Memacu hormon eritropoietin, upaya menunda cuci darah bagi gagal ginjal kronik. PENDERITA gagal ginjal diharapkan bisa sedikit terhibur dengan adanya suntikan baru. Meski baru percobaan dengan menyuntikkan cairan rekombinan human eritropoietin, mereka dapat menunda cuci darah atau mencangkok ginjal -- seperti dipaparkan Dokter Samuel Sihombing serta dua pembicara dari Swiss dan Inggris, dalam kuliah gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Cikini Jakarta, awal Oktober lalu. Penderita gagal ginjal kronik hampir selalu mengalami anemia. Melorotnya produksi butir darah merah itu akibat terhambatnya eritropoietin, hormon yang mengontrol produksi sel darah. Hormon eritropoietin sebagian besar diproduksi oleh ginjal. Problem bagi penderita gagal ginjal kronik biasanya sesak napas, sakit kepala, sukar tidur, atau cepat lelah. Untuk mengatasi anemia akibat ginjal rusak itu, lazim dilakukan cuci darah atau cangkok ginjal. "Tindakan itu bisa ditunda dengan menyuntikkan rekombinan human eritropoietin," kata Dokter Leo Kurniawan, Manajer Kesehatan Janssen Research Council Indonesia, yang mengedarkan obat tadi. Jadi, dengan kondisi ginjal yang berfungsi sekitar 20%, tidak perlu cuci darah. Sebab, hormon eritropoietin masih bisa dipacu memproduksi sel darah merah. Namun, Leo tidak mampu menjelaskan berapa lama pasien boleh menunda. "Penundaan dilakukan dalam keadaan tertentu. Artinya, tidak semua jenis gagal ginjal bisa ditunda dengan obat itu," kata Prof. R.P. Sidabutar kepada Gatot Triyanto dari TEMPO, pekan lalu. Ahli ginjal dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta itu hati-hati menanggapi khasiat rekombinan human eritropoietin. Apalagi obat itu tak bebas dari efek samping. Ini diakui Leo. Pemakaian rekombinan human eritropoietin yang tidak terkontrol bisa menimbulkan hipertensi. "Obat ini semata-mata untuk gagal ginjal yang menyebabkan anemia," katanya. Sedangkan penderita gagal ginjal yang tak hanya mengalami anemia biasanya diikuti pembengkakan organ tubuh, kesadarannya menurun, dan tubuhnya bakal mengalami keracunan. Jadi, obat itu agaknya belum jitu untuk mengobati gagal ginjal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini