Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Diabetes Anak: Kenali Risiko Diabetes Melitus di Usia Belia

Selama satu dekade terakhir, terdapat peningkatan signifikan dalam kasus diabetes anak, terutama diabetes tipe 1.

26 Juli 2024 | 07.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes Melitus disingkat DM, populer dikenal diabetes merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Prevalensi penyakit ini terus meningkat setiap tahunnya, menciptakan tantangan besar bagi sistem kesehatan global termasuk naiknya kasus diabetes anak.

DM ditandai oleh sejumlah gejala utama, yaitu sering makan (polifagi), sering minum (polidipsi), dan sering buang air kecil (poliuri). Gejala-gejala ini muncul karena ketidakmampuan pankreas untuk memproduksi cukup insulin, hormon yang sangat penting untuk mengatur kadar glukosa dalam darah. Tanpa insulin yang memadai, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tubuh untuk digunakan sebagai energi, sehingga tetap berada di dalam darah dan menyebabkan hiperglikemia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbagai faktor risiko berperan dalam perkembangan DM. Faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi dua kategori: faktor risiko yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah termasuk gaya hidup, seperti pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.

Pola makan yang tinggi gula dan lemak, serta rendah serat, dapat meningkatkan risiko DM. Demikian pula, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe-2.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Usia tua meningkatkan risiko DM karena fungsi pankreas dan sensitivitas insulin cenderung menurun seiring bertambahnya usia.

Jenis kelamin juga mempengaruhi risiko, di mana laki-laki dan perempuan mungkin memiliki risiko yang berbeda-beda berdasarkan distribusi lemak tubuh dan hormon. Riwayat keluarga yang memiliki DM juga merupakan indikator kuat, mengingat adanya komponen genetik dalam penyakit ini.

Diabetes Anak

Selama satu dekade terakhir, terdapat peningkatan signifikan dalam kasus DM pada anak-anak, terutama diabetes tipe-1. Faktor penyebab DM tipe-1 pada anak-anak meliputi faktor genetik, lingkungan, dan sistem kekebalan tubuh. Pada DM tipe-1, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel beta pankreas yang memproduksi insulin, sehingga menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah.

DM tipe-2 pada anak-anak lebih berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kelebihan berat badan dan obesitas. Kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak seimbang, dan kebiasaan merokok juga menjadi penyebab utama. Anak-anak yang menderita DM tipe-2 mungkin menunjukkan gejala seperti sering makan, minum berlebihan, buang air kecil lebih sering, penurunan berat badan yang tiba-tiba, kelelahan, dan perubahan emosi. Selain itu, komplikasi seperti dehidrasi, syok, dan bau napas berketon dapat terjadi.

Pencegahan Diabetes Melitus

Pencegahan DM, terutama yang disebabkan oleh obesitas, sangat penting dilakukan melalui perubahan gaya hidup sehat. Mengelola berat badan ideal, mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur, menghindari minuman manis dan bersoda, serta berolahraga secara teratur merupakan langkah-langkah pencegahan yang efektif. Mengurangi waktu penggunaan gadget juga penting untuk meningkatkan aktivitas fisik anak-anak.

Pencegahan dan pengelolaan DM tidak hanya melibatkan perubahan gaya hidup, tetapi juga pendidikan dan dukungan dari berbagai profesional kesehatan. Orang tua dan pengasuh perlu mendapatkan edukasi mengenai pentingnya pengawasan kadar gula darah, pola makan yang sehat, dan pentingnya aktivitas fisik. Dukungan dari dokter, ahli gizi, dan pelatih fisik dapat membantu anak-anak yang menderita DM untuk tetap hidup sehat dan berkembang seperti anak-anak pada umumnya.

Kontrol metabolik yang baik adalah kunci untuk mengelola DM dengan efektif. Pengawasan ketat terhadap kadar gula darah sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita DM. Pengobatan yang sesuai, baik melalui obat oral maupun insulin, harus dipantau dan disesuaikan secara berkala oleh dokter. Selain itu, perubahan gaya hidup, seperti diet seimbang dan aktivitas fisik teratur, juga berperan besar dalam menjaga kadar gula darah dalam batas normal.

Dukungan dari berbagai ahli kesehatan, termasuk dokter, ahli gizi, dan pelatih fisik, sangat penting dalam pengelolaan DM. Mereka dapat memberikan panduan yang tepat mengenai pola makan, aktivitas fisik, dan pengobatan yang diperlukan. Program edukasi dan dukungan yang komprehensif dapat membantu anak-anak dan orang tua mereka memahami dan mengelola kondisi ini dengan lebih baik.

DM yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan ginjal, kerusakan saraf, dan gangguan penglihatan. Penyakit jantung dan stroke merupakan penyebab utama kematian pada penderita DM. Tingginya kadar glukosa dalam darah dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan pengerasan arteri (aterosklerosis), yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Kerusakan ginjal, atau nefropati diabetik, terjadi ketika pembuluh darah kecil di ginjal rusak oleh kadar glukosa yang tinggi. Ini dapat menyebabkan gagal ginjal, yang memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal. Kerusakan saraf, atau neuropati diabetik, dapat menyebabkan nyeri, kesemutan, atau mati rasa di tangan dan kaki. Gangguan penglihatan, atau retinopati diabetik, terjadi ketika pembuluh darah di retina mata rusak oleh kadar glukosa yang tinggi, yang dapat menyebabkan kebutaan.

KEMKES | EKA HOSPITAL | RSABHK
Pilihan editor: Kenali Diabetes Pada Anak: Gejala, Penyebab, Risikonya

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus