Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Hidangan saat lebaran umumnya tinggi kalori, tinggi kolesterol, dan mengandung garam, gula, dan lemak yang banyak. Ditambah hasrat "balas dendam" dengan ingin makan apa saja setelah sebulan puasa. Alih-alih nikmat, pola makan di Hari Raya Idul Fitri kerap menimbulkan ancaman penyakit, seperti kolesterol, hipertensi, dan diabetes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur Omron Healthcare Indonesia, Tomoaki Watanabe mengatakan, masyarakat perlu mewaspadai risiko kesehatan tersebut karena tidak hanya berdampak pada usia lanjut, tetapi juga kalangan muda di usia produktif. Makanan yang tinggi kolesterol memicu penumpukan plak pada pembuluh darah. Akibatnya pembuluh darah mengeras, kaku, dan menyempit.
Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah, jantung dipaksa bekerja lebih keras agar dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh. "Dampaknya adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi," kata Tomoaki Watanabe dalam jumpa virtual Omron Media Briefing pada Rabu, 20 April 2022. "Kami menyarankan rutin memeriksa tekanan darah secara mandiri, khususnya pada saat hari raya untuk mengetahui kondisi tubuh."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hipertensi kerap menjadi alasan seseorang berobat setelah lebaran. Hipertensi menjadi ancaman serius bagi kesehatan yang dapat membahayakan organ vital, seperti jantung, otak, dan ginjal. Menurut WHO, prevalensi hipertensi diperkirakan mencapai 1,28 miliar orang dalam rentang usia 30 sampai 79 tahun.
Di Indonesia, prevalensi hipertensi untuk perempuan usia 30-79 tahun meningkat 12 persen dari 32,4 persen pada 1990 menjadi 44,5 persen pada 2019. Demikian juga laki-laki pada kelompok usia yang sama, meningkat dari 28,7 persen ke 35,9 persen.
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Juwalita Surapsari menyarankan agar menjaga asupan makanan di Hari Raya Idul Fitri supaya terhindar dari berbagai penyakit berbahaya, termasuk hipertensi. Berikut tips tips supaya kesehatan tetap terjaga saat lebaran:
- Memperbanyak asupan buah dan makanan berserat
- Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi, seperti gorengan dan daging merah yang dimasak terlalu lama
- Pilih makanan yang mengandung Omega-3 tinggi, seperti ikan, telur, kacang kenari, dan biji chia
- Jika tidak bisa dihindari, kurangi porsi makanan berkolesterol tinggi dengan memakan hanya satu saja hidangan jenis ini. Misalnya hanya makan opor ayam di hari pertama lebaran, tanpa semur daging, dan rendang pada hari yang sama
- Makan dengan piring kecil
Piring kecil tentunya memuat lebih sedikit makanan dibanding piring besar. Dengan begitu, porsi makan tidak terlalu banyak. Piring kecil juga menimbulkan ilusi bahwa kita sudah memakan satu piring penuh, sehingga mencegah makan berlebihan - Hindari atau kurangi makanan manis berkalori tinggi, seperti aneka kue yang mengandung gula, tepung, dan mentega
- Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung serat larut, seperti wortel, ubi, avokad, brokoli, lobak, apel, dan kacang merah
- Olahraga teratur
Olahraga minimal 30 menit sehari dalam tiga sampai lima kali seminggu - Berhenti merokok
- Memonitor tekanan darah secara teratur
"Penting untuk memantau tekanan darah karena hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala, tetapi bisa berakibat fatal," kata Juwalita. Mengutip WHO, sekitar 46 persen orang dewasa yang mengidap hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya memiliki tekanan darah tinggi.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.