejiwaan. Menurut Buchari Kasim, pengubahan wajah senantiasa berkaitan dengan masalah psikologis. "Kita melakukan bedah plastik bukan untuk menjerumuskan pasien," ujarnya. Bila seorang pasien datang dengan harapan keretakan keluarga bisa diatasi dengan reparasi wajah atau tubuh, ahli bedah plastik yang didatangi mesti hati-hati. Menurut Buchari, kepekaannya mendalami jiwa pasien saat itu diuji. "Bila dia menerima, itu namanya menjerumuskan pasien," katanya pasti. Laporan Amir S. Torong (Medan)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus