Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Efek Minuman Berkarbonasi untuk Gigi dan Tulang juga Berat Badan

Minuman berkarbonasi dipercaya bisa meredakan nyeri ulu hati akibat asam lambung. Simak efek minuman berkarbonasi pada gigi, tulang dan berat badan.

1 Maret 2020 | 13.55 WIB

Minuman ringan berkarbonasi.
Perbesar
Minuman ringan berkarbonasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Apakah Anda tahu perbedaan mendasar minuman berkarbonasi dan minuman bersoda? Hal utama perbedaan itu terletak pada kandungannya. Selain karbondioksida, minuman berkarbonasi ini ternyata memiliki sedikit kandungan garam yang membuat rasanya ini sedikit mencolok. Selain itu, minuman berkarbonasi juga memiliki kandungan pH 3-4 yang sedikit asam, meskipun tidak sampai mengganggu keseimbangan pH tubuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, minuman bersoda mengandung karbondioksida dengan campuran gula, asam sitrat, pemanis buatan seperti sirup jagung fruktosa dan kandungan lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Minuman berkarbonasi dipercaya bisa meredakan nyeri ulu hati akibat asam lambung. Karena kandungannya, baik minuman berkarbonasi dan minuman bersoda memiliki dampak yang berbeda, termasuk pada kesehatan gigi, tulang, berat badan, pencernaan, gula darah, dan otak. Simak efeknya pada tubuh.

1. Gigi
Sebuah riset menyebutkan kandungan asam sitrat, karbondioksida dan gula dalam minuman bersoda dapat menimbulkan kerusakan pada gigi. Asam dan gula dalam minuman bersoda disebut dapat merusak enamel gigi. Sementara itu, minuman berkarbonasi yang tanpa gula tidak terbukti dapat merusak gigi.

2. Tulang
Minuman berkarbonasi tidak mempengaruhi kesehatan tulang. Sementara itu, minuman bersoda dengan kandungan asam sitrat, dan cola yang mengandung banyak fosfor dan menurunkan kadar kalsium sehingga berisiko memiliki kepadatan mineral tulang yang lebih rendah.

3. Berat badan
Sebuah riset menyebutkan minuman berkarbonasi dapat menyebabkan rasa kenyang lebih lama ketimbang minuman biasa. Namun, minuman bersoda dengan kandungan gula dapat menyebabkan rasa lapar akibat meningkatnya hormon rasa lapar yang disebut ghrelin. Selain kandungan gula yang dapat meningkatkan kadar lemak jahat, rasa lapar berkepanjangan bisa meningkatkan risiko mengalami obesitas, akibat tidak bisa menahan diri dalam mengonsumsi makanan.

4. Pencernaan
Asam lemak yang terdapat dalam minuman berkarbonasi dapat merangsang reseptor saraf di mulut. Selain itu, sejumlah riset juga menyebut minuman berkarbonasi dapat membantu melancarkan pencernaan.

Minuman berkarbonasi juga memiliki pH yang sedikit asam meskipun tidak sampai mengganggu keseimbangan ph tubuh. Namun, tingkat keasaman ini juga dapat berfungsi meningkatkan aktivitas lambung. Saat aktivitas lambung meningkat, tanpa harus mengganggu fungsi organ lambung, minuman berkarbonasi membantu meredakan nyeri ulu hati akibat asam lambung.

Sebaliknya, kandungan fosfor dalam minuman bersoda dapat mengikat zat kalsium, magnesium, serta seng yang ada di dalam usus halus. Asam fosfor yang mengikat ketiga zat penting tersebut kemudian akan terbuang begitu saja, saat Anda buang air kecil. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami gangguan pencernaan dan masalah penyerapan gizi.

Dampak buruk lain minuman bersoda pada pencernaan yaitu tingginya kandungan gula yang mengganggu penyerapan air di dalam ginjal.

5. Gula darah
Kandungan gula dan pemanis buatan dalam minuman bersoda juga menyebabkan peningkatan gula darah yang bisa memicu diabetes dan tekanan darah tinggi, serta berbagai penyakit, seperti stroke dan jantung. Tak hanya itu, kandungan asam nitrat dan pemanis buatan dalam minuman bersoda juga dapat meningkatkan risiko peradangan.

Sementara itu, minuman berkarbonasi polos seperti air mineral tidak memiliki efek negatif pada gula darah dan tekanan darah.

6. Otak
Kandungan fenilalanin dalam asparatame, pemanis buatan yang banyak ditemukan dalam minuman bersoda juga dapat menyebabkan kerusakan otak.

Mengonsumsi minuman berkarbonasi dan minuman bersoda berlebihan bisa menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan. Jika Anda merasakannya, misalnya sakit perut maupun diare, berkonsultasilah dengan dokter. Selain itu, saat menjalani masa kehamilan, sebaiknya Anda juga bertanya kepada dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi minuman berkarbonasi atau bersoda.

SEHATQ

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus