Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Minuman bersoda banyak digemari orang karena kesegarannya. Namun karena alasan kandungan gula tinggi kerap membuat orang beralih ke minuman soda diet yang diklaim nol gula. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut mengganti minuman bersoda dengan soda diet tidak akan membantu menurunkan berat badan dan justru dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Klaim minuman berkarbonasi itu terbantahkan oleh banyak studi. Para peneliti sepakat diet soda tetap berdampak buruk pada kesehatan karena kandungan pemanis buatan. WHO menyarankan tidak beralih ke pemanis nongula seperti aspartam yang ditemukan pada soda diet dalam upaya menurunkan berat badan atau mencegah penyakit terkait diet seperti diabetes tipe 2. Pemanis nongula populer lain termasuk sakarin dan stevia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebaliknya, orang perlu mempertimbangkan makan makanan dengan gula alami seperti buah serta tetap berpegang pada makanan dan minuman tanpa pemanis. Rekomendasi baru ini didasarkan pada tinjauan bukti sistematis yang menemukan penggunaan zat pemanis nongula tidak memberikan manfaat jangka panjang dalam mengurangi lemak tubuh pada orang dewasa atau anak-anak.
Studi observasi jangka panjang menunjukkan orang yang mengonsumsi banyak gula alternatif berisiko lebih tinggi mengalami obesitas, penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung atau stroke, dan diabetes. Namun, beberapa uji klinis menunjukkan mengganti gula dengan pemanis lain dapat menyebabkan penurunan berat badan tetapi hanya dalam jangka pendek. Ada juga bukti beberapa pemanis mempengaruhi keseimbangan bakteri usus, berpotensi menghambat pencernaan dan penyerapan nutrisi.
Risiko penyakit jantung
Pada 2022, penelitian yang melibatkan 103.000 orang dewasa Prancis menyimpulkan zat pemanis dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan tidak boleh dianggap sebagai alternatif gula yang sehat dan aman. WHO mengeluarkan pedoman tentang asupan gula pada 2015, merekomendasikan orang dewasa dan anak-anak mengurangi asupan gula bebas harian hingga kurang dari 10 persen dari total asupan energi.
Senada dengan WHO, peneliti nutrisi di Institut Quadram di Norwich, Inggris, Dr. Ian Johnson, menganjurkan mengurangi konsumsi produk manufaktur yang mengandung gula bebas seperti minuman yang dimaniskan dengan gula.
“Lebih baik menggunakan buah segar atau olahan ringan sebagai sumber rasa manis dan mungkin dalam jangka panjang untuk mencoba mengurangi rasa manis secara keseluruhan,” katanya.