Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hanny Nilasari dari Kelompok Staf Medis Dermatologi dan Venerologi RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta mengatakan pasien cacar monyet terkadang mengeluhkan kemerahan di perianus disertai nyeri rektum yang biasanya disangka wasir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Laporan terkait Proktitis Mpox ini berupa eritema perianus disertai nyeri rektum hebat dan demam, ini umumnya dilaporkan sebagai komplikasi," katanya dalam webinar yang digelar RSCM dan FKUI, Kamis, 2 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proktitis Mpox merupakan peradangan pada lapisan rektum yang bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang, akibat cacar monyet. Ini berarti, cacar monyet tak hanya terdapat pada kulit tetapi juga area anus dan perianus atau area sekitar masuknya lubang anus sampai di dalam anus yang terkadang luput dari pemeriksaan.
Soal gejala, biasanya diawali nyeri kepala, diikuti demam dan nyeri tenggorokan dan pembesaran kelenjar getah bening. Demam umumnya lebih dari 38 derajat Celcius, diikuti munculnya ruam setelah 1-3 hari. Penampakan ruam berupa ruam merah yang jumlahnya sedikit, tersebar secara regional, misalnya di area lengan, kemudian di area genital, tungkai, dan lainnya.
"Distribusi ruamnya mulai dari area kepala, lebih padat di area wajah dan anggota badan, juga bisa muncul di area telapak tangan dan telapak kaki," papar Hanny.
Ruam ini kemudian diikuti lenting dan bintil dengan nanah di atasnya, kemudian muncul keropeng. Pada saat peralihan dari ruam ke lesi bernanah, pasien umumnya mengalami gejala subjektif berupa nyeri atau gatal. Kemudian saat ada keropeng umumnya rasa gatal yang terasa. Selain pada anus dan perianus, kelainan juga bisa muncul pada area oral dan perioral, lesi di area genital.
Bukan hanya di kulit
Sementara itu dalam webinar yang sama, spesialis penyakit dalam dari RSCM, Robert Sinto, mengatakan cacar monyet juga bisa ditemukan pada organ tubuh lain seperti saluran napas dan sistem saraf pusat.
"Jadi, ini penyakit infeksi yang sifatnya sistemik yang bukan hanya terlokalisir di kulit saja. Makanya, pendekatannya harus multidisiplin, melibatkan berbagai keilmuan," jelasnya.
Robert merujuk data yang menyatakan pada kasus terkonfirmasi, virus penyebab Mpox atau Monkeypox juga bisa ditemukan pada paru sehingga penyakit ini dikatakan dapat bersifat sistemik, terutama pada yang mengalami imunodefisiensi.
Pilihan Editor: Kelompok yang Paling Banyak Tertular Cacar Monyet