Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Info Hidup Sehat

12 Januari 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Caesar-lah pada Waktunya

BAYI caesar yang lahir sebelum usia matang kehamilan, 39 pekan, berisiko tinggi mengalami gangguan pernapasan. Jika bayi lahir pada usia 37 minggu, risiko gangguan itu dua kali lipat dari yang dilahirkan setelah 39 minggu. Jika bayi dilahirkan pada usia 38 minggu, risikonya menurun setengahnya.

”Selain berisiko mengalami gangguan pernapasan, bayi ini rentan terhadap komplikasi infeksi dan kekurangan gula darah. Akibatnya, bayi harus dirawat di unit perawatan intensif selama lima hari, bahkan lebih,” kata Dr Alan T.N. Tita, anggota tim peneliti National Institute of Child Health and Human Development. Laporan ini diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine, Kamis pekan lalu.

Menurut pengajar di University of Alabama Birmingham itu, penelitian tersebut dilakukan karena kian populernya prosedur caesar sebagai cara memilih tanggal kelahiran. Faktanya, dari penelitian pada 19 rumah sakit di Amerika Serikat, 40 persen dari 1,2 juta ibu hamil memilih tanggal kelahiran itu tanpa memperhatikan masa ideal kandungan. ”Banyak orang menilai usia kelahiran bayi sama saja antara 37 minggu dan 39 minggu. Tapi, menurut saya, sebaiknya menunggu sampai usia normal 39 minggu,” katanya.

Obat Anti-Cemas Bikin Cemas

HATI-HATI menggunakan obat anti-cemas dan obat tidur. Bila Anda mulai merasa nyaman alias bergantung pada obat semacam itu, akibatnya bisa berbalik. Menurut situs medicastore, kewaspadaan Anda akan berkurang, berbicara melantur, serta koordinasi yang buruk, kebingungan, dan melambatnya pernapasan. Bahkan Anda yang semula ingin tidur nyenyak dan tidak cemas malah menjadi depresi dan cemas.

Ditemukan juga beberapa orang yang terus-menerus menggunakan obat itu mengalami hilang ingatan, melakukan penilaian yang salah, tidak dapat berkonsentrasi, dan terjadi pergeseran emosi yang mengerikan. Adapun pecandu yang lebih tua menjadi pikun, berbicara perlahan, serta mengalami kesulitan dalam berpikir dan memahami orang lain. Bila pengguna obat ini terjatuh, bisa menyebabkan patah tulang, terutama tulang panggul.

Pola tidur bisa terganggu pada pecandu yang menghentikan pemakaian obat ini setelah mengalami ketergantungan. Namun, jika menyebabkan tidur, obat-obat ini cenderung mengurangi jumlah tidur atau menimbulkan rapid eye movement, yaitu stadium tidur dengan mimpi yang mengganggu.

Reaksi balik ini berbeda dari orang ke orang, namun lebih berat dan lebih sering terjadi pada orang yang menggunakan dosis lebih besar dalam jangka waktu lama, sebelum pemakaian obat dihentikan. Penghentian obat secara tiba-tiba bisa menyebabkan reaksi yang mengerikan dan bisa berakibat fatal, seperti yang terjadi pada gejala putus alkohol (DTs, delirium tremens). Penderita yang dulunya minum obat dengan dosis delapan kali atau lebih besar daripada resep standar akan mengalami kejang hebat dan bisa berakibat fatal.

Efek lainnya yang bisa terjadi selama putus obat: dehidrasi, mengigau berat (delirium), sulit tidur, kebingungan, serta halusinasi, baik penglihatan maupun pendengaran. Bahkan, dengan pengobatan terbaik pun, selama sebulan atau lebih penderita belum akan merasa normal.

Super-Stetoskop Buat Jantung

INI berita gembira buat penderita penyakit jantung. University College Dublin, Irlandia, menemukan stetoskop untuk mendeteksi jantung lebih akurat. Alat tersebut terdiri dari enam mikrofon—pada stetoskop biasa hanya ada satu—sehingga alat yang bisa dihubungkan ke layar komputer itu bisa mendengar suara jantung lebih stereo.

Penelitian ini, menurut ketua tim peneliti Doktor Scott Rickard, berawal dari seringnya kematian mendadak pada saat pasien baru didiagnosis. Di Republik Irlandia, setiap bulan dua orang berusia di bawah 35 tahun meninggal akibat penyakit jantung. Nah, dengan diagnosis awal yang lebih akurat, kematian mendadak diharapkan bisa dikurangi.

Rickard menyebut perangkat ini ”mendengarkan jantung dengan hati”. Menurut situs BBC Health pekan lalu, alat ini digunakan tim kardiologi Rumah Sakit St. Vincent, Dublin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus